Gorontalo (ANTARA News) - Kementrian Kehutanan (Kemenhut) Republik Indonesia perkenalkan jamur mikoriza untuk percepatan rehabilitasi hutan kepada masyarakat yang datang berkunjung ke pameran tekhnologi terkait dengan pelaksanaan Hari Pangan Sedunia ke XXI di Provinsi Gorontalo.
Kepala Bidang Pengembangan Data dan Tindak Lanjut Penelitian Konservasi dan Rehabilitasi Badan Litbang Kementrian Kehutanan Republik Indonesia, Didik Purwito, Sabtu, di Gorontalo mengatakan bahwa kerusakan hutan pasca pertambangan banyak terjadi dan membutuhkan solusi yang tepat.
Untuk menjawab itu maka Kementrian Kehutanan Republik Indonesia mencoba untuk mengembangkan sebuah tekhnologi baru terkait dengan persoalan rehabilitasi hutan pasca pertambangan.
"Yang sudah berhasil dikembangkan saat ini kita namakan dengan tekhonologi Biorehabilitasi Mikoriza," ujar Didik.
Dia menjelaskan, dasar pokok dari pengembangan Jamur Mikoriza tersebut adalah simbiotik mutualisme yang merupakan kerja sama saling menguntungkan antara tanaman hutan sebagai inang dan mikroba tanah.
Sistem kerja dari simbiotik mutulisme adalah inang dalam pertumbuhan hidupnya mendapatkan sumber makanan lebih banyak dari dalam tanah dengan bantuan penyerapan lebih luas dari organ-organ mikroba.
"Dengan kata lain, karena hanya inang yang berfotosintesa maka sebagai imbalannya mikroba tanah mendapatka aliran energi untuk hidup dan berkembang biak," kata Didik.
Dia mengemukakan, jamur mikoriza mampu memacu pertumbuhan banyak jenis tanaman kehutanan dan pertanian sehingga proses rehabilitasi bisa lebih menghemat waktu.
Saat ini kata Didik, jamur mikoriza baru diperkenalkan dan akan digunakan oleh sejumlah perusahaan pertambangan yang ada di Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar