Kalianda, Lampung (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau di perairan Selat Sunda kerap mengeluarkan hembusan asap tebal dari puncaknya dalam beberapa hari terakhir.
Petugas pemantau gunung Anak Krakatau Andi Suardi di Kalianda, di pos pemantau Desa Hargopancuran Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan, Kamis, mengatakan, ketinggian hembusan bervariasi antara 50 sampai 100 meter.
Ia menjelaskan, secara umum aktivitas kegempaan gunung itu menurun yang tercatat sebanyak ratusan kali sedangkan sebelumnya sempat mencapai ribuan kali dalam sehari.
"Kegempaan sebelumnya pada kisaran 1.137 kali, kemudian turun 715 kali dan hari ini 515 kali," katanya.
Kemudian, intensitas kegempaan tersebut terjadi tidak serapat sebelumnya yang terjadi hampir dalam satu menit sekali dan sekarang beberapa menit sekali.
Ia menjelaskan, aktivitas gunung itu memang cenderung fluktuatif dan sulit diprediksi dengan peningkatan aktivitas dapat terjadi sewaktu-waktu sesuai tipe gunung itu.
"Kami perkirakan beberapa hari ke depan masih fluktuatif dengan intensitas kegempaan ratusan kali atau dibawah seribu kali per hari," katanya.
Menurutnya, sampai saat ini tidak ada aktivitas menonjol pada gunung setinggi 230 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu baik letusan maupun erupsi material vukanik.
"Pusat Vulkanologi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan statusnya masih siaga," katanya.
Ia mengaku, terkadang masih sulit memantau gunung itu melalui visual mata karena diselimuti kabut tebal sepanjang hari dan hujan di tengah laut menghalangi pandangan mata.
Menurut dia, potensi letusan dan erupsi material vulkanik tetap ada meskipun berkekuatan rendah dan hanya jatuh di sekitar badanya untuk membentuk kubah baru sesuai dengan tipe letusan gunung itu.
Ia mengimbau, para nelayan dan wisatawan tetap waspada dengan aktivitas gunung itu meski saat ini kegempaan menurun, karena letusan dalam skala besar dapat terjadi sewaktu-waktu dengan radius aman dua kilometer. (ANT-048/M027)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar