Mediant Global Mandiri merupakan gabungan dari beberapa kumpulan anak muda kreatif yang tergabung dalam : 1. Dian Production dan Chicak Music Studio serta Liar's Colection dan Aristya Colection , Beralamat di : Jln. H. Enang No. 28 Cisalak, Cimanggis Depok. telp: 0218732662
Positive Thinking
Jumat, 30 Desember 2011
Asap Gunung Anak Krakatau capai 25 meter
"Tinggi asap Gunung Anak Krakatau terlihat 25 meter," kata Kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton Tripambudi, Kamis.
Ketinggian asap Gunung Anak Krakatau pada tahun 2011, selama ini paling tinggi mencapai 500 meter.
"Pos Pemantau di Desa Pasauran hanya melihat ketinggian asap Gunung Anak Krakatau paling tinggi mencapai 500 meter," katanya.
Sedangkan untuk warna asap Gunung Anak Krakatau sendiri, menurut Anton, masih sama seperti hari sebelumnya berwarna putih.
"Warna asapnya putih tipis, sama seperti kemarin," ujarnya.
Sementara itu, salah seorang warga, Anyer, Herman, menjelaskan, asap Gunung Anak Krakatau terlihat samar-samar.
"Kalau dari Pantai Anyer sekarang ini, asap Gunung Anak Krakatau tidak nampak jelas, terlihat samar-samar, sama seperti kemarin," katanya.
Dia mengaku, kondisi kegempaan Gunung Anak Krakatau yang naik dari Waspada ke Siaga, berbeda dengan tahun 2010 lalu.
"Kalau tahun sebelumnya, ketika Gunung Anak Krakatau dinyatakan Siaga, kami dapat melihat dengan jelas asap yang keluar dari perut gunung tersebut," katanya.
Kegempaan Gunung Anak Krakatau pada tahun 2010 sangat terasa kegempaan yang dikeluarkan oleh Gunung tersebut, seperti letusan atau dentuman.
"Dentuman yang dikeluarkan oleh Gunung Anak Krakatau menggetarkan jendela kaca rumah warga yang di pesisir," ujarnya.
Bahkan, kata dia, kegempaan Gunung Anak Krakatau di tahun 2010 membuat panik warga, karena seringnya bergetar jendela kaca rumah warga.
"Tahun lalu, rumah saya sering bergetar, akibat kegempaan Gunung Anak Krakatau," katanya.
(ANT-152/R010)
Gunung Anak Krakatau keluarkan gempa hembusan
"Data yang terekam, hembusan pada Rabu 29 Desember 2011 sebanyak satu kali," kata Kepala Pos Pemantau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton Tripambudi, Kamis.
Dia menjelaskan, hembusan yang dikeluarkan oleh Gunung Anak Krakatau, tidak menentu, atau jumlahnya naik turun.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), kata Anton, masih melarang warga untuk mendekat ke lokasi kegempaan sampai radius dua kilometer, karena berbahaya bagi siapapun.
"Rekomendasi yang sudah dibuat oleh PVMBG masih berlaku dan belum dicabut, karenanya semua pihak harus memahami," ujarnya.
Namun demikian, kata dia, pihaknya meminta warga dan nelayan tetap melakukan aktivitas seperti biasa seperti melaut atau mencari ikan. "Sepanjang rekomendasi yang telah di buat oleh PVMBG tidak dilanggar, saya rasa aman," ujarnya.
Terpisah, salah seorang warga Anyer, Herdy, mengaku dirinya tidak merasakan kegempaan Gunung Anak Krakatau "Biasanya ada saja yang kami rasakan, misalnya suara dentuman, tapi sudah lama sekali saya tidak mendengar," katanya.
Menurut dia, kegempaan Gunung Anak Krakatau berbeda dengan tahun 2011. "Kalau tahun lalu kegempaan Gunung Anak Krakatau sangat dirasakan oleh warga, sedikit-sedikit mengeluarkan letusan dan menggetarkan perumahan warga di pesisir pantai," katanya.
(ANT-152/R010)
Senin, 19 Desember 2011
Gunung Anak Krakatau masih keluarkan asap putih
"Ketinggian asap masih sekitar 50 sampai 100 meter yang terkadang tampak dan terkadang tidak," kata petugas pemantau gunung itu, Andi Suardi, di pos pemantau Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Minggu malam.
Kemudian, jumlah kegempaan masih stagnan pada hitungan 500 kali dalam sehari selama empat hari terakhir yang sebelumnya mencapai ribuan kali dalam sehari.
"Kegempaan hanya terjadi dalam beberapa satu menit sekali sedangkan sebelumnya mencapai dua sampai tiga kali dalam semenit," katanya.
Meskipun jumlah kegempaan menurun, ia mengimbau, kepada nelayan atau wisatawan untuk waspada karena peningkatan aktivitas dapat terjadi sewaktu-waktu.
"Gunung itu masih berpotensi mengeluarkan letusan dan erupsi vulkanik," katanya.
Namun, potensi letusan dan erupsi material vulkanik tersebut diperkirakan berkekuatan rendah dan hanya jatuh di sekitar badan gunung itu.
"Nelayan maupun wisatawan diharapkan tetap menjaga jarak aman minimal dua kilometer," imbaunya.
"Tidak ada aktivitas menonjol pada gunung itu dan sampai saat ini Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan statusnya masih siaga," katanya.
Ia juga mengatakan, aktivitas Anak Krakatau memang cenderung fluktuatif dan sulit diprediksikan oleh petugas, namun kemungkinan beberapa hari ke depan masih stagnan dengan kegempaan sekitar 500-an kali.
Ia menambahkan, terkadang gunung itu sulit terpantau dengan visual mata karena kabut tebal menyelimuti sepanjang hari terutama saat curah hujan tinggi di perairan Selat Sunda.
(ANT-048/Z002)
Tambora aman untuk didaki meski berstatus waspada
Gunung yang pernah meletus dahsyat pada 15 April 1918 itu, saat ini masih ditetapkan oleh Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) dalam status waspada setelah selama satu bulan lalu naik menjadi siaga, kata Kepala Pemantau Kegunung Apian di Desa Doro Peti Kecamatan Pekat, Abdul Haris, Minggu.
Dia mengingatkan warga yang selalu merayakan tahun baru di Tambora, untuk tetap hati-hati. "Statusnya sih masih waspada, tapi hal yang membahayakan seperti asap belerang dan gas beracun tidak ada. Asal hati-hati, saya jamin selamat kok," katanya.
Ia menambahkan, dari catatan Seismograf sejak dua bulan terakhir atau paska diturunkan statusnya dari siaga level III ke Waspada level II, tidak tercatat adanya gempa tektonik baik dangkal maupun dalam.
Namun yang perlu diwaspadai oleh pendaki, Gunung Tambora sejak berupa status tersebut kabutnya semakin tebal. Apalagi saat ini didaerah ini hujan mulai melanda.
"Jika sebelumnya pendaki harus turun dan menginap di pos tiga pada pukul 13.00 WITA, kini pukul 10.00 WITA harus sudah turun," katanya.
Gunung Tambora yang memiliki gugusan Kaldera diameter kurang lebih sekitar lima kilo meter itu, memiliki tanah bibir kawah yang labil.
Sementara, kondisi kabut tebal yang menyelimuti puncak Tambora sekitar pukul 11.00 WITA menyebabkan pendaki tidak bisa melihat.
"Jarak pandangnya hanya satu meter saja, sehingga ditakutkan pendaki akan terperosok masuk ke kawah Tambora," katanya.
Gunung Tambora yang berada diantara dua Kabupaten Dompu dan Bima ini, setiap tahunnya selalu menjadi kunjungan wisatawan baik mancanegara maupun lokal.
Bahkan, saat gunung tersebut ditetapkan statusnya siaga, beberapa wisatawan asal Australia berhasil selamat mendaki gunung tersebut.
Selain bisa menikmati terbitnya matahari dari atas puncak Gunung Tambora, pendaki bisanya bisa menikmati suasana alam yang masih banyak dihuni rusa tersebut.
(ANT-232/Y008)
PVMBG: Gunung Anak Krakatau tidak timbulkan gempa
"Kegempaan vulkanik yang terjadi pada Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda tidak timbulkan gempa dan lainnya," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton Tripambudi, Minggu.
Anton Tripambudi menjelaskan, meski tidak menimbulkan gempa dan cenderung aktivitasnya menurun, Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan level III atau Siaga.
"Kami masih menetapkan level Gunung Anak Krakatau Siaga, dan kami melarang warga atau turis untuk mendekat ke lokasi kegempaan pada radius dua kilometer," katanya menambahkan.
Dia menjelaskan, aktivitas GAK berstatus Siaga sejak tanggal 30 September 2011 tidak membahayakan, sepanjang warga atau siapa pun mengikuti rekomendasi yang sudah dikeluarkan oleh PVMBG.
"Kami harap warga juga tidak panik, karena kegempaan yang terjadi pada GAK, selama tidak mendekat pada radius dua kilometer tidak membahayakan," kata Anton menambahkan.
Sementara itu warga di pesisir Pantai Anyer mengaku belum merasa khawatir dengan kegempaan yang terjadi terhadap GAK di Selat Sunda.
"Saya dan keluarga masih merasa nyaman, seperti sebelum Gunung Anak Krakatau ditetapkan kembali level III," kata warga Paku, Anyer, Herman.
Menurut dia, keluarganya sudah terbiasa dengan kondisi kegempaan GAK yang kembali pada level Siaga. "Alhamdulillah, selama level III status GAK tidak terjadi hal yang menakutkan. Dan harapan kami juga pada status kali ini tidak menimbulkan hal yang mengkhawatirkan," katanya menambahkan.
(ANT-152/A011)
Aktivitas gempa Gunung Ijen meningkat
"Status Gunung Ijen meningkat dari Waspada (Level II) menjadi Siaga (Level III) sejak hari ini pada pukul 04.00 WIB," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Ijen, Bambang Heri Purwanto di Desa Taman Sari, Kecamatan Licin, Kabupaten Banyuwangi, saat dihubungi ANTARA.
Menurut dia, berdasarkan pengamatan di PPGA mencatat peningkatan aktivitas gempa tremor dangkal meningkat dari 27 kali menjadi 102 kali, sedangkan gempa vulkanik B meningkat dari lima kali menjadi 49 kali dalam sehari.
"Tanda-tanda peningkatan aktivitas Gunung Ijen sudah mulai terlihat pada saat petugas melakukan pemantauan di kawah, warna air kawah sudah berubah menjadi putih berbuih," paparnya.
Tanda-tandanya sudah mulai terlihat di kawah yakni warna air kawah yang normalnya berwarna hijau berubah menjadi putih berbuih dan mengeluarkan bunyi gemericik.
"Petugas yang berada di sekitar kawah langsung menjadi pusing dan saat ini tidak ada aktivitas burung yang melintas di sekitar kawah seperti pada hari-hari sebelumnya. Itu tanda alam bahwa aktivitas kawah Ijen meningkat," paparnya, menjelaskan.
Ia mengimbau masyarakat baik penambang belerang dan wisatawan tidak melakukan aktivitas dengan radius 1,5 kilometer dari kawah Gunung Ijen, namun masyarakat tidak perlu panik dan tetap waspada.
"Kami sudah menyampaikan peningkatan status itu kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di pusat dan beberapa pemerintah kabupaten (pemkab) di sekitar Gunung Ijen yakni Pemkab Bondowoso, Pemkab Situbondo, dan Pemkab Banyuwangi," katanya, menambahkan.
Bambang juga mengimbau kepada masyarakat yang berada di sekitar aliran sungai Banyupait Banyuwangi untuk waspada dengan perubahan status tersebut, namun warga diminta tetap tenang.
Secara terpisah, Kepala Balai Besar Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jawa Timur III di Kabupaten Jember yang mengelola taman wisata kawah Gunung Ijen, Sunandar Trigunajasa, mengatakan pihak BKSDA sudah menutup taman wisata alam kawah Gunung Ijen sejak Jumat (16/12).
"Penutupan kawasan kawah Gunung Ijen berlaku juga bagi para penambang belerang karena dikhawatirkan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, seiring dengan peningkatan aktivitas gunung api tersebut yang kini statusnya Siaga," tuturnya.
Jumat, 16 Desember 2011
Gunung Anak Krakatau keluarkan asap tebal
Petugas pemantau gunung Anak Krakatau Andi Suardi di Kalianda, di pos pemantau Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan, Kamis, mengatakan, ketinggian hembusan bervariasi antara 50 sampai 100 meter.
Ia menjelaskan, secara umum aktivitas kegempaan gunung itu menurun yang tercatat sebanyak ratusan kali sedangkan sebelumnya sempat mencapai ribuan kali dalam sehari.
"Kegempaan sebelumnya pada kisaran 1.137 kali, kemudian turun 715 kali dan hari ini 515 kali," katanya.
Kemudian, intensitas kegempaan tersebut terjadi tidak serapat sebelumnya yang terjadi hampir dalam satu menit sekali dan sekarang beberapa menit sekali.
Ia menjelaskan, aktivitas gunung itu memang cenderung fluktuatif dan sulit diprediksi dengan peningkatan aktivitas dapat terjadi sewaktu-waktu sesuai tipe gunung itu.
"Kami perkirakan beberapa hari ke depan masih fluktuatif dengan intensitas kegempaan ratusan kali atau dibawah seribu kali per hari," katanya.
Menurutnya, sampai saat ini tidak ada aktivitas menonjol pada gunung setinggi 230 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu baik letusan maupun erupsi material vukanik.
"Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan statusnya masih siaga," katanya.
Ia mengaku, terkadang masih sulit memantau gunung itu melalui visual mata karena diselimuti kabut tebal sepanjang hari dan hujan di tengah laut menghalangi pandangan mata.
Menurut dia, potensi letusan dan erupsi material vulkanik tetap ada meskipun berkekuatan rendah dan hanya jatuh di sekitar badanya untuk membentuk kubah baru sesuai dengan tipe letusan gunung itu.
Ia mengimbau, para nelayan dan wisatawan tetap waspada dengan aktivitas gunung itu meski saat ini kegempaan menurun, karena letusan dalam skala besar dapat terjadi sewaktu-waktu dengan radius aman dua kilometer. (ANT-048/M027)
Selasa, 13 Desember 2011
Gempa di Gorontalo, Lampu Bergoyang dan Jendela Bergetar
Jakarta - Gempa berkekuatan 6,3 skala richter (SR) terjadi di Gorontalo. Gempa dirasakan sekitar 10 detik. Gempa juga sempat membuat kaget warga Kota Gorontalo, termasuk petugas kepolisian di Mapolda Gorontalo.
"Terasa sekitar 10 detik, bikin kaget. Lampu goyang dan jendela bergetar," kata Kabid Humas Polda Gorontalo AKBP Lisma Dunggio saat dihubungi detikcom, Selasa (13/12/2011).
Gempa terjadi pukul 14.52 WIB. Gempa berkekuatan 6,3 SR itu terjadi di lokasi 71 km tenggara Kota Gorontalo. Lisma menjelaskan, Polda Gorontalo belum mendapatkan adanya laporan korban jiwa.
"Belum ada laporan korban luka-luka atau bangunan rusak," jelasnya.
Minggu, 11 Desember 2011
Gunung Gamalama meletus lagi
"Abu vulkanik yang sangat halus sudah menimpa Kota Ternate, " kata Kepala Subbidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api Wilayah Timur, Kristianto, di Ternate, Minggu. Gunung api setinggi 1.700 meter dari permukaan laut dengan postur sangat lancip itu jelas terlihat dari pusat Kota Ternate dan bisa dibilang mendominasi pulau itu.
"Letusan itu terjadi empat kali dimulai pada pukul 17.57 WITA dengan amplitudo 26 mm dan durasi sekitar 15 menit," katanya. Mengikuti letusan-letusan itu, abu hitam kelabu tebal setinggi 1.000 meter kontan terbentuk dari puncak gunung dan condong ke selatan.
Sebagian warga yang tinggi di sekitar kaki Gunung Gamalama seperti Marikurubu dan Moya keluar rumah dan mengantisipasi berbagai kemungkinan dari letusan susulan.
Sementara itu, Humas Pusat Kendali Bencana Alam Kota Ternate, Sutopo Abdullah, ketika dikonfirmasi meminta warga Kota Ternate tidak panik. "Warga Ternate jangan panik, tapi harus tetap waspada dan Pusat Kendali Bencana Alam Kota Ternate pasti akan menyampaikan apa yang harus dilakukan warga," katanya.
Selasa, 06 Desember 2011
Status gunung Sindoro naik menjadi waspada
Petugas Pos Pemantau Gunung Sindoro dan Sumbing di Desa Gentingsari, Kecamatan Bansari, Sumaryanto di Temanggung, Senin, mengatakan berdasarkan keputusan dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi status Gunung Sindoro menjadi waspada pada 5 Desember 2011 pukul 20.00 WIB.
Ia mengatakan, peningkatan status tersebut berdasarkan kenaikan aktivitas gunung yang dipantau secara visual maupun dari rekaman peralatan.
"Kami terus memantau kondisi puncak Sindoro, bahkan pada 26 November dan 2 Desember 2011 kami naik ke puncak untuk melihat langsung Kawah Jolotundo," katanya.
Ia mengatakan, pada pendakian tersebut terlihat bahwa terjadi semburan asap sulfatara cukup banyak dari dinding kawah.
"Kami tidak bisa lagi menghitung titik semburan sulfatara karena sudah menyebar," katanya.
Sumaryanto mengatakan, berdasarkan catatan seismograf pada 3-4 Desember 2011 terjadi peningkatan kegempaan dari hari-hari sebelumnya, terutama vulkanik dangkal.
Ia mengatakan, dengan peningkatan status tersebut semua jalur pendakian ke Gunung Sindoro ditutup.
Gunung Sindoro dengan ketinggian 3.150 meter di atas permukaan air laut ini terakhir meletus pada 1970.
Senin, 28 November 2011
Gempa 5,2 skala richter guncang Ternate
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika, lokasi gempa berada pada 2,3 Lintang Utara, 126,5 Bujur Timur, atau 147 kilometer baratlaut Ternate, Maluku Utara.
Pusat gempa berada pada kedalaman 5 km dan tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami.
Rabu, 02 November 2011
Aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau menurun
"Kegempaan kemarin tercatat 3.716 kali dan sekarang turun lagi menjadi 3.495 kali," kata petugas pemantau GAK, Hamdani, di pos pemantau Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan, Selasa.
Ia mengatakan, sebelumnya kegempaan stagnan pada 6.000-an kali perhari kemudian turun pada hitungan 4.000 kali per hari dan selama dua hari terakhir hanya 3.000-an kali dalam sehari.
"Jumlah kegempaan sebelumnya tiga sampai empat kali semenit kemudian turun menjadi dua sampai tiga kali dalam semenit," terangnya.
Menurut dia, meskipun kondisi cuaca tidak berpengaruh langsung terhadap kegempaan tersebut kemungkinan curah hujan tinggi beberapa hari ini berdampak pada suhu gunung tersebut.
"Pemicu kegempaan karena suhu panas material vulkanik di dalam gunung tersebut," kata Hamdani.
Kesimpulan tersebut, katanya, melihat dari aktivitas Gunung Anak Krakatau meningkat saat pertengahan hingga akhir tahun bersamaan dengan musim panas atau kemarau yang membuat suhu gunung semakin panas.
Ia mengatakan, meskipun kegempaan menurun aktivitas gunung itu masih tinggi dan statusnya menurut Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) masih tetap siaga.
Hamdani mengaku, masih kesulitan memantau GAK beberapa hari ini karena terkadang hanya tampak samar-samat tertutup kabut di Selat Sunda sementara cuaca cenderung berawan dan hujan.
Ia menambahkan, karena aktivitas kegempaan masih dalam kategori tinggi, nelayan dan wisatawan hendaknya menjaga jarak aman sekitar dua kilometer.
(ANT -048/R010)
Minggu, 30 Oktober 2011
pemerintah keluarkan rencana aksi penurunan emisi
"PP (peraturan pemerintah)-nya telah ditandatangani pada 20 September 2011 guna mendorong gerakan penurunan emisi gas buang," kata Kepala Biro Humas dan Tata Usaha Pimpinan Bappenas, Maruhum Batubara, pada forum grup diskusi tentang hemat energi, yang diselenggarakan Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Jakarta, Jumat.
Ia mengatakan, sesuai PP tersebut pemerintah pusat dan daerah, serta kementerian dan lembaga, mendapat tugas dalam rencana aksi nasional penurunan emisi gas rumah kaca.
PP tersebut, kata dia, merupakan upaya dan tekad pemerintah Indonesia untuk memenuhi janji menurunkan emisi gas rumah kaca pada 2020 sebesar 26 persen dengan usaha sendiri dan 41 persen dengan bantuan internasional.
Rencana Aksi Nasional Penurunan Gas Rumah Kaca (RAN-GRK) tersebut, lanjut dia, meliputi bidang pertanian, kehutanan dan lahan gambut, energi dan transportasi, industri, serta pengolahan limbah.
PP itu juga memerintahkan gubernur untuk menyusun rencana aksi daerah penurunan gas rumah kaca (RAD-GRK) paling lambat 12 bulan setelah keluarnya PP tersebut, dan menyampaikannya ke Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Ka Bappenas dan Mendagri.
Menteri dan pimpinan lembaga diminta menyampaikan pelaksanaan RAN-GRK ke Menko Bidang Perekonomian, dan Menko diwajibkan melapor kepada Presiden mengenai pelaksanaan RAN-GRK paling sedikit satu tahun sekali.
Wakil dari Direktorat Konservasi Energi Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM, Maryam, mengatakan, pada Agustus pemerintah mengeluarkan Inpres Nomor 13 Tahun 2011 tentang Penghematan Energi Air, yang menginstruksikan lembaga pemerintah pusat dan daerah melakukan langkah dan inovasi dalam penghematan energi dan air.
"Target Inpres tersebut adalah penghematan listrik sebesar 20 persen, penghematan BBM bersubsidi sebesar 10 persen, dan air 10 persen. Diharapkan dengan Inpres tersebut pegawai negeri menjadi pelopor penghematan energi dan air," katanya.
Untuk itu, kata dia, pemerintah juga membentuk tim nasional penghematan energi dan air.
Asap Gunung Anak Krakatau daya tarik wisatawan
"Saya datang ke Pantai Anyer untuk berlibur. ternyata sekarang bisa melihat wujud Gunung Anak Krakatau (GAK) dan asapnya," kata salah seorang wisatawan dari Tangerang, Miko Haikal, di Pantai Patra Sambolo, Anyer, Sabtu.
Dia menjelaskan, pemandangan GAK yang mengeluarkan asap dari perutnya jarang terjadi terlihat dari pesisir pantai Anyer. "Ini pemandangan langka setelah GAK kembali ditetapkan statusnya menjadi siaga dari waspada. Karena jarak dari pantai Anyer ke GAK sangat jauh, mencapai puluhan kilo meter," katanya.
Ia menyatakan, ingin lebih jelas melihat kegempaan yang terjadi pada GAK sehingga harus mendekat dengan menyewa kapal. "Kalau ingin jelas, memang harus menyeberang mendekat ke lokasi GAK," katanya.
Senada diakui oleh Mirna Wati. Perempuan paruh baya ini merasa terpuaskan dengan dapat melihat wujud dan asap GAK yang menjulang tinggi. "Saya datang ke Pantai Anyer memang hanya ingin mandi dilaut bersama anak dan cucu. Tapi begitu dapat melihat asap GAK, saya benar-benar senang," katanya
Apalagi katanya, pemandangan dan fenomena kegempaan gunung tersebut akan dibuatkan cerita kepada cucunya yang masih duduk di bangku sekolah dasar.
"Cucu saya tadi sepertinya senang melihat ada asap keluar dari gunung, karena selama ini dia melihat hal itu di televisi. Dan katanya ia akan ceritakan itu ke teman-temannya di sekolah," katanya.
Pantauan di lapangan, meski wujud GAK tidak begitu jelas terlihat dari pesisir Pantai Anyer, namun kepulan asap yang menjulang tinggi ke atas, nampak jelas terlihat berwarna kelabu kehitam-hitaman. (ANT-152/Z002)
Kamis, 27 Oktober 2011
Kegempaan Gunung Anak Krakatau 4.088 kali
"Belum ada letusan atau erupsi material vulkanik dari gunung tersebut," katanya di pos pemantau Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.
Ia mengatakan kegempaan ini menurun pada kisaran 4.000 kali per hari dalam dua hari terakhir.
Sebelumnya, menurut dia, kegempaan antara 6.000 sampai 6.500 kali, yang bertahan selama sepekan. Ini merupakan kegempaan paling banyak selama aktivitasnya meningkat dalam beberapa bulan ini.
"Gunung Anak Krakatau masih tetap mengeluarkan asap tipis seperti hari-hari sebelumnya, meski kegempaan tinggi," kanya.
Menurut dia, meskipun kegempaan menurun dalam dua hari terakhir, namun aktivtas dapur magma masih tinggi, karena gunung ini belum mengeluarkan material vulkanik.
Ia mengatakan dalam waktu dekat gunung itu diprediksikan akan erupsi, dan ini sudah menjadi tipe gunung tersebut. "Anak Krakatau mempunyai karakter memperbesar diri dengan muntahan material vulkaniknya," katanya.
Andi mengatakan nelayan yang beraktivitas hendaknya tetap menjaga jarak aman dengan radius dua sampai tiga kilometer dari Gunung Anak Krakatau.
Menurut dia, dalam beberapa pekan terakhir gunung ini sulit terpantau secara visual, karena cuaca berawan yang selalu menyelimuti perairan Selat Sunda.
Kepada warga yang tinggal di daerah terdekat dengan gunung tersebut diminta tidak perlu cemas, karena masih cenderung aman. "Aktivitas gunung ini memang cenderung fluktuatif, atau naik turun, dan sulit diperkirakan perubahan aktivitasnya," katanya.
(ANT-048/M008)
Minggu, 23 Oktober 2011
Gempa 7,6 SR Landa Timur Turki
Ankara - Gempa besar mengguncang bagian timur laut Turki. Gempa berkekuatan 7,6 SR tersebut terjadi di 35 Km timur laut Kota Van, Turki.
Gempa terjadi pukul 10.41 Waktu setempat dengan kedalaman 94,5 Km. Demikian lansir US Geological Survey dan dikutip reuters, Minggu (23/10/2011).
Belum diketahui dampak dari peristiwa alam tersebut. Tidak ada pula peringatan potensi terjadinya tsunami yang dikeluarkan oleh badan geologi AS tersebut.
Van adalah kota di Turki yang dekat dengan perbatasan Iran.
Korban Tewas Gempa Turki Diperkirakan 500-1.000 Orang
Ankara - Gempa besar yang mengguncang timur laut Turki menyebabkan jatuhnya korban jiwa. Observatorium Gempa Kandilli memperkirakan 500-1.000 orang tewas akibat gempa tersebut.
Gempa sebesar 6,6 SR itu menghentak timur Provinsi Van. US Geological Survey menyebut gempa itu berkekuatan 7,6 SR dan terjadi di kedalaman 94,5 Km.
"Kami memperkirakan ratusan orang meninggal. Bisa 500-1.000 orang," kata Direktur Observatorium Kandilli, Mustafa Erdik, seperti dikutip reuters, Minggu (23/10/2011).
Pejabat di Kantor Perdana Menteri Turki membenarkan gempa yang terjadi pada pukul 10.41 waktu setempat itu menyebabkan kematian warga. Di samping itu, beberapa bangunan juga dilaporkan roboh digoyang gempa.
Deputi PM Turki, Besir Atalay, menambahkan, setidaknya 10 bagunan di Kota Van serta 25-30 bagunan di dekat distrik Ercis hancur.
Sementara reporter reuters di Hakkari, kota yang berjarak 100 Km selatan Van, melaporkan, gempa terasa cukup kuat di tempatnya berada. Dia dapat merasakan gedung bergoyang selama kurang lebih 10 detik.
Namun, tidak ada korban jiwa di Hakkari.
Dua gempa besar pernah melanda Turki pada tahun 2009 lalu. Gempa tersebut menyebabkan 20,000 warga Turki meninggal dunia.
Penambangan nikel ancam kawasan hutan konservasi
Mahasiswa penggiat lingkungan yang tergabung dalam Green Student Movement Sultra, milisi mahasiswa rakidal dan lembaga bantuan hukum Buton Raya menyampaikan keprihatinan di gedung DPRD Sultra.
"Ada apa PT Bumi Buton Delta Megah masih melakukan kegiatan penambangan, padahal bupati Buton sudah mengeluarkan surat penghentian sementara kegiatan usaha karena melalaikan beberapa kewajiban," kata orator wanita Lansi (20).
Pada tanggal 26 September 2011 Bupati Buton Syafei Kahar (sekarang mantan Bupati Buton, red) menerbitkan surat penghentian sementara kegiatan usaha PT Bumi Buton Delta Megah karena melalaikan kewajiban sebagaimana tercantum dalam izin usaha pertambangan.
PT Bumi Buton Delta Megah yang mengantongi izin usaha diatas lahan seluas 675 hektare berada dalam kawasan hutan produksi yang berbatasan dengan kawasan suaka margasatwa Lambusango yang memiliki luas 27.700 hektare.
Pada areal pertambangan ini terdapat aliran sungai Lambusango yang merupakan sumber utama air bersih bagi masyarakat setempat.
Dalam pernyataan sikap pengunjukrasa yang pulang dengan kekecewaan karena tidak satu pun anggota dewan yang menemui mereka menuliskan bahwa PT Bumi Buton Delta Megah melanggar UU nomor 17 tahun 2008 tentang Pelayaran.
"Dinas Perhubungan Sultra harus melakukan investigasi karena kegiatan pengangkutan atau pengapalan nikel PT Bumi Buton Delta Megah tidak didukung sarana pelabuhan khusus," kata koordinator lapangan Sabaruddin La Ure.
(S032)
Kemenhut perkenalkan mikoriza percepatan rehabilitasi hutan
Kepala Bidang Pengembangan Data dan Tindak Lanjut Penelitian Konservasi dan Rehabilitasi Badan Litbang Kementrian Kehutanan Republik Indonesia, Didik Purwito, Sabtu, di Gorontalo mengatakan bahwa kerusakan hutan pasca pertambangan banyak terjadi dan membutuhkan solusi yang tepat.
Untuk menjawab itu maka Kementrian Kehutanan Republik Indonesia mencoba untuk mengembangkan sebuah tekhnologi baru terkait dengan persoalan rehabilitasi hutan pasca pertambangan.
"Yang sudah berhasil dikembangkan saat ini kita namakan dengan tekhonologi Biorehabilitasi Mikoriza," ujar Didik.
Dia menjelaskan, dasar pokok dari pengembangan Jamur Mikoriza tersebut adalah simbiotik mutualisme yang merupakan kerja sama saling menguntungkan antara tanaman hutan sebagai inang dan mikroba tanah.
Sistem kerja dari simbiotik mutulisme adalah inang dalam pertumbuhan hidupnya mendapatkan sumber makanan lebih banyak dari dalam tanah dengan bantuan penyerapan lebih luas dari organ-organ mikroba.
"Dengan kata lain, karena hanya inang yang berfotosintesa maka sebagai imbalannya mikroba tanah mendapatka aliran energi untuk hidup dan berkembang biak," kata Didik.
Dia mengemukakan, jamur mikoriza mampu memacu pertumbuhan banyak jenis tanaman kehutanan dan pertanian sehingga proses rehabilitasi bisa lebih menghemat waktu.
Saat ini kata Didik, jamur mikoriza baru diperkenalkan dan akan digunakan oleh sejumlah perusahaan pertambangan yang ada di Indonesia.
Kamis, 20 Oktober 2011
Diduga Benda Luar Angkasa Jatuh di Nunukan
TRIBUNNEWS.COM,NUNUKAN - Benda luar angkasa yang belum diketahui jenisnya jatuh di Nunukan, Kalimantan Timur, Selasa malam dan Rabu (19/10/2011) subuh tadi.
Benda yang jatuh tersebut menyisakan serpihan batu dan sebuah kubangan melingkar rapi berdiameter sekitar 2 meter dengan kedalaman lebih satu meter.
Di dinding kubangan terlihat seperti bekas pahatan yang begitu rapi. Kubangan itu terlihat sangat jelas sejak siang ini saat air laut surut.
Kubangan yang berada di pinggir pantai berlumpur liat, di sekitar Ruko Tanah Merah, Kecamatan Nunukan itu menjadi tontonan ribuan warga.
Untuk menjaga agar lubang tersebut tidak rusak, polisi memasang garis polisi sekitar lubang. Sejumlah Polisi dan anggota TNI serta Satuan Polisi Pamong Praja tampak berjaga di sekitar kubangan.
Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Nunukan Taruna Mona yang ditemui Tribun Kaltim.Co.Id, di lokasi menyebutkan, secara kilas mata kubangan itu menunjukkan bekas tempat jatuhnya benda angkasa.
“Apakah dia meteor atau bekas satelit tentu perlu melihat dan menggali lagi,” ujarnya.
Serpihan dan kubangan itu, menurutnya, perlu menurunkan tim dari Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).
Selasa, 18 Oktober 2011
Efek rumah kaca dan dampak terhadap lingkungan
Perubahan cuaca secara ekstrim terjadi akibat dampak pemanasan global yang lebih disebabkan faktor peningkatan emisi karbon akibat pembakaran bahan bakar fosil, menimbulkan kecenderungan terhadap efek gas rumah kaca.
Negara-negara industri maju dan berkembang, dituntut untuk melakukan aksi nyata pengurangan emisi karbon dan kecenderungan peningkatan efek rumah kaca.
Protokol Kyoto merupakan sebuah persetujuan internasional mengenai pemanasan global. Negara-negara yang menyetujui untuk menerapkannya, dituntut berkomitmen untuk mengurangi emisi atau pengeluaran karbon dioksida dan lima gas rumah kaca lainnya, atau bekerja sama dalam perdagangan emisi yang telah dikaitkan dengan pemanasan global.
Melalui Protokol Kyoto diprediksi akan mengurangi rata-rata cuaca global antara 0,02 derajat celcius dan 0,28 derajat celcius pada tahun 2050.
Sementara, pemerintah Indonesia menargetkan hingga 2020 penurunan gas karbon dan emisi gas rumah kaca dapat mencapai 26 persen, guna menanggulangi penyebab kerusakan Ozon.
Dari 26 persen upaya penurunan gas karbon dan emisi gas rumah kaca, 14 persen diantaranya dilakukan melalui reboisasi dan pencegahan menurunnya luas hutan secara signifikan.
Selanjutnya, enam persen upaya penurunan gas karbon dan emisi gas rumah kaca, dilakukan melalui kebijakan untuk mengefesiensikan penggunaan energi yang tidak dapat terbarukan dengan konsep pembangunan rumah atau gedung yang banyak masuk cahaya, sehingga penggunaan listrik dapat dihemat.
Enam persen lagi upaya penurunan dampak emisi gas karbon melalui pengolahan limbah domestik, limbah cair dan B3 (bahan berbahaya dan beracun).
Menurut Guru Besar Ilmu Lingkungan Universitas Negeri Padang Prof. Dr. Eri Barlian, M.Si perubahan suhu secara kasat mata memang tidak dapat dilihat namun dapat dirasakan pengaruhnya terhadap lingkungan sekitar.
"Suhu semakin panas, terik matahari di siang hari yang menyengat. Terkadang di siang hari sengatan matahari begitu terik, di sorenya tiba-tiba saja hujan lebat mengguyur. Inilah yang disebut dengan cuaca ekstrim, yang melanda sebagian besar belahan dunia, termasuk Indonesia yang merupakan efek rumah kaca tersebut," katanya di Padang, Minggu.
Di Sumatera Barat yang 80 persen kawasannya adalah perbukitan dan hutan tropis, efek rumah kaca juga telah dirasakan sejak lima tahun terakhir.
Ia menjelaskan, efek rumah kaca merupakan istilah atau dalam bahasa inggris disebut dengan "green house effect". Istilah itu berasal dari pengalaman para petani yang tinggal di daerah beriklim sedang, yang memanfaatkan rumah kaca untuk menanam sayuran dan juga bunga-bungaan.
Mengapa para petani menanam sayuran di dalam rumah kaca? Karena di dalam rumah kaca suhunya lebih tinggi dari pada di luar rumah kaca, katanya.
Suhu di dalam rumah kaca bisa lebih tinggi, karena cahaya matahari yang menembus kaca akan dipantulkan kembali oleh benda-benda di dalam rumah kaca sebagai gelombang panas yang terperangkap dan tidak bercampur dengan udara dingin di luar ruangan.
"Dari pengalaman para petani itulah dikaitkan dengan apa yang terjadi pada bumi dan atmosfir, sehingga muncullah istilah efek rumah kaca," katanya.
Lapisan atmosfir paling bawah (troposfir) adalah bagian yang terpenting dalam kasus efek rumah kaca. Sekitar 35 persen dari radiasi matahari tidak sampai ke bumi. Sisanya yang 65 persen masuk ke dalam troposfir.
Dari 65 persen cahaya matahari yang ada di troposfir sekitar 51 persen radiasi sampai ke permukaan bumi. Radiasi yang diterima bumi, sebagian diserap oleh tumbuhan, tanah dan air laut dan sebagian dipantulkan.
"Radiasi yang diserap dipancarkan kembali dalam bentuk sinar inframerah," katanya.
Sinar inframerah yang dipantulkan bumi kemudian diserap oleh molekul gas yang antara lain berupa uap air atau H20, CO2, metan (CH4), dan ozon (O3). Sinar panas inframerah ini terperangkap dalam lapisan troposfir dan oleh karenanya suhu udara di troposfir dan permukaan bumi menjadi naik.
"Dari kondisi itu maka terjadilah efek rumah kaca. Sementara gas yang menyerap sinar inframerah disebut Gas Rumah Kaca," katanya.
Menurut dia, efek rumah kaca itu sangat penting karena jika tidak ada efek rumah kaca, maka suhu rata-rata bumi bisa mencapai minus 180 derajat celcius. Jadi dengan adanya efek rumah kaca menjadikan suhu bumi layak untuk kehidupan manusia.
Suhu meningkat panas yang terjadi saat ini diakibatkan meningkatnya konsentrasi gas rumah kaca secara global akibat kegiatan manusia terutama yang berhubungan dengan pembakaran bahan bakar fosil (minyak, gas, dan batubara) seperti pada pembangkitan tenaga listrik, kendaraan bermotor, AC, komputer, memasak termasuk pembakaran lahan dan hutan.
"Hal tersebut merupakan penyebab dominan pemanasan global yang terjadi saat ini," katanya.
Pengurangan dampak negatif
Menurut Koordinator Pusat Studi Lingkungan Wilayah I Sumatera Prof Dr Ir Nasfryzal Carlo MSc, ancaman tersebut sudah dirasakan dengan fakta-fakta menunjukan bahwa, pertama, es di kutub utara dan selatan telah mencair sehingga menambah volume dan permukaan air laut yang akhirnya membawa dampak banjir rob tanpa turunnya hujan.
"Fakta kedua, pola hujan berubah-ubah; dulu guru kita mengajarkan bahwa musim hujan dimulai pada September hingga Maret dan musim kemarau pada April-Agustus. Tetapi, kini pada bulan yang berakhiran `ber` beberapa tempat tidak terjadi hujan bahkan terjadi musim kemarau sehingga masyarakat sulit mencari air," katanya.
Ia menyebutkan, dari hasil penelitian ditemukan bahwa musim kemarau mengalami percepatan 40 hari dan musim hujan mundur sampai 40 hari.
Artinya, kemarau menjadi lebih lama 80 hari dan musim hujan berkurang 80 hari. Dengan demikian, prediksi kedatangan musim hujan ataupun kemarau sulit ditentukan, dan mengakibatkan kerugian bagi petani akibat tidak tepatnya dalam penentuan musim tanam.
"Fakta ketiga, sering terjadinya gelombang El Nino dan La Nina," katanya.
El Nino menyebabkan kekeringan dan suhu yang lebih panas dan terjadinya serangan gelombang panas. Sedangkan La Nina merangsang peningkatan curah hujan di atas normal, katanya.
Fakta lain, lanjut dia, mencairnya gletser-gletser sebagai cadangan air dunia. Terakhir, perubahan iklim juga dituding sebagai penyebab berkembangnya serangga ulat bulu (desiciria inclusa) di Probolinggo yang juga sudah sampai di Sumbar.
Menurut Nasfryzal Carlo yang juga Direktur Pascasarjana Universitas Bung Hatta Padang, ada enam gas yang dinyatakan sebagai gas rumah kaca dengan kondisi berbeda memerangkap panas dan meningkatkan suhu udara, samudera, dan permukaan bumi.
Polutan pertama adalah karbondioksida (CO2) dari pembakaran batu bara untuk listrik dan pemanas, pembakaran produk dari fosil seperti bensin, solar, bahan bakar pesawat pada kegiatan transportasi dan industri.
"CO2 juga berasal dari akibat perubahan tata guna lahan yang disebabkan karena kebakaran hutan, pembukaan hutan akibat eksplotasi dan eksplorasi dalam pertambangan," katanya.
Penyebab kedua adalah metana yang dibuat manusia dari aktivitas pertanian, kotoran ternak, penanaman padi, dan dari limbah organik di tempat pembuangan sampah.
"Jelaga atau karbon hitam yang berasal dari pembakaran kayu, kotoran hewan dan sisa-sisa tanaman pangan untuk memasak dan pabrik batu bata menjadi penyebab ketiga pemanasan global," katanya.
Penyebab keempat, lanjut dia, berasal dari bahan-bahan kimia khloroflorokarbon (CFC) yang banyak dijumpai pada peralatan pendingin (kulkas, AC) dan tabung penyemprot parfum.
Karbon monoksida dan senyawa organik yang mudah menguap volatile organic compound (VOC) merupakan penyebab pemanasan global kelima.
Karbon monoksida, katanya, paling banyak dihasilkan dari knalpot mobil-mobil dan motor di jalan raya. VOC berasal dari proses-proses industri dunia.
Penyebab terakhir adalah nirus oksida yang berasal dari proses pertanian yang mengandalkan pupuk nitrogen atau pupuk amonia yang berbahan dasar kimia.
Sabtu, 15 Oktober 2011
Abu vulkanik Gunung Marapi jangkau Sungaipuar
Abu yang disemburkan gunung yang memiliki ketinggian 2.891 meter di atas permukaan laut (mdpl) ini dapat terlihat bekasnya di jemuran atau dedaunan.
Warga Jorong Kubu Sawah Ruciang, Nagari Sungaipuar, Mak Sima, menyebutkan, kain yang dia jemur di halaman rumah diselimuti abu vulkanik sejak Sabtu pagi sekitar pukul 10.00 WIB.
"Beberapa minggu yang lalu, abu dari Gunung Marapi juga menyelimuti kain yang dijemur warga," katanya.
Warga lainnya, Yulia Ningsih menyebutkan, abu vulkanik dilihat menempel di sepeda motor yang dia pakir di luar rumah.
"Abu berwarna kehitam-hitaman itu menempel di motor saya," katanya.
Dia menyebutkan, sebelum abu vulkanik menyelimuti motor didengarnya suara letusan yang berasal dari arah Gunung Marapi.
"Sekitar 15 menit setelah letusan, terlihat abu menempel di motor. Ketika dilihat ke arah puncak gunung, tidak terlihat karena tertutup kabut asap," ucapnya.
Ia mengemukakan, gumpalan asap hitam sering terlihat dari kawah gunung pada pagi hari sejak gunung itu mengeluarkan abu vulkanik sebulan yang lalu, tapi abu vulkanik tidak pernah sampai ke Sungaipuar.
Petugas pengamatan Gunung Marapi Badan Geologi dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BGPVMB) Bukittinggi, Warseno, membenarkan Gunung Marapi mengeluarkan abu vulkanik.
Menurut dia, sebaran abu vulkanik telah menjangkau beberapa kabupaten/kota di Sumatera Barat, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpanjang.
"Kita mengingatkan agar masyarakat yang berada di sekitar kawasan Gunung Marapi meningkatkan kewaspadaan," katanya.
BGPVMB masih menetapkan status waspada level II kepada Gunung Marapi. Masyarakat dan para pendaki dilarang melakukan pendakian sampai tiga kilometer dari puncak.
Gunung Marapi mengalami peningkatan aktivitas pada tanggal 3 Agustus 2011 sekitar pukul 09.00 WIB dan sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang mencapai 1.000 meter dan menjangkau ke sejumlah daerah di Sumbar, seperti Agam, Tanahdatar, Padangpariaman, Padangpanjang. (*)
Kamis, 13 Oktober 2011
Sehari, Gempa 10 Kali Guncang Bali
MANGUPURA – Bali diguncang gempa Kamis (13/10) kemarin siang hingga sore. Tak tanggung-tanggung, gempa terjadi hingga 10 kali dari gempa pertama pada pukul 11.16 Wita dengan kekuatan 6,8 Skala Richter (SR). Hingga yang terakhir pukul 15.52 Wita dengan kekuatan 5,6 SR.
"Sudah 10 kali gempa. Sampai saat ini, yang 5,6 SR itu yang terakhir," kata Kepala Bidang Informasi dan Data Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah VIII di Tuban, Badung, Endro Tjahjono kepada Radar Bali (JPNN Grup) Kamis (13/10) petang.
Menurut Endro, gempa pertama terjadi pukul 11.16 Wita di lokasi 9,89 LS, 114.53 BT, atau 143 kilometer barat daya Nusa Dua dengan kedalaman 10 kilometer. Kata dia, gempa susulan terus terjadi dalam waktu yang tidak beraturan. Namun di lokasi yang berdekatan. Walau demikian, pukul 15.52 Wita dengan kekuatan 5,6 SR kembali mengguncang di lokasi 9,76 LS, 114,53 BT atau 131 kilometer badat daya Nusa Dua.
"Jaraknya masih berdekatan," terang dia.
Endro menjelaskan, meski masyarakat Bali begitu merasakan guncangan hebat, gempa ini tidak menimbulkan gelombang tsunami. Dikatakan, terciptanya gelombang tsunami harus memenuhi empat syarat, yakni gempa terjadi di laut, berupa gempa dangkal, patahan vertikal, dan kekuatan gempa di atas 7 SR. Nah, untuk gempa ini, syarat pertama sampai ketiga sudah terpenuhi. Namun, masih beruntung karena kekuatan gempa itu hanya 6,8 SR. Sehingga, sejumlah sirine tsunami yang di pasang di sejumlah pesisir Badung tidak dibunyikan.
"Untung saja satu syarat (terjadinya tsunami, Red) tidak terpenuhi. Yaitu kekuatannya tidak sampai 7 SR," jelasnya.
Walau tidak sampai menciptakan gelombang tsunami, Endro mengatakan gempa ini mengakibatkan banyak kerusakan. Dijelaskan, bila dihitung dengan skala Modified Mercally Intensity (MMI), maka Kawasan Kuta dan Denpasar mendapat guncangan paling kuat. Yakni antara IV-V MMI. Sedangkan, semakin jauh dari episentrum gempa, getarannya semakin melemah. Seperti di Nusa Tenggara Barat, gempa di Nusa Dua itu hanya sekitar III-IV MMI atau seperti getaran truk besar lewat. Gempa ini juga dirasakan di sejumlah kota di Jawa Timur termasuk Madura maupun Jawa Tengah dan Jogjakarta dengan skala MMI yang berbeda-beda.
"Getarannya berbeda-beda. Di Kuta antara IV sampai V MMI. Sampai Lombok melemah hanya III sampai IV MMI," jelas dia.
Secara kasat mata, gempa di barat daya Nusa Dua ini mengakibatkan banyak kerusakan. Bahkan, gedung kantor BBMKG di Jalan Raya Tuban, Kuta ini mengalami kerusakan. Temboknya retak-retak, kaca jendela retak, dan plafon di lantai 2 ambruk.
Walau demikian, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) IGN Adnyana menyebutkan hanya wilayah Kuta yang sedikit mengalami kerusakan. Bahkan, di kawasan Nusa Dua yang paling dekat dengan pusat gempa dinyatakan bebas dari kerusakan ataupun korban.
"Tidak ada yang mengalami kerusakan berat," kata Adnyana.
Jelas saja, pernyataan Adnyana ini bertolak belakang dengan fakta di lapangan. Sebab, pantauan koran ini dan data yang dihimpun dari Bidang Linmas Kesbangpolinmas Badung, serta sejumlah sumber menyebutkan bahwa kerusakan banyak terjadi di hampir seluruh kecamatan di Badung.
Di Kuta Selatan, Lurah Benoa Wayan Solo menyebutkan kalau parba padmasana di Pura Puja Mandala jatuh dan menimpa lampu penerangannya. Selanjutnya, di Kuta sejumlah gedung perbelanjaan, perkantoran, sekolah, dan lainnya rusak berat. Bahkan, di pusat perbelanjaan Carrefour di Jalan By Pas Sunset Road rusak berat hingga ada salah satu pengunjungnya yang terjun dari lantai atas. Wilayah kecamatan lain, baik Kuta Utara, Mengwi dan Abiansemal banyak rumah dan gedung rusak, termasuk pura. (selengkapnya lihat data)
Gempa yang terjadi di siang bolong ini tentu membuat masyarakat panik. Siswa di sejumlah sekolahan lari tunggang-langgang begitu gempa terjadi. Di gedung perkantoran juga demikian. Bahkan, para warga yang sedang mengikuti program E-KTP (KTP elektronik) dibuat panik.
"Sempat panik juga. Tapi pelayanan E-KTP kami lanjutkan setelah kami rasa aman," kata Camat Kuta Selatan Wayan Wijana.
Kepanikan juga terjadi di Pantai Kuta. Sejumlah wisatawan yang sedang berjemur atau duduk-duduk di pantai dibikin kaget dengan guncangan hebat. Sontak, mereka berdiri dan saling bertanya. Yang sedang mandi di pantai pun bergegas naik ke pasir.
"Memang sampai mengagetkan. Tapi wisatawan kembali seperti biasa. Tidak ada himbauan untuk meninggalkan pantai," jelas Ketua Satgas Pantai Kuta IGN Tresna. (yor)
KamGempa 6,8 SR di Bali Turis Asal Jepang Luka Ringan
JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengatakan, tidak ada korban yang meninggal akibat gempa 6,8 SR di Bali.
"Hanya 43 orang luka ringan, tiga orang cedera kepala, satu patah tulang, 39 luka ringan. Semua dirawat di RS Sanglah Kota Denpasar. Sebagian sudah dibawa pulang rumah masing-masing," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB, Sutopo Purwo Nugroho kepada JPNN, Kamis (13/10).
Gempa yang terjadi pada pukul 10.16 WIB dengan lokasi 9.89 LS - 114.53 BT (143 KM Barat Daya Nusa dua Bali) juga mengakibatkan kerugian material di antaranya, delapan unit rumah, tujuh kantor pemerintah daerah, satu rumah sakit, dua pura, 12 sekolah, serta satu fasilitas umum/hypermarket mengalami rusak ringan.
"Kerusakan tersebut tersebar di Denpasar, Gianyar, Bangli, Badung, Tabanan, dan Jembrana," ujar Sutopo.
Bahkan kata Sutopo para murid dan guru yang tengah melakukan kegiatan belajar-mengajar juga menjadi korban gempa. Di beberapa sekolah seperti, SMK I Sidareja, 12 murid dan tiga guru luka ringan, serta 25 murid dan empat guru di SMK 2 Denpasar mengalami hal serupa.
"Semua murid sekolah di Denpasar dipulangkan pasca gempabumi. Dilaporkan terdapat 1 orang warganegara Jepang yang luka ringan dan tidak sampai dirujuk ke rumah sakit di Gianyar," jelasnya.
Dikatakan Sutopo, gempa yang terjadi tidak hanya dirasakan di Provinsi Bali, tetapi juga sampai terasa ke empat provinsi yang berdekatan dengan pulau Bali. "Getaran dirasakan hampir seluruh Bali, dan sebagian Jawa Timur, Lombok, NTB dan NTT," tandas Sutopo. (kyd/jpnn)
19 bangunan rusak akibat gempa
Kepala BPBD Kota Denpasar Sudana Satri Graha mengatakan, hasil pengecekan menunjukkan ada delapan gedung sekolah yang rusak, namun yang terparah yakni gedung sekolah milik SMKN 2 Denpasar.
"Yang paling parah dialami SMKN 2 Denpasar, hampir semua genteng atap rontok," katanya.
Gempa tersebut berpusat di laut sekitar 143 km barat daya Nusa Dua Bali dengan kedalaman 10 kilometer.
Bangunan yang rusak tersebut yakni delapan sekolah, gedung DPRD Kota Denpasar, gedung Monumen Perjuangan Rakyat Bali, Museum Alam Puri Penatih, Pos Pemadam Kebakaran Juanda, Satu Rumah sakit, dan enam rumah milik warga yang ada di empat kecamatan di Kota Denpasar.
"Semuanya mengalami kerusakan pada tembok dan gentingnya berjatuhan," ujarnya.
Sekda Kota Denpasar AAN Rai Iswara, usai meninjau lokasi kerusakan juga para korban luka yang dirawat di RSUP Sanglah, menggelar rapat koordinasi dengan BPBD, PU, KesbangLinmaspol, Seluruh Camat, Disnakertransos, Disdikpora.
"Kami sudah meminta seluruh SKPD di Kota Denpasar untuk melakukan tanggap darurat. Semua potensi yang ada harus dikerahkan untuk meringankan korban gempa," katanya.
Pemerintah Kota Denpasar juga segera melakukan perbaikan gedung-gedung sekolah yang rusak melalui Dinas Tata Ruang dan Perumahan Kota Denpasar.
"Kami juga sudah perintahkan mulai besok sekolah-sekolah yang mengalami kerusakan segera diperbaiki sehingga kegiatan belajar mengajar tidak terganggu," ujarnya.
Selain berjanji untuk membatu perbaikan bangunan yang rusak, Pemkot Denpasar juga akan menanggung biaya pengobatan dan perawatan para korban gempa di Kota Denpasar.
"Kami memang ada dana khusus tanggap darurat, yang akan kami gunakan untuk membantu para korban. Kami juga sudah berkoordinasi dengan pihak rumah sakit Sanglah untuk teknis penanganan dana yang dibutuhkan," kata Wakil Wali Kota Denpasar IGN Jaya Negara seusai menjenguk korban gemba di RSUP Sanglah Denpasar.
BMKG: Bali diguncang 10 kali gempa susulan
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar Wayan Suwardana menyatakan, sejak gempa berkekuatan 6,8 pada skala Richter (SR) Kamis pukul 11.16 Wita, wilayah Bali diguncang 10 kali gempa susulan hingga sore hari.
"Berdasarkan pantauan kami sampai saat ini sudah terjadi 10 kali gempa susulan. Akan tetapi, yang guncangannya sangat terasa pada gempa susulan ke-10," kata Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Wayan Suwardana ketika dihubungi ANTARA.
Suwardana menjelaskan, gempa susulan ke-10 itu terjadi pada pukul 15.52 Wita dengan kekuatan 5,6 SR.
Lokasi gempa susulan ke-10 itu berada pada 9,76 derajat Lintang Selatan dan 114,53 derajat Bujur Timur atau tidak jauh dari gempa yang terjadi pada pukul 11.16 Wita.
"Sama seperti gempa utama, gempa susulan itu tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami," ujarnya kembali menandaskan.
Suwardana menambahkan, saat ini pihaknya terus memantau perkembangan dan kondisi terakhir kegempaan.
Namun hingga berita ini ditulis, pihaknya belum mendapatkan laporan, apakah telah terjadi gempa susulan lagi atau tidak.
Terkait kondisi air laut di wilayah selatan Pulau Bali yang meninggi, menurut dia, bukan disebabkan terjadinya gempa yang membuat panik masyarakat setempat.
"Penyebab tingginya air laut di wilayah tersebut kemungkinan karena faktor angin yang kencang serta cuaca," kata Suwardana.
Sementara, gempa susulan ke-11 sempat dirasakan para penumpang di ruang tunggu terminal keberangkatan domestik Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Tuban, Kabupaten Badung.
Meskipun penumpang di terminal ruang tunggu sempat heboh, namun mereka tidak panik sehingga tidak sampai mengacaukan sistem pemeriksaan terhadap penumpang di bandara tersebut.
Bali Gempa 6,8 SR, Kedalaman 10 Km
VIVAnews - Gempa berkekuatan 6,8 skala richter mengguncang Pulau Dewata. Gempa besar itu berpusat di kedalaman 10 kilometer dari permukaan laut.
Informasi yang dilansir Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan bahwa gempa berkekuatan 6,8 SR terjadi sekitar pukul 10.16 WIB di Nusa Dua, Bali, Kamis 13 Oktober 2011.
Episentrum gempa diketahui berada di lokasi 9.89 Lintang Selatan dan 114.53 Bujur Timur. Pusat gempa berada pada jarak 143 kilometer arah Barat Daya, Nusa Dua, Bali.
Belum diketahui adanya data korban jiwa, kerusakan atau korban luka akibat gempa ini. Juga belum ada informasi akan adanya gelombang tsunami atau tidak.
Tanggal 10 Maret 2011 lalu, Bali juga pernah dilanda gempa. Skalanya saat itu 6,6 Skala Ricther. Gempa pada Maret lalu itu membuat sejumlah wisatawan panik. Getaran gempa saat itu terasa hampir satu menit.
"Tidur seperti digoyang-goyang," kata Nur Farida Ahniar, wartawan VIVAnews.com yang tengah berada di kawasan Nusa Dua, Bali, Jumat, 10 Maret 2011 dini hari. Nur mengisahkan bahwa sesudah bangun, ia melihat
kaca-kaca di kamar hotel bergetar.
Lemari kayu berbunyi derit. Sejumlah penghuni hotel juga berlari keluar. Namun, setelah getaran hilang, mereka segera masuk kembali ke hotel.
Meteor Hantam Atap Rumah Warga
Martine Comette, 32 tahun, sang pemilik rumah, kemudian menghubungi Alain Carion, seorang ahli mineral untuk menginvestigasi batu aneh yang belum pernah dilihat sebelumnya itu.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Carion, ternyata penyebab kerusakan atap rumah keluarga Comette itu merupakan meteorit berbobot sekitar 100 gram dan diperkirakan berusia 4,57 miliar tahun.
“Ini sangat langka. Kita hanya kejatuhan sekitar 50 meteor di seluruh Prancis selama empat abad terakhir,” kata Carion, seperti dikutip dari Guardian, 11 Oktober 2011. “Kami belum pernah menemukan kejadian seperti ini di dalam radius 80 kilometer dari Paris,” sebutnya.
Meteorit yang ditemukan itu sendiri adalah chondrite, semacam batu ruang angkasa dan merupakan bentuk meteorit yang paling umum. Ia terbentuk dari debu yang mengawali lahirnya sistem tata surya kita.
Dari kompisisi mineral yang dimiliki oleh meteorit yang jatuh di Prancis tersebut, diperkirakan batu tersebut berasal dari sabuk asteroid yang ada di antara Mars dan Jupiter.
Selasa, 11 Oktober 2011
Gunung Marapi masih keluarkan asap
Pantauan ANTARA Senin malam asap hitam yang keluar dari gunung yang memiliki ketinggian 2.891 meter dari permukaan laut (mdpl) ini jelas terlihat di Nagari Sungaipuar, Kabupaten Agam.
Yulia Ningsih, warga Sungaipuar, mengatakan, asap hitam yang dimunculkan gunung berlangsung cukup lama.
"Gumpalan asap itu membubung tinggi dari puncak gunung. Gumpalan asap itu terlihat jelas karena cuaca malam ini sangat cerah," katanya.
Ia menambahkan, gunung tersebut pada Minggu (9/10) pagi juga mengeluarkan asap hitam dengan ketinggian sekitar 50 meter. Kemudian pada Minggu malam sekitar pukul 21.00 WIB gunung tersebut kembali menyembur asap hitam.
"Gempa vulkanik dibandingkan beberapa hari sebelumnya mulai berkurang. Setidaknya terjadi kegempaan sebanyak 14 kali, baik gempa tremor dan gempa embusan," kata petugas Badan Geologi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (BGPVMB), Warseno.
Dia menyebutkan, meski aktivitas vulkanik mulai menurun, namun letusan mengalami peningkatan, yaitu 111 kali dari tanggal 1 - 8 Oktober 2011.
"Letusan Gunung Marapi menyemburkan abu vulkanik menuju Tenggara atau ke daerah Pariangan dan Simabur, Kabupaten Tanahdatar," katanya.
Letusan gunung secara kualitas masih sama dibandingkan beberapa hari sebelumnya, dengan ketinggian berkisaran 100 - 600 meter.
Penurunan aktivitas vulkanik Gunung Marapi tersebut, belum disertai penurunan status waspada level II yang sudah ditetapkan sebelumnya.
Masyarakat tetap dilarang untuk mendekati gunung sampai radius tiga kilometer dari puncak.
"Masyarakat yang tinggal di sekitar kaki gunung tidak usah khawatir gunung akan meletus, karena kondisi gunung belum menunjukkan tanda-tanda ke arah itu," katanya.
Salah satu gunung api aktif di Sumbar ini telah mengalami peningkatan aktivitas sejak 3 Agustus 2011 sekitar pukul 09.00 WIB.
Gunung ini sempat mengeluarkan abu vulkanik berbau belerang berketinggian 1.000 meter dan menjangkau sejumlah daerah di Sumbar, seperti Agam, Tanahdatar, Padang Pariaman, dan Padangpanjang. (ANT-205/Z002)
Menteri LH minta perusahaan terapkan "green economy"
"Efek kerusakan lingkungan dari setiap kegiatan perusahaan terutama industri pasti ada. Namun hal tersebut bisa diminimalkan bila seluruh perusahaan mau melaksanakan konsep ekonomi hijau," kata Meneg LH di Bandara Hang Nadim Batam setelah meninjau beberapa kawasan industri bersama Kepala Badan Pengusahaan (BP) Batam, Sabtu
Menurut Gusti, ekonomi hijau atau pengimbangan laju ekonomi dengan upaya konservasi lingkungan alam dan melahirkan paradigma ekonomi yang memasukkan aspek lingkungan ke dalamnya dapat mengurangi efek buruk dari kegiatan industri perusahaan yang bisa menurunkan kualitas udara dan kerusakan ekosistem alam.
"Dengan penerapan ekonomi hijau, efek industri yang mengancam lingkungan dan manusia bisa ditekan sehingga kerusakan lingkungan mampu diminimalkan," tambah dia.
Kebanyakan negara dan pemangku kepentingan, kata Menteri, meyakini bahwa ekonomi hijau adalah solusi bagi masalah kerusakan lingkungan serta dapat membawa kehidupan dan peradaban global menjadi lebih baik, berkeadilan, sejahtera, dan berkesinambungan.
"Konsep ekonomi hijau dilaksanakan untuk mendukung pembangunan nasional yang bersifat pro-lapangan kerja, pro-pertumbuhan dan pro-lingkungan", kata Menlh Gusti.
Pemanfaatan dan eksploitasi sumber daya alam yang tidak diimbangi oleh upaya konservasi yang mengatasnamakan kesejahteraan hidup manusia tampaknya mulai menampilkan dampak negatif terhadap keberlangsungan lingkungan hidup, kata menteri.
"Hal ini tidak hanya mengancam keberlangsungan lingkungan alam, tetapi juga keberlangsungan hidup manusia sendiri," ucap Gusti.
Isu pemanasan global dan perubahan iklim hanyalah sebagian dari sekian banyak isu lingkungan yang perlu diperhatikan yang tidak hanya bersifat lokal tetapi global.
Gusti mengatakan, konsep ekomomi hijau yang diterapkan di Indonesia tersebut pernah disampaikan dalam pertemuan Menteri Lingkungan Hidup Global ke-56 di Kenya pada Februari lalu yang diikuti 52 Menteri Lingkungan Hidup seluruh dunia.
"Konsep ekonomi hijau juga ditujukan untuk mencapai target pertumbuhan berkelanjutan sebesar tujuh persen dan penurunan emisi karbon 26-40 persen pada 2020," kata menteri.
Kepala BP Batam, Mustofa Wijaya berharap imbuan menteri tersebut bisa diterapkan sehingga kerusakan lingkungan bisa dicegah.
Senin, 12 September 2011
BMKG Bengkulu prakirakan kemarau berakhir pertengahan September
"Berdasarkan pemantauan kami peralihan musim kemarau ke penghujan di daerah ini diprakirakan terjadi pada pertengahan September 2011," kata Kepala Seksi Observasi dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pulau Baai Bengkulu, Sudiyanto, Minggu.
Ia menjelaskan, beberapa hari terakhir telah muncul awan jenis Comulus Nimbus atau awan jenis rendah yang bisa memicu terjadinya turun hujan dalam beberapa hari ke depan.
"Selain itu, saat ini suhu di permukaan laut pantai barat Sumatera di Provinsi Bengkulu tergolong panas yakni di atas 37 derajad Celcius sehingga mendukung munculnya awal jenis Comulus Nimbus sebagai pemicu turunnya hujan," katanya.
Berdasarkan pantauan BMKG Pulau Bai Bengkulu dalam empat hari terakhir, sudah terjadi hujan lokal dengan intensitas rendah antara 0 hingga 20 milimeter per hari di beberapa wilayah daerah ini.
"Hujan lokal hanya berlangsung beberapa menit saja dengan intensitas rendah antara 0 hingga 20 milimeter per hari," katanya.
Bila musim hujan telah tiba pada pertengahan hingga akhir September 2011, ia memperkirakan curah hujan yang terjadi masih dalam intensitas rendah dan sedang.
"Curah hujan dengan intensitas sedang yakni 20 hingga 50 mili meter per hari. Meski intensitas curah hujannya rendah dan sedang, namun masyarakat harus mewaspadai angin kencang serta petir," katanya.
Ia menjelaskan, angin kencang dan petir yang terjadi pada pertengahan hingga akhir September 2011 diperkirakan akan muncul secara tiba-tiba serta membahayakan keselamatan jiwa penduduk.
"Saat terjadi angin kencang dan petir, masyarakat diminta tidak berada di lapangan terbuka serta berteduh di bawah pohon yang rawan roboh. Karena angin kencang bisa memicu terjadinya gelombang laut di pantai Bengkulu hingga di atas tiga meter, kepada para nelayan disarankan untuk berhati-hati bila mencari ikan di laut," katanya.
Sementara itu, akibat musim kemarau, ratusan hektare sawah di Kota Bengkulu terancam gagal panen akibat kurangnya pasokan air yang mengairi areal persawahan daerah itu.
"Dari 1.536 sawah yang sudah ditanami didaerah ini sebanyak 246,75 hektare atau 16,06 persen sudah mengalami kekeringan dan terancam gagal panen apabila hujan tidak turun dalam dua minggu ke depan," kata Kepala Dinas pertanian dan peternakan Kota Bengkulu Arif Gunadi,
Lokasi sawah yang terancam gagal panen tersebut berada di Kecamatan Gading Cempaka seluas 41,5 hektare, Sungai Serut seluas 97 hektare dan Muara Bangkahulu seluas 108,25 hektare. Tanaman padi yang mengalami kekeringan dan terancam gagal panen tersebut rata-rata berusia 1,5 bulan.
"Jika dalam satu minggu ini masih ada hujan yang turun maka para petani masih bisa memanen hasil padi mereka mencapai 70 persen dari keseluruhannya, namun bila tidak turun hujan dipastikan ratusan hektare tanaman padi akan gagal panen," katanya. (ANT-213/Z002/K004)
Minggu, 11 September 2011
Waspadai Angin Puting Beliung
Namun, di beberapa wilayah seperti Bogor bagian utara, tengah, selatan dan barat, lalu Purwakarta utara bagian tengah, Indramayu selatan bagian timur serta Cirebon utara dan selatan, masih berada di atas normal. Artinya, beberapa daerah ini masih akan merasakan guyuran hujan dengan intensitas tinggi. “Pada dasarnya curah hujan di sebagian wilayah Bogor masih di atas normal, tapi sebagian lagi sudah mulai kering,” kata dia.
Leny mengatakan, hal-hal yang menimbulkan potensi kekeringan di antaranya, kondisi defisit curah hujan, masa puncak musim kemarau dimana curah hujan berada di bawah normal, permulaan musim kemarau lebih maju dari rata-rata, daya tampung waduk menurun, serta petani lebih memaksakan menanam padi dengan melakukan illegal pumping. “Kondisi kering yang berkepanjangan ini berpotensi menyebabkan bencana kebakaran,” terangnya.
Menurut Leny, pada musim kemarau ini Stasiun Klimatologi Dramaga juga mengimbau masyarakat Bogor untuk mewaspadai bahaya puting beliung yang bisa terjadi kapan saja. Ia mencontohkan puting beliung pada Rabu (7/9) di Bogor bagian tengah. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa angin tersebut terjadi di bawah awan Cumulonimbus (Cb). Angin terjadi dalam waktu singkat antara tiga hingga lima menit dengan kecepatan mencapai 40-50 km/jam. Angin bersifat lokal dan luasannya sekitar sepuluh kilometer.
Awan Cb, imbuhnya, dapat menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai kilat atau petir dan angin kencang. Berdasarkan citra satelit pada Rabu (7/9), pukul 16:00 hingga 20:00, terjadi pertumbuhan awan Cb disekitar Bogor. “Masyarakat harus mewaspadai puting beliung dengan mengenali tanda-tandanya,” terangnya.
Puting beliung dapat diketahui dengan memperhatikan tanda-tanda sebelum kemunculannya. Dapat dipastikan, sehari sebelum kemunculannya, udara pada malam hari hingga pagi panas atau pengap dan gerah. Sekitar pukul 10:00 pagi, terlihat tumbuh awan Cb berlapis-lapis. Di antara awan tersebut, ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepi sangat jelas berwarna abu-abu dan menjulang tinggi seperti bunga kol sayuran.
Untuk mengetahui kedatangan puting beliung juga bisa dengan mengamati dahan dan ranting pepohonan di sekitar. Jika dahan bergoyang cepat dan terasa ada sentuhan udara dingin, ada kemungkinan puting beliung akan menyerang. Namun, sebelumnya ditandai dengan hujan deras secara tiba-tiba, serta sambaran petir yang cukup keras. Puting beliung lebih sering terjadi pada siang hari dengan kecepatan 30 hingga 40 knots serta berdurasi singkat. (ful/rur/ric)
Selasa, 06 September 2011
Gempa Aceh 6,7 SR, Warga Mengungsi ke Bukit
Rabu, 24 Agustus 2011
Gempa 5,9 SR Guncang AS, Bandara JFK Ditutup
New York - Gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter (SR) melanda wilayah Virginia, Amerika Serikat. Gempa juga menggetarkan kota Washington DC, New York dan sepanjang pantai timur Amerika Serikat.
Menurut Foxnews, Rabu (24/8/2011), gempa membuat beberapa gedung-gedung penting di Amerika dievakuasi. Termasuk gedung FBI, US Capitol, dan Pentagon.
Bahkan bandara John F Kennedy yang berada di kota New York juga ditutup karena guncangan gempa tersebut. Foxnews mengabarkan seluruh petugas yang bekerja di menara kontrol bandara JFK, dievakuasi karena takut terjadi sesuatu yang tidak diinginkan. Guncangan juga membuat pejabat Pentagon hingga pegawai yang tinggal di gedung berlarian.
Sebelumnya, badan Survei Geologi Amerika Serikat (AS), USGS, menjelaskan gempa yang menghantam kota Virginia berada pada kedalaman 3,7 mil dan berjarak sekitar 83 Km dari ibu kota Amerika Serikat, Washington DC.
Kamis, 18 Agustus 2011
PMI siagakan relawan gunung berapi
Jakarta (ANTARA News) - Palang Merah Indonesia (PMI) menyiagakan 152 relawannya untuk merespon kemungkinan dampak peningkatan aktifitas enam gunung berapi di Indonesia, yaitu Gunung Marapi dan Kerinci (Sumatera), Soputan, Lokon dan Karangetan (Sulawesi) serta Gunung Papandayan (Jawa Barat).
"Para relawan diturunkan dari PMI Kabupaten Padang Pariaman, PMI Kota Pariaman, PMI Kota Bukit Tinggi, PMI Kabupaten Agam, PMI Kabupaten Tanah Datar, PMI Kabupaten Kayu Aro dan PMI Kabupaten Kerinci" kata Kepala Markas PMI Provinsi Sumatera Barat Hidayatul Irwan ketika dihubungi dari Jakarta, Selasa.
Irwan menjelaskan ratusan personil ini merupakan anggota Satgana (Satuan Penanggulangan Bencana), relawan KSR (Korps Sukarela) yang mayoritas adalah mahasiswa dan SIBAY (Siaga Bencana Berbasis Masyarakat).
Di Sumatera Barat, PMI setempat menurunkan 75 relawan Satgana, 15 anggota SIBAT dan 10 anggota KSR untuk siaga dan terus memantau aktivitas Gunung Marapi.
Sebagai dukungan terhadap respon cepat PMI untuk keenam gunung berapi ini, PMI membentuk Pusat Bantuan Bencana di enam regional, yaitu Serang, Semarang, Surabaya, Padang, Banjarmasin dan Makassar.
Pusat Bantuan Bencana ini akan dilengkapi dengan gudang bantuan logistik, armada amphibi (haglund), rumah sakit lapangan, ambulans, perlengkapan produksi air bersih untuk kondisi darurat, tangki air, truk dan berbagai fasilitas pendukung. (ANT)
Selasa, 16 Agustus 2011
Sampit dikepung ratusan titik panas dan asap
Kepala Seksi Konservasi Wilayah (SKW) II, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Kabupaten Kotawaringin Timur, Ian Septiawan di Sampit, Selasa, mengatakan, jumlah titik panas akibat kebakaran hutan dan lahan di wilayah Kabupaten Kotawaringin Timur terus bertambah.
Terhitung sejak 1-15 Agustus 2011 di Kotawaringin Timur ada sebanyak 144 titik panas.
Kebakaran hutan dan lahan di Kotawaringin Timur sulit dikendalikan sehingga mengakibatkan jumlah titik panas terus bertambah banyak dan jumlahnya telah mencapai ratusan.
Sebagian besar masyarakat membuka lahan pertanian dengan cara membakar, sehingga mengakibatkan asap semakin tebal menyelimuti Kota Sampit dan sekitarnya.
"Asap akibat kebakaran hutan dan lahan yang menutupi Kota Sampit dan sekitarnya telah mengganggu jalur transportasi udara dan sungai serta mengganggu kesehatan masyarakat," katanya.
Sementara Kepala Seksi Keamanan dan Keselatan Penerbangan Bandara Haji Asan Sampit, Harianto mengatakan, pelayanan penerbangan telah terganggu karena landasan pacu tertutup oleh asap.
"Demi keamanan dan keselatan penumpang, sejumlah penerbangan terpaksa kami tunda hingga kondisi landasan pacu benar-benar terbebas dari saputan asap," terangnya.
Dirinya berharap asap yang menutupi landasan pacu tidak berlangsung lama dan tidak semakin pekat, sebab apabila tidak pelayanan penerbangan akan dihentikan dan hal itu tentunya akan mengganggu arus mudik lebaran 1432 Hijriyah. (ANT)
Sabtu, 06 Agustus 2011
Gunung Guntur Garut Simpan Letusan Dahsyat
VIVAnews - Gunung Guntur di Kabupaten Garut, Jawa Barat, menjadi salah satu gunung yang menjadi perhatian pemerintah karena aktivitasnya meningkat. Lokasinya ada di timur Gunung Papandayan, Garut, lebih dekat ke Bandung.
"Gunung ini sudah lama sekali tidak meletus. Masyarakat cuek dan lupa," kata Kepala Sub Bidang Pengamatan Gunung Api Pusat Vulkanologi Mitigasi Bencana dan Geologi Kementerian ESDM, Agus Budianto, dalam perbincangan dengan VIVAnews.com, Sabtu 6 Agustus 2011.
Menurut Agus, letusan terakhir Gunung Guntur terjadi pada 1874 atau sekitar 137 tahun lalu. Saat itu tidak ada data yang terekam terkait korban jiwa dan kerusakan yang diakibatkan Gunung setinggi 2.249 dari permukaan laut itu.
Apa yang menunjukkan Gunung Guntur ini merupakan gunung api aktif? "Dari manifestasi yang ada, di sekitar itu masih ada sumur-sumur gas magmatik seperti belerang dan lain-lain," kata Agus.
Meski ada aktivitas, menurut Agus, status Gunung Guntur masih normal. Belum ditingkatkan menjadi Waspada. Tetapi, Agus mengingatkan akan potensi meletusnya Gunung Guntur.
"Saat ini pemantauan monitor dari kami sudah sangat lengkap. Karena ini merupakan gunung api yang juga mengkhawatirkan," kata Agus. Mengapa mengkhawatirkan? Tipe gunung seperti ini, yang terakhir kali meletus dan beraktivitas sekitar 200 sampai 300 tahun lalu justru menyimpan energi yang luar biasa.
Tipe gunung seperti ini, yang sering banyak 'diam' justru semakin mengumpulkan energi yang besar. "Semakin lama dia diam, di dalam itu terjadi pembentukan energi," jelas Agus.
Gunung Guntur merupakan salah satu dari 77 gunung api aktif Tipe A. Artinya, gunung yang terakhir meletus sekitar tahun 1600. "Gunung-gunung tipe ini hanya meletus di masa depan, atau di masa sekarang," kata Agus. Dari 77 gunung api itu, yang kerap menunjukkan aktivitasnya ada 18 gunung.
Yang dikhawatirkan, lokasi Gunung Guntur merupakan pusat lokasi wisata air panas. Banyak pula hotel atau tempat penginapan di lokasi itu. Belum lagi posisi pusat kegiatan masyarakat tepat berada di bawah kaki gunung yakni sekitar 2 kilometer. (sj)
Rabu, 03 Agustus 2011
BMKG : Titik Api di Sumatera Capai 267
"Keberadaaan titik api tersebut tersebar di Provinsi Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Barat dan Sumatera Utara menyebabkan daerah tersebut diselimuti kabut asap," kata Analisis BMKG Padang, Fitri di Padang, Selasa.
Ia mengatakan hampir 75 persen titik api tersebut berasal dari Provinsi Riau yang memicu terjadinya kabut asap hingga ke Sumatera Barat.
"Namun hingga saat ini jarak pandang masih berkisar 10 kilometer dimana masih aman untuk penerbangan," lanjut dia.
Dikatakannya, hingga tiga hari kedepan titik api tersebut kemungkinan akan terus bertambah mengingat prediksi cuaca masih akan cerah berawan.
Berdasarkan pantauan BMKG, dalam tiga hari kedepan cuaca masih cerah berawan sehingga pada siang hari akan panas dan kering.
Menurutnya, jika hujan turun maka keberadaaan titk api tersebut akan berkurang .
Ia mengatakan banyaknya titik api tersebut diduga karena adanya masyarakat yang membakar lahan kemudian menyebabkan terjadinya kebakaran hutan.
"Dalam kondisi cuaca yang panas dan kering kebakaran hutan sangat mudah terjadi karena itu masyarakat diminta untuk waspada," kata dia.
Sementara suhu udara di Sumatera Barat mencapai 21 derajat celcius pada pagi hari dan 31 derajat pada siang hari.
Angin bertiup rata-rata dari barat daya hingga barat dengan kecepatan 06-26 kilometer per jam serta kelembaban udara rata-rata antara 62-91 persen.
(*)
Jumat, 29 Juli 2011
Gajah Liar Rusak Ratusan Batang Pohon Kelapa
"Hampir setiap malam puluhan gajah liar merusak ratusan batang tanaman kelapa dan kakao milik warga setempat, selain itu gajah liar juga merusak tanaman sayur petani yang memasuki panen, sehingga petani setempat menderita kerugian besar," kata Kepala Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, melalui Kepala Seksi Pengelolaan Taman Nasional Wilayah II, Achmad Sutardi, di Bengkunat, Jumat.
Dia menjelaskan, sudah sebulan puluhan gajah liar itu tidak beranjak dari area lahan pertanian dan perkebunan warga, menjadikan kerusaan semakin luas.
Menurut dia, puluhan petani mengalami kerugian besar karena tanaman rusak dan tidak dapat dipanen, yang mengancam krisis pendapatan.
"Lokasi lahan perkebunan berada di dalam hutan kawasan sehingga petugas tidak bisa berbuat banyak dengan kondisi yang terjadi, dan hanya bisa menghalau gajah liar tersebut agar tidak masuk perkampungan dan merusak pemukiman," kata dia.
Masih kata Achmad, kemungkinan akibat pasokan makanan di hutan berkurang, puluhan gajah tersebut tidak beranjak dari area perkebunan warga.
Dia melanjutkan, berkurangnya pasokan makanan satwa tersebut disebabkan kerusakan hutan yang terjadi di kawsaan hutan tersebut.
Sejauh ini petugas terus melakukan pengawasan terhadap puluhan satwa liar itu, pasalnya hampir setiap malam puluhan gajah liar tersebut kerap mengamuk dan merusak apa saja yang dilihat, katanya.
Sebanyak 12 orang petugas Patroli Gajah dibantu masyarakat setempat, lanjut Achmad, terus melakukan penghalauan terhadap puluhan gajah yang berada di dekat area pemukiman.
"Petugas yang berjaga hampir kewalahan menghadapi puluhan gajah liar itu, sebab hampir setiap malam, satwa liar tersebut merusak tanaman dan merapat ke lokasi pemukiman, sehingga kami tidak bisa lengah dalam mengawasinya," katanya.
Dia berharap konflik satwa dan manusia segera berakhir sehingga masyarakat Kecamatan Bengkunat Belimbing dapat melakukan aktifitas sebagaimana mestinya.
Sejak berita ini diturunkan, amukan puluhan gajah liar itu tidak menimbulkan korban jiwa, akan tetapi diprediksi kerugian yang ditimbulkan mencapai puluhan juta rupiah. (ANT049/K004)
Kamis, 28 Juli 2011
Sumur Tua Minyak Bocor Semburkan Gas Beracun
Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, Kamis pagi, semburan minyak tanah bercampur lumpur disertai gas yang diduga beracun hanya tinggal setengah meter dari Rabu malam yang mencapai tiga meter.
Semburan keluar dari lubang di dua titik sumur yang dikelola Marji, warga Dukuh Kedinding Desa Ngraho, Kecamatan Kedungtuban, Kabupaten Blora, disertai suara gemuruh.
Kepala Kepolisian Sektor Kedungtuban AKP Kompiang Suratha mengatakan pihaknya baru mendapatkan laporan bocornya sumur minyak tua nomor sepuluh tersebut pada pukul 21.00 WIB.
"Saat itu, kami langsung mengimbau warga agar menjauh dari lokasi semburan karena dimungkinkan ada unsur gas beracun, mengingat baunya yang sangat menyengat. Kami juga langsung memasang garis polisi untuk mensterilkan tempat kejadian," katanya.
Ia menyatakan tidak ada korban jiwa maupun luka akibat kejadian tersebut, termasuk belum menghitung kerugian materi akibat luapan lumpur bercampur minyak yang menumpangi lahan di sekelilingnya.
"Selama tiga jam setelah kejadian bocornya sumur tua minyak tersebut dilaporkan, ketinggian semburan mencapai tiga meter. Namun, setelah pukul 00.00 WIB, semburan mulai mereda dan kini tinggal sekitar setengah meter," katanya.
Ia menjelaskan sumur tua minyak tersebut belum dikelola kelompok penambang karena letaknya yang cukup sulit untuk pemasangan peralatan eksplorasi secara manual.
"Sebab lokasinya relatif sulit, berada di lahan bebatuan gundul dengan permukaan tanah bergelombang. Biasanya eksplorasi manual semacam ini berada pada permukaan lahan yang datar dan dikelilingi pohon untuk menambatkan sejumlah peralatan penambang," katanya.
Kapolsek menambahkan hingga kini pihaknya masih menunggu hasil kajian dari tim analis Pertamina untuk mengetahui penyebab kebocoran dan semburan.
Kabupaten Blora memiliki 132 sumur tua minyak yang dikelola oleh Koperasi Karyawan Pertamina Patra Karya (Kokapraya) dan akan berakhir Desember 2011. Namun, sumur tua yang dikelola Marji tersebut, tidak termasuk dalam 132 sumur tua minyak yang dikelola Kokapraya.
Di Desa Ngraho juga terdapat sebuah bukit kecil yang mengandung minyak bekas pengeboran Belanda dan sekarang masih dimanfaatkan oleh pihak Pertamina.
Tambang Perusak Lingkungan Terbesar
"Pertambangan yang paling dahsyat merusak alam. Gunung digali akan habis. Tapi kerusakan itu karena ulah manusia sebab yang salah adalah caranya," kata Anggota Dewan Pertimbangan Presiden tersebut di Jakarta, Rabu.
Emil Salim menjadi salah satu pembicara dalam peluncuran dan sosialisasi fatwa pertambangan ramah lingkungan yang diluncurkan Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Emil mengatakan, meski pertambangan merusak lingkungan namun manusia membutuhkan sumberdaya alam seperti batubara, timah, emas dan sebagainya yang dikandung dalam perut bumi.
"Apakah tambang harus kita hentikan? Tidak, tapi pakai pemikiran, teknologi dan ilmu pengetahuan sehingga alam tidak rusak. Saya tidak menentang perusahaan pertambangan tapi yang saya tentang adalah perilaku manusianya," ujarnya.
Terkait fatwa pertambangan ramah lingkungan yang dikeluarkan MUI, Emil melihat hal tersebut sebagai pintu masuk untuk menjadikan lingkungan sesuatu yang lebih diperhatikan.
Ia bahkan mendukung memasukkan pemahaman mengenai lingkungan dari ajaran agama. Dalam Islam, dikatakannya, tidak pernah membenarkan untuk merusak alam.
"Yang merusak itu manusia seperti dalam Alqur`an dikatakan bahwa kerusakan di darat dan laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia," tambah Emil Salim.
Selasa, 26 Juli 2011
Jelang Musim Mudik BMKG Imbau Perhatikan Cuaca Pancaroba
Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jambi, Remus L Tobing di Jambi, Senin, mengatakan, pihaknya selalu mengingatkan pengelola transportasi supaya tetap memedomani laporan BMKG untuk mengantisipasi kecelakaan akibat cuaca.
"Pada musim pancaroba saat ini cuaca ekstrem dapat saja terjadi tiba-tiba, dan bisa membahayakan keselamatan atau kelancaran angkutan," katanya.
Khusus transportasi udara dan laut kerja sama BMKG dengan pihak Bandara dan Adpel berjalan dengan baik, karena dua moda transportasi itu sangat membutuhkan petunjuk cuaca.
Arah dan kecepatan angin, kabut asap, hujan dan badai bagi transportasi udara sangat penting, terutama dalam melakukan pendaratan. Untuk itu pengelola bandara dan perusahaan penerbangan ketergantungannya terhadap laporan BMKG sangat tinggi.
Laporan BMKG bagi moda transportasi laut juga tidak kalah penting, kecepatan dan arah angin serta badai menjadi acuan untuk berlayar, supaya terhindar dari hempasan gelombang atau badai di tengah laut.
Sementara itu untuk moda transportasi darat diakui saat ini ketergantungan mereka terhadap laporan BMKG masih rendah, namun tidak bisa diabaikan, karena juga bisa menimbulkan kecelakaan.
Angin kencang atau badai serta curah hujan yang tinggi bisa menghambat kelancaran lalu lintas, terutama yang melintasi perbukitan dan lereng gunung, karena daerah itu akan rawan terjadi longsor dan tumbangnya pohon yang bisa menghalangi perjalanan, bahkan bisa menimpa kendaraan yang tengah melintas saat kejadian.
Pihak BMKG tetap mengirimkan laporan prakiraan cuaca pada induk pos terpadu angkutan lebaran, selanjutnya disebar ke pos terpadu di kota dan kabupaten.
Dalam keterangan terpisah Kabid Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Provinsi Jambi, Anwar Harminto, mengatakan, pihaknya juga akan menggunakan laporan BMKG dalam mengatisipasi kecelakaan terutama menghadapi puasa dan hari Raya Idul Fitri.
"Laporan BMKG tentang prakiraan cuaca tetap kita butuhkan dan diinformasikan pada kendaraan, terutama rute yang menempuh bukit dan lereng pegunungan, yang rawan longsor dan pohon tumbang bila ada badai dan hujan," kata Anwar Harminto.[iaf/antara]
Senin, 25 Juli 2011
Gempa 6,2 SR Guncang Prefektur Fukushima, Jepang
Pusat gempa tersebut, yang terjadi pukul 03:51 waktu setempat, berada sekitar 40 kilometer di bawah permukaan laut di lepas pantai Fukushima, katanya.
Belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan harta benda, dan tak ada peringatan tsunami yang dikeluarkan, demikian laporan Xinhua --yang dipantau ANTARA di Jakarta, Senin pagi.
Guncangan, kata Xinhua, juga terasa di ibu kota Jepang, Tokyo, yang berjarak sekitar 240 kilometer dari prefektur itu.
Belum ada laporan dari operator pembangkit listrik tenaga nuklir yang lumpuh --Fukushima No.1, mengenai kondisi yang tak biasa akibat gempa tersebut, katanya.
Jumat, 22 Juli 2011
Kabut Asap Riau Sampai ke Sumbar
"Berdasarkan pemantauan BMKG Padang, saat ini hanya terdapat dua titik api, namun saat ini beberapa wilayah di Sumbar mengalami kabut asap yang berasal dari Provinsi Riau, kata petugas pantau BMKG Padang," Erian Tasa di Padang, Kamis.
Ia mengatakan, di Provinsi Riau terpantau titik api cukup banyak tersebar di 10 titik menyebabkan kabut asap yang ditiup angin hingga ke wilayah Sumatera Barat.
"Namun, hingga saat ini keberadaaan kabut asap tersebut belum menganggu aktivitas masyarakat serta penerbangan," lanjut dia.
Dikatakannya, saat ini hingga dua hari kedepan cuaca di Sumatera Barat pada siang hari panas dan kering namun pada malam hari berpeluang terjadi hujan ringan
BMKG tetap mengimbau kepada masyarakat untuk waspada mengingat cuaca kering dan panas sehingga rawan terjadi kebakaran.
" Apalagi memasuki bulan Juni- Juli merupakan puncak musim kemarau dimana curah hujan sangat rendah," kata dia.
Suhu udara di Padang pada pagi hari berkisar 20 derajat celcius dan pada siang hari mencapai 31 derajat celcius dengan kelembapan 55-80 persen.
Arah angin menuju barat daya dengan kecepatan 10 kilometer/jam.
Selasa, 19 Juli 2011
Pertambangan Internasional Ancam Kelestarian Lingkungan Suku Cek Bocek Sumbawa
Wilayah Adat Cek Bocek, katanya, di Senggigi, NTB, Senin, secara keseluruhan dikelola oleh komunitas, baik untuk penyangga keseimbangan lingkungan dan ekosistem, juga untuk sumber kehidupan sehari-hari dari hasil berburu, mencari madu dan membuat gula aren (jalit).
Komunitas adat Cek bocek Suku Berco di Kabupaten Sumbawa, Pulau Sumbawa, NTB, merupakan penduduk Sumbawa bagian selatan yang paling tua. Kawasan vegetasi hutan ini tidak mengalami gangguan meskipun sudah ratusan tahun berdampingan dengan pemukiman komunitas.
Sukanda memimpin masyarakat komunitas adatnya menyampaikan aspirasi di Senggigi, di sela Konferensi Internasional Tenural, Pengaturan, dan Pengusahaan Hutan. Wakil Presiden Boediono dijadualkan membuka konferensi yang dihadiri 250 para ahli, agen pemerintahan, LSM, dan anggota komunitas serta para pengusaha di bidang kehutanan.
"Karena komunitas sudah membagi-bagi kawasan hutan berdasarkan fungsinya khususnya berfungsi sebagai penyangga kehidupan ekosistem," katanya.
Komunitas adat Cek Bocek telah melakukan pemetaan wilayah-nya secara partisipatif. Inisiatif ini dilakukan untuk membantu Pemerintah Daerah dalam penyusunan tata ruang dan sebagai alat bantu melalui perbaikan kerangka pikir perencanaan tata ruang wilayah untuk mengatasi persoalan adaptasi dan mitigasi perubahan iklim, lingkungan hidup dan ekosistem wilayah.
Pemerintah, katanya, harus mengakui tanah ulayat/wilayah adat kami seluas 28.975.74 Hektare yang merupakan titipan leluhur, dan harus dilestarikan, di kelola untuk masa kini dan yang akan datang.
Mereka juga menuntut negara mengakui keberadaan kami sesuai pasal 18b ayat 2 dan 28i ayat 1 UUD 1945. Pemerintah Indonesia untuk segera menghapuskan/revisi UU sektoral yang mengancam eksistensi wilayah adat kami, seperti UU Nomor 41/1999 Tentang Kehutanan.
"Pemerintah Indonesia segera membuat Undang-undang tentang Pengakuan dan Perlindungan Masyarakat Adat," katanya.
96 persen dari sekitar 25.000 Hektare wilayah adat suku itu masih merupakan vegetasi hutan. Dengan demikian upaya pengembangan wilayah dapat mencapai tujuan untuk memberi kesejahteraan komunitas masyarakat adat tanpa harus mengorbankan kualitas lingkungan hidup.
Namun kini muncul ancaman besar yang tengah mengintai, yakni pertambangan skala besar. Pertambangan sekala besar di wilayah adat Cek Bocek akan mengancam keseimbangan lingkungan, ekosistem dan sosial-budaya.
"Hal ini terkait penandatangan MoU antara Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa dengan PT NNT pada 11 Mei 2011. Kesepakatan ini berisi tentang tindak lanjut kegiatan eksplorasi di Blok Elang Dodo," katanya.
Lokasi tersebut merupakan wilayah adat Cek Bocek Selesek Reen Sury atau Suku Berco.
"Karena itu kami menolak keras rencana eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam di wilayah adat kami sebelum ada persetujuan dan kesepahaman yang jelas tentang bentuk pengelolaannya," kata Sukanda.
Jika rencana ini tetap diteruskan, kami yakin akan terjadi pelanggaran berat HAM. Selain itu pihak pemerintah daerah harus menghormati dan menghargai warisan leluhur hak-hak masyarakat adat.
Dan rencana tersebut harus menghormati dan mengacu serta tidak bertentangan dengan Tata Ruang Wilayah Khusus Komunitas Adat Cek Bocek Selesek Reen Suri.
Perlu juga kami sampaikan disini, bahwa seluruh rangkaian pemetaan wilayah dan penyusunan perencanaan tata ruang khusus wilayah adat Cek Bocek bersifat partisipatif. Semua komponen kegiatan diwarnai berbagai bentuk partisipasi melalui konsultasi dengan komunitas masyarakat adat.
(ANT)
Konversi Lahan Harus Dikendalikan
"Masyarakat kita banyak sekali yang tergantung pada pertanian. Pada saat tanah pertanian ini dikonversi secara legal atau pun tidak untuk kepentingan di luar pertanian, mereka akan mencari lahan lain yang bisa dimanfaatkan. Pilihannya adalah hutan di sekitar kampung dan ini cuma menciptakan konflik dengan masyarakat saja," katanya kepada ANTARA News di Senggigi, NTB, Jumat (15/7).
Laudjeng berada di Senggigi sebagai pembicara pada Konferensi Internasional Tentang Pengelolaan Hutan, Pengalaman dan Kesempatan Asia 2011. Konferensi itu dihadiri 250 orang dari mancanegara, terdiri dari ahli kehutanan, birokrat terkait kehutanan, masyarakat pemangku hutan, pengusaha perhutanan, dan LSM.
Menurut dia, kapitalisasi pertanian menjadi perkebunan besar dengan prinsip mencari keuntungan juga menjadi satu faktor penekan yang sangat penting.
"Harus ada kemauan politik yang besar sekali dari pemerintah untuk tidak memperbanyak ijin perkebunan-perkebunan besar lagi. Masalahnya, ada tuntutan meningkatkan PAD di banyak daerah dan kabupaten, untuk itulah diperlukan revolusi atas kebijakan ini."
Dengan otonomi daerah, banyak sekali pemerintahan provinsi dan kabupaten yang masih memiliki paradigma pembangunan yang tidak berpihak pada kekuatan potensi SDM setempat.
"Kalau tidak ada investor, seolah-olah dunia ini mau kiamat. Padahal, kalau melihat kemampuan masyarakat sejak dahulu kala, terbukti mereka bisa mengelola hutannya secara baik. Bisa hidup dari hutan itu, beranak-cucu tanpa meminta-minta dari pemerintah. Inilah yang seharusnya didorong," katanya.
Hak tenurial kepada komunitas setempat dan penduduk asli setempat ini menjadi masalah kompleks yang juga difokuskan FAO.
Kepala Kebijakan Kehutanan FAO, Eva Mueller, yang juga hadir dalam konferensi menyatakan, warga asli setempat di kawasan hutan di seluruh dunia harus dijamin hak penguasaan hutan yang telah mereka diami sejak ratusan tahun; karena ini sejalan dengan upaya penjaminan keamanan pangan dunia.
"Tentunya hak tenurial ini terkait dengan keseimbangan luasan lahan konservasi hutan dan untuk kepentingan pertanian. Ini harus dilakukan penentuannya secara hati-hati oleh tiap negara. Indonesia telah menegaskan komitmennya memperluas lahan dalam hak tenurial ini," katanya.
Mueller menyatakan,"Hak tenurial ini disadari semakin krusial untuk diimplementasikan. Ini sesuai dengan tujuan bersama dalam komitmen Millenium Development Goal satu hingga ketujuh, yang pada pokoknya juga membahas keamanan dan keseninambungan pangan dunia."
Banyak masalah dan konflik berdarah terjadi yang bermula dari hak-hak tenurial masyarakat setempat di kawasan hutan. Banyak negara yang mengklaim bahwa hutan dan kawasan hutan semata-mata menjadi milik negara yang bisa dialihgunakan sesuai garisan pembangunan negara termaksud.
Dalam kaftan itu, hak hidup masyarakat asli setempat tidak menjadi hal penting lagi. Contoh paling nyata adalah hak pengusahaan hutan di Indonesia yang sering merampas ruang hidup dan adat banyak subsuku bangsa di Tanah Air yang berujung pada konflik berdarah.
"Untuk mengatasi itu, diperlukan pengenalan masalah dari pemerintah. Ini bukan cuma terjadi di Indonesia, namun juga di banyak negara lain di dunia ini dan kami sedang bekerja keras untuk memberikan asistensi dan pembangunan kapasitas," katanya.