Probolinggo (ANTARA News) - Gunung Bromo di Probolinggo Jawa Timur yang saat ini berstatus siaga mengalami empat kali letusan minor dalam tiga hari terakhir.
Berdasarkan data di Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Bromo di Desa Cemoro Lawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo tercatat letusan minor terbaru terjadi pada Selasa (21/12) pukul 10.58 WIB selama 167 detik.
"Letusan tersebut dengan amplitudo 40 milimeter dan terdeteksi pada seismograf," kata petugas dari Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Bromo, Ahmad Subhan, di tempat tugasnya, Selasa.
Subhan menjelaskan, pada saat terjadi letusan terjadi erupsi dengan material debu berwarna kecoklatan dengan ketinggian mencapai 2.000 meter.
Di kepundan gunung, kata dia, juga ada material kerikil yang naik ke atas tapi kembali lagi ke dalam kepundan, sehingga belum membahayakan masyarakat.
Sebelumnya, Gunung Bromo meletus pada Senin (20/12) pukul 02.06 WIB selama 50 detik dan tekanan amplitudo 40 milimeter.
Pada saat itu terjadi erupsi metarial debu berwarna kecoklatan dengan ketinggian sekitar 1.500 meter.
Sehari sebelumnya, Minggu (19/12), Gunung Bromo mengalami dua kali letusan pada jarak yang tidak terlalu jauh yakni pada pukul 10.17 WIB dan 11.27 WIB.
Pada letusan pertama, tercatat selama 110 detik dengan tekanan amplitudo 40 milimeter dan pada letusan kedua tercatat selama 90 detik dengan tekanan amplitudo 90 detik.
Menurut Subhan, pada dua letusan tersebut terjadi erupsi dengan material debu berwarna kecoklatan dengan ketinggian sekitar 2.000 meter.
Menurut Subhan, Gunung Bromo sejak pertama kali meletus pada 23 Nopember lalu hingga saat ini Gunung Bromo hampir selalu mengeluarkan debu berwarna kecoklatan ke udara.
Namun masyarakat di lerang Gunung Bromo menjalani kehidupan seperti biasa di tempat tinggalnya masing-masing sep-erti di Desa Cemoro Lawang, Ngadisari, Ngadirejo, dan Wonotoro di Kecamatan Sukapura.
Sementara itu, Komandan Kodim Kabupaten/Kota Probolinggo Letnan Kolonel Infanteri Hery Setiyono mengatakan, Gunung Bromo saat ini berstatus siaga sejak 6 Desember lalu.
Sebelumnya, kata dia, Bupati Probolinggo menetapkan status awas sejak 23 Nopember hingga 6 Desember 2010 dan kini menurunkan statusnya menjadi siaga.
Menurut dia, meskipun Gunung Bromo telah beberapa kali mengalami letuan minor tapi dinilai belum saatnya mengevakuasi penduduk sekitar ke lokasi pengungsian.
Namun, Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Pemerintah Kabupaten Probolinggo telah membentuk Tim Penanganan Bencana Berani dan telah menyiapkan lokasi evakuasi jika nantinya Gunung Bromo mengalami letusan mayor.(*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar