Anyer (ANTARA News) - Letusan Gunung Anak Kralatau di Selat Sunda terdengar hingga ke Pantai Anyer Kabupaten Serang, Banten, yang berjarak sekitar 42 kilometer dari gunung itu dan mengejutkan warga setempat.
"Letusannya terdengar sejak pukul 22 : 00 WIB Jumat malam, dan sampai Sabtu dini hari, suara letusannya masih terdengar," kata salah seorang warga Anyer Eva Marbun, Sabtu dini hari.
Dia menjelaskan, jika dihitung letusan keras Gunung Anak Krakatau, sudah lima kali. "Letusannya bagi warga Anyer, sudah hal biasa, tetapi sebagian warga masih ada yang ketakutan," ujarnya.
Mirwan Affandi, pemuda warga Anyer yang baru lulus dari sekolah menengah atas mengakui bahwa suara letusan Gunung Anak Krakatau, terdengar jelas jika malam hari.
"Letusannya jelas, dan tak jarang letusan di ikuti oleh dentuman yang menggetarkan kaca rumah warga," katanya menjelaskan.
Bagi dirinya, suara letusan yang keluar dari gunung yang pernah meletus dan mengakibatkan tsunami pada tahun 1800-an merupakan keindahan dan anugerah.
"Semuanya kembali saya serahkan kepada Allah SWT, dan suara letusan GAK tidak membuat saya dan keluarga di rumah merasa takut karena ini merupakan fenomena alam yang harus diambil hikmahnya," katanya.
Sementara itu warga Cinangka, Eva Gorda menjelaskan, selain kerap suara letusan terdengar, debu Gunung Anak Krakatau, hampir setiap hari mengotori teras rumahnya. "Setiap hari debunya menempel di teras dan atap rumah," katanya.
Data dari Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang sepanjang aktivitas kegempaan meningkat dari level I ke II atau waspada sejak tanggal 28 Oktober 2010, suara letusan kerap terdengar yang disertai dentuman.
"Letusan, dentuman dan getaran yang ditimbulkan GAK terdengar dan dirasakan sampai pos pemantau, bahkan ketinggian asap gunung tersebut pernah mencapai 1.700 meter," kata Kepala Pos Pemantau GAK, Anton S Pambudi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar