Kalianda (ANTARA News) - Kegempaan vulkanik Gunung Anak Krakatau di Perairan Selat Sunda sebanyak 4.088 kali, kata petugas pemantau gunung itu, Andi Suardi, Rabu.

"Belum ada letusan atau erupsi material vulkanik dari gunung tersebut," katanya di pos pemantau Desa Hargopancuran, Kecamatan Rajabasa, Lampung Selatan.

Ia mengatakan kegempaan ini menurun pada kisaran 4.000 kali per hari dalam dua hari terakhir.

Sebelumnya, menurut dia, kegempaan antara 6.000 sampai 6.500 kali, yang bertahan selama sepekan. Ini merupakan kegempaan paling banyak selama aktivitasnya meningkat dalam beberapa bulan ini.

"Gunung Anak Krakatau masih tetap mengeluarkan asap tipis seperti hari-hari sebelumnya, meski kegempaan tinggi," kanya.

Menurut dia, meskipun kegempaan menurun dalam dua hari terakhir, namun aktivtas dapur magma masih tinggi, karena gunung ini belum mengeluarkan material vulkanik.

Ia mengatakan dalam waktu dekat gunung itu diprediksikan akan erupsi, dan ini sudah menjadi tipe gunung tersebut. "Anak Krakatau mempunyai karakter memperbesar diri dengan muntahan material vulkaniknya," katanya.

Andi mengatakan nelayan yang beraktivitas hendaknya tetap menjaga jarak aman dengan radius dua sampai tiga kilometer dari Gunung Anak Krakatau.

Menurut dia, dalam beberapa pekan terakhir gunung ini sulit terpantau secara visual, karena cuaca berawan yang selalu menyelimuti perairan Selat Sunda.

Kepada warga yang tinggal di daerah terdekat dengan gunung tersebut diminta tidak perlu cemas, karena masih cenderung aman. "Aktivitas gunung ini memang cenderung fluktuatif, atau naik turun, dan sulit diperkirakan perubahan aktivitasnya," katanya.
(ANT-048/M008)