Denpasar (ANTARA News) - Setelah gempa besar 6,8 skala richter pada pukul 11.16 Wita, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mendeteksi sedikitnya 10 gempa susulan yang mengguncang wilayah Bali hingga Kamis sore.

Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah III Denpasar Wayan Suwardana menyatakan, sejak gempa berkekuatan 6,8 pada skala Richter (SR) Kamis pukul 11.16 Wita, wilayah Bali diguncang 10 kali gempa susulan hingga sore hari.

"Berdasarkan pantauan kami sampai saat ini sudah terjadi 10 kali gempa susulan. Akan tetapi, yang guncangannya sangat terasa pada gempa susulan ke-10," kata Kepala BMKG Wilayah III Denpasar Wayan Suwardana ketika dihubungi ANTARA.

Suwardana menjelaskan, gempa susulan ke-10 itu terjadi pada pukul 15.52 Wita dengan kekuatan 5,6 SR.

Lokasi gempa susulan ke-10 itu berada pada 9,76 derajat Lintang Selatan dan 114,53 derajat Bujur Timur atau tidak jauh dari gempa yang terjadi pada pukul 11.16 Wita.

"Sama seperti gempa utama, gempa susulan itu tidak berpotensi menimbulkan gelombang tsunami," ujarnya kembali menandaskan.

Suwardana menambahkan, saat ini pihaknya terus memantau perkembangan dan kondisi terakhir kegempaan.

Namun hingga berita ini ditulis, pihaknya belum mendapatkan laporan, apakah telah terjadi gempa susulan lagi atau tidak.

Terkait kondisi air laut di wilayah selatan Pulau Bali yang meninggi, menurut dia, bukan disebabkan terjadinya gempa yang membuat panik masyarakat setempat.

"Penyebab tingginya air laut di wilayah tersebut kemungkinan karena faktor angin yang kencang serta cuaca," kata Suwardana.

Sementara, gempa susulan ke-11 sempat dirasakan para penumpang di ruang tunggu terminal keberangkatan domestik Bandar Udara Internasional Ngurah Rai, Tuban, Kabupaten Badung.

Meskipun penumpang di terminal ruang tunggu sempat heboh, namun mereka tidak panik sehingga tidak sampai mengacaukan sistem pemeriksaan terhadap penumpang di bandara tersebut.