Positive Thinking

Positive Thinking Akan Sangat Membantu Pola Pikir Kita Dalam Berkomunikasi Antara Kita Serta berkreasi Maupun Dalam Menunjang Aktivitas Kita

Rabu, 15 Desember 2010

Dampak Meletusnya Merapi

Sabo Dam Dipenuhi Material Vulkanik Merapi
Yogyakarta (ANTARA News) - Sekitar 100 sabo dam di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi saat ini dipenuhi material vulkanik, sehingga dikhawatirkan masih akan terjadi banjir lahar dingin di sejumlah sungai itu.

"Hampir 50 persen dari 244 sabo dam di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi kondisinya saat ini rata dengan permukaan sungai akibat dipenuhi material vulkanik. Kami berusaha menormalkan kembali dengan membuat `guide channel` agar terbentuk lagi saluran untuk aliran air," kata Kepala Balai Besar Wilayah Serayu Opak Bambang Hargono, di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, meskipun saat ini sabo dam tersebut tertimbun material vulkanik Merapi, ternyata sabo dam telah berfungsi menyelamatkan wilayah hilir sungai dari terjangan banjir lahar dingin yang lebih parah.

"Sekitar 50 sabo dam di sepanjang Sungai Boyong telah menyelamatkan kota Yogyakarta dari banjir lahar dingin di Sungai Code yang lebih parah," katanya.

Ia mengatakan pihaknya telah mendapatkan dana Rp20 miliar dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) guna normalisasi sabo dam agar dapat berfungsi masimal yakni menahan laju luncuran material vulanik dari puncak Merapi.

"Selain untuk normaliasi sabo dam dana tersebut juga digunakan untuk memperkuat tepian-tepian sungai terutama di kelokan dengan bronjong-bronjong agar material Merapi tetap bisa mengikuti aliran sungai tidak membludak ke daratan," katanya.

Bambang mengatakan, pihaknya belum bisa memprediksi kapan normalisasi tersebut bisa selesai. "Setelah masa tanggap darurat ini mungkin normalisasi baru selesai, kami akan terus melakukan normalisasi dengan dana usulan di APBN 2011," katanya.

Ia mengatakan sebenarnya keberadaan 244 sabo dam di sungai yang berhulu di Merapi ini adalah bagian dari rencana pembangunan 279 sabo dam yang seharusnya dibangun berdasarkan "master plan" 2001.

"Setelah erupsi Merapi sekarang ini, `master plan` tersebut harus dicermati kembali, karena dibuat dengan asumsi untuk menampung delapan juta meter kubik material vulkanik. Sementara erupsi Merapi baru-baru ini menghasilkan sekitar 140 juta meter kubik material vulkanik baru," katanya.



Irigasi Kalibawang

Sementara itu, saluran irigasi Kalibawang di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (12/12) tertutup kembali oleh material vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi.

"Jadi, kami belum mengatahui batas waktu pembukaan kembali saluran irigrasi Kalibawang yang tersumbat material Gunung Merapi tersebut," Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kulon Progo Agus Wikanto, di Wates, Selasa.

Ia mengatakan sebenarnya saluran irigasi Kalibawang telah dibuka sejak 9 Desember lalu tetapi Minggu (12/12) sore saluran itu tertutup kembali material pasir Gunung Merapi.

"Saluran irigrasi Kalibawang tertutup material Gunung Merapi berupa pasir hingga ketinggian 2,5 meter dari dasar saluran. Meskipun sudah dibuka, air juga tidak dapat masuk, karena terlalu padatnya material pasir dan memenuhi badan saluran irigasi tersebut. Kami belum dapat memastikan, kapan saluran kembali akan dibuka," katanya.

Ia mengatakan Sungai Progo banyak dialiri material vulkanik dari anak sungai yakni Sungai Pebelan dan Kaliputih di Magelang, Jawa Tengah.

"Saluran irigrasi Kalibawang masih akan ditutup hingga material Merapi habis, dan tentunya tidak dapat dipredikasi kapan dapat dioperasikan salurannya. Untuk sementara, petani hanya bisa memanfaatkan air hujan dan sumber air lainnya," katanya.

Menurut dia, akibat tidak beroperasinya saluran irigrasi Kalibawang menyebabkan terganggunya saluran irigasi lainnya yakni Kalibawang I, Kalibawang II, Pekik Jamal, Pengasih Barat , dan Pengasih Timur.

"Kami terus membersihkan sedimen material erupsi Merapi dengan air yang dialirkan ke saluran untuk membersihkan sedimen sisa pengerukan dan dialirkan ke pintu pengurasan. Namun belum berani meneruskan ke saluran untuk didistribusikan karena air masih membawa material pasir yang dapat menutup pintu air," katanya.

Akibatnya, persawahan seluas 7.150 hektare terganggu pengairannya, dan diperkirakan hasil produksi padi pada musim tanam pertama akan mengalami penurunan drastis.



Kecil kemungkinan bebas banjir

Kepala Balai Besar Wilayah Serayu Opak Bambang Hargono memprediksikan sangat kecil kemungkinan Sungai Code di Kota Yogyakarta yang merupakan aliran Sungai Boyong, bebas dari banjir lahar dingin Gunung Merapi .

"Saat ini ada sekitar 140 juta meter kubik material vulkanik Merapi hasil erupsi 2010, sehingga diperkirakan kawasan Sungai Code tidak pernah bebas dari banjir lahar dingin," katanya, di Yogyakarta, Selasa.

Menurut dia, kemungkinan tersebut diasumsikan melalui analisis bahwa Gunung Merapi setiap 10 tahun sekali meletus tiga kali.

"Setiap meletus akan menghasilkan material vulkanik baru, yang tentunya pada musim hujan material ini akan hanyut ke bawah melalui sungai yang berhulu di Gunung Merapi," katanya.

Ia mengatakan dengan adanya ancaman itu, maka idealnya kawasan bantaran sungai yang berhulu di Merapi dikosongkan dari permukiman penduduk, terutama kawasan Sungai Code. "Apakah warga di kawasan Sungai Code akan direlokasi, itu bukan kewenangan kami, namun kewenangan pemerintah daerah," katanya.

Bambang mengatakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen-PU) No.63/1993 sudah mengatur kawasan bantaran sungai yang menyebutkan 15 meter hingga 30 meter di pinggir sungai (tergantung dari kedalaman sungai tersebut) sebaiknya dikosongkan dari permukiman.

"Permen-PU ini menyebutkan selanjutnya adalah tugas pemerintah daerah yang mengatur peruntukannya berdasarkan peraturan daerah masing-masing. Saat ini permasalahan banjir lahar dingin timbul karena disana ada pemukiman. Kalau tidak ada maka ancamannya juga bisa tidak ada. Sifat alam memang begitu," katanya.

Ia mengatakan saat ini lima BUMN milik Kementerian PU sudah turun menormalisasi sejumlah sabo dam di lereng dan kaki Gunung Merapi.

"BUMN tersebut terdiri atas PT Waskita Karya di Sungai Gendol, PT Pembangunan Perumahan, PT Adi Karya, PT Brantas Diparaya, dan PT Wijaya Karya yang bekerja di Sungai Putih, dan Kali Batang, Magelang," katanya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar