Gunung Semeru Keluarkan 80 Kali Hembusan Asap
Lumajang (ANTARA News) - Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter dari permukaan laut (mdpl) mengeluarkan hembusan asap sebanyak 80 kali, Jumat.
Hal tersebut terpantau dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur berada di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
Petugas PPGA Semeru di Gunung Sawur, Arifin, mengatakan gunung tertinggi di Pulau Jawa itu mengeluarkan hembusan asap sebanyak 80 kali dan gempa tremor sebanyak delapan kali.
"Dalam seismograf tercatat gempa tektonik jauh sebanyak satu kali dan guguran sebanyak empat kali," tuturnya saat dihubungi ANTARA.
Menurut dia, Gunung Semeru selama sepekan terakhir hanya mengeluarkan hembusan asap, namun pihaknya tidak bisa melihat puncak Semeru (Mahameru) karena tertutup kabut.
"Status gunung tertinggi di Pulau Jawa itu masih Waspada (Level II), sehingga warga dilarang melakukan aktivitas yang berjarak 4 kilometer dari puncak Semeru," paparnya.
Secara terpisah, Sekretaris Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Lumajang, Rochani, mengatakan Pemkab Lumajang tetap memantau aktivitas Gunung Semeru.
"Meski statusnya waspada, kami lebih memprioritaskan pemantauan aktivitas Gunung Semeru dibandingkan Gunung Bromo (2.392 mdpl) yang berstatus siaga," tutur Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Lumajang itu.
Menurut dia, Gunung Semeru merupakan gunung tertinggi di Jawa, sehingga pihaknya memberikan perhatian ekstra untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Satlak PB selalu berkoordinasi dengan petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Semeru di Gunung Sawur terkait dengan perkembangan aktivitas Semeru," tuturnya menjelaskan.
Apabila ada informasi peningkatan aktivitas Semeru, pihaknya segera melakukan koordinasi dengan Camat dan Kepala Desa yang memiliki wilayah di lereng Gunung Semeru untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Alhamdulillah, sejauh ini Gunung Semeru masih aman. Namun pihak Satlak PB tetap melakukan pemantauan secara rutin untuk mengetahui perkembangan aktivitas gunung yang memiliki ketinggian 3.676 mdpl itu," katanya menambahkan.(*)
Mediant Global Mandiri merupakan gabungan dari beberapa kumpulan anak muda kreatif yang tergabung dalam : 1. Dian Production dan Chicak Music Studio serta Liar's Colection dan Aristya Colection , Beralamat di : Jln. H. Enang No. 28 Cisalak, Cimanggis Depok. telp: 0218732662
Positive Thinking
Positive Thinking Akan Sangat Membantu Pola Pikir Kita Dalam Berkomunikasi Antara Kita Serta berkreasi Maupun Dalam Menunjang Aktivitas Kita
Jumat, 31 Desember 2010
Status Gunung Kerinci
Status Gunung Kerinci Diturunkan Jadi Siaga
Gunung Kerinci ( kerinciku.blogspot.com)
Kerinci (ANTARA News) - Aparat Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kerici, Jambi, menyatakan bahwa status Gunung Kerinci menjelang tahun baru telah diturunkan dari waspada menjadi siaga.
"Status Gunung Kerinci semenjak tiga pekan lalu memang telah diturunkan menjadi siaga oleh pihak BVMPG pusat. Selain itu aktivtas gunung memang telah dinyatakan aman untuk pendakian tahun baru," kata Kadisbudparpora, Arlis Harun, melalui Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler Pemerintah Kabupaten Kerinci, Amri Swarta, di Kerinci, Jumat.
Dikatakannya, jalur pendakian memang telah dibuka, namun demi keamanan pendaki tixak disarankan untuk mendaki. Kalaupun akan melakukan pendakian, maka pendakian yang aman hingga 1,5 km sebelum puncak.
"Pendakian dibolehkan, tapi harus turun kalau sudah sampai 1,5 km menjelang uncak. Artinya tidak boleh sampai ke puncak. Kita tidak menjamin risikonya," ujar Amri.
Pihak pos pemantau aktivitas vulkanologi gunung berapi Kerinci, Heri Prasetyo, secara terpisah juga telah menyatakan hal serupa. Diakuinya status gunung Kerinci memang telah diturunkan karena aktivitas vulkanologinya sebulan terakhir ini cenderung telah menurun
Namun, pihaknya menilai meskipun telah diturunkan jadi siaga, namun pada dasarnya tingkat aman gunungg tidak bisa dikatakan sudah seratus persen mengingat masih fluktutif atau belum stabilnya aktivitaskegempaan gunung.
"Meskipun telah berkurang, hingga 150 persen dari 1- hingga 15 kegempaan menjadi 2 hingga 3 kali kegempaan sehari tapi hal itu bukan jaminan gunung telah aman dari resiko, karena tidak bisa memprediksi karekter gunung berapi. Kegempaan bisa saja tiba-tiba kembali mengguncang dan berbahaya bagi pendaki," ujarnya.
Heri mengaku pihaknya tidak bisa melarang ataupun mencegah pendaki yang ingin melakukan eksebisi pendakian tahun baru terhadap gunung tertinggi di Sumatera dan gunung berapi tertinggi kedua di tanah air (3.805 m dpl).
"Namun, demi keamanan sangat dianjurkan pendaki melibatkan pemandu dari petugas," ujarnya.
Ia menyatakan, jalur pendakian telah dibuka, namun pendakian sangat tidak dianjurkan, dan kalaupun terpaksa disarankan tim pendaki melibatkan petugas yang mengerti seluk beluk karekter gunung yang di luar perkiraan.
Gunung Kerinci ( kerinciku.blogspot.com)
Kerinci (ANTARA News) - Aparat Dinas Kebudayaan Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Kerici, Jambi, menyatakan bahwa status Gunung Kerinci menjelang tahun baru telah diturunkan dari waspada menjadi siaga.
"Status Gunung Kerinci semenjak tiga pekan lalu memang telah diturunkan menjadi siaga oleh pihak BVMPG pusat. Selain itu aktivtas gunung memang telah dinyatakan aman untuk pendakian tahun baru," kata Kadisbudparpora, Arlis Harun, melalui Kepala Bagian Hubungan Masyarakat dan Protokoler Pemerintah Kabupaten Kerinci, Amri Swarta, di Kerinci, Jumat.
Dikatakannya, jalur pendakian memang telah dibuka, namun demi keamanan pendaki tixak disarankan untuk mendaki. Kalaupun akan melakukan pendakian, maka pendakian yang aman hingga 1,5 km sebelum puncak.
"Pendakian dibolehkan, tapi harus turun kalau sudah sampai 1,5 km menjelang uncak. Artinya tidak boleh sampai ke puncak. Kita tidak menjamin risikonya," ujar Amri.
Pihak pos pemantau aktivitas vulkanologi gunung berapi Kerinci, Heri Prasetyo, secara terpisah juga telah menyatakan hal serupa. Diakuinya status gunung Kerinci memang telah diturunkan karena aktivitas vulkanologinya sebulan terakhir ini cenderung telah menurun
Namun, pihaknya menilai meskipun telah diturunkan jadi siaga, namun pada dasarnya tingkat aman gunungg tidak bisa dikatakan sudah seratus persen mengingat masih fluktutif atau belum stabilnya aktivitaskegempaan gunung.
"Meskipun telah berkurang, hingga 150 persen dari 1- hingga 15 kegempaan menjadi 2 hingga 3 kali kegempaan sehari tapi hal itu bukan jaminan gunung telah aman dari resiko, karena tidak bisa memprediksi karekter gunung berapi. Kegempaan bisa saja tiba-tiba kembali mengguncang dan berbahaya bagi pendaki," ujarnya.
Heri mengaku pihaknya tidak bisa melarang ataupun mencegah pendaki yang ingin melakukan eksebisi pendakian tahun baru terhadap gunung tertinggi di Sumatera dan gunung berapi tertinggi kedua di tanah air (3.805 m dpl).
"Namun, demi keamanan sangat dianjurkan pendaki melibatkan pemandu dari petugas," ujarnya.
Ia menyatakan, jalur pendakian telah dibuka, namun pendakian sangat tidak dianjurkan, dan kalaupun terpaksa disarankan tim pendaki melibatkan petugas yang mengerti seluk beluk karekter gunung yang di luar perkiraan.
Status Gunung Merapi
Status Merapi Turun di Penghujung 2010
Pengunjung berjalan di Kawasan yang hancur akibat Erupsi Merapi, di Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (25/12). (ANTARA/Wahyu Putro A)
Yogyakarta (ANTARA News) - Status Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah turun dari "siaga" menjadi "waspada" di penghujung 2010.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Kamis, menurunkan status Merapi dari "siaga" menjadi "waspada".
"Memang benar statusnya sudah diturunkan menjadi `waspada` melihat dari berbagai faktor seperti aktivitas kegempaan," kata Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTK Yogyakarta Sri Sumarti, di Yogyakarta.
Menurut dia, jumlah dan energi kegempaan Gunung Merapi pada akhir Desember 2010 telah mengalami penurunan cukup banyak dibandingkan dengan pada saat periode letusan gunung berapi pada akhir Oktober hingga November 2010.
Berdasarkan hasil rangkuman pengamatan aktivitas seismik Gunung Merapi, diketahui gempa vulkanik tidak lagi terjadi setiap hari, begitu pula dengan jumlah guguran yang semakin menurun dan gempa "multiphase" yang terjadi dalam kisaran normal.
"Hal itu dapat diartikan bahwa kondisi puncak Gunung Merapi semakin stabil dan tidak terjadi akumulasi tekanan magma," katanya.
Selain itu, gempa tremor yang menandakan adanya aktivitas fluida vulkanik juga tidak lagi terjadi.
Sebelumnya, status Gunung Merapi diturunkan dari level 4 atau "awas" ke level 3 atau "siaga" pada 3 Desember 2010.
Meskipun status Gunung Merapi telah diturunkan menjadi level 2 atau "waspada", namun Sri mengatakan masih ada ancaman sekunder dari Gunung Merapi seperti lahar dingin.
Oleh karena itu, masyarakat tetap diminta untuk tidak melakukan aktivitas di badan-badan sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Mengenai aktivitas pendakian yang cukup banyak diminati masyarakat untuk merayakan pergantian tahun, Sri mengatakan pendakian di Gunung Merapi masih tidak diperbolehkan karena masih banyak material lepas yang berpotensi longsor di puncak gunung tersebut.
"Penurunan status ini sudah dikomunikasikan kepada seluruh pemerintah daerah di sekitar merapi, di Sleman (DIY), Magelang, Boyolali dan Klaten (Jateng)," katanya.
Sebelumnya, Kepala BPPTK Subandrio mengatakan bahwa sebaiknya penurunan status dilaksanakan secara bertahap. "Penurunan status bukan merupakan kebutuhan kami, tetapi merupakan salah satu acuan untuk mitigasi bencana," katanya.
Mitigasi bencana, lanjut dia, tidak hanya bertujuan untuk pengurangan risiko korban dan harta benda tetapi juga menyangkut masalah pembiayaan.
Subandrio juga mengingatkan seluruh masyarakat yang tinggal di sekitar Merapi untuk mewaspadai lahar hujan mengingat jutaan material erupsi vulkanik Gunung Merapi masih memenuhi seluruh sungai yang berhulu di gunung tersebut.
Saat ini, pemantauan Gunung Merapi terus dilakukan selama 24 jam per hari, dan seluruh stasiun pengamatan Gunung Merapi yang berada di lima lokasi yaitu Jrakah, Selo, Babadan, Ngepos dan Kaliurang sudah dapat difungsikan, begitu juga peralatan pemantauan seismiknya.
"Yang belum dapat dipulihkan adalah peralatan pemantauan deformasi, karena belum diizinkan untuk melakukan pendakian dan memasang alat di puncak gunung," katanya.
Kerangka korban
Tim SAR Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis siang menemukan lagi satu kerangka mayat di Dusun Glagahmalang, Desa Kepuharjo yang diduga merupakan korban bencana erupsi Gunung Merapi.
"Mayat yang tinggal sedikit daging dan tulang kerangka ini, ditemukan di dekat barak pengungsian Desa Glagaharjo yang hancur dan terbakar akibat terjangan awan panas Merapi," kata anggota Tim SAR Kabupaten Sleman Dalimin.
Menurut dia, kondisi mayat tersebut sudah sulit dikenali, termasuk jenis kelaminnya karena kondisinya memang sudah sangat rusak.
"Dugaan kami mayat tersebut merupakan warga setempat, dan saat ini telah dikirim ke Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum (RSU) Dr Sardjito Yogyakarta," katanya.
Ia mengatakan penemuan mayat tersebut berawal saat warga setempat membuka akses jalur di tepi Sungai Gendol yang menghubungkan Dusun Srunen dengan Dusun Ngancar di Desa Glagaharjo yang tertimbun material vulkanik Gunung Merapi.
"Saat warga melakukan penggalian di sekitar bekas barak desa mereka menemukan kerangka manusia, temuan ini selanjutnya dilaporkan kepada kami dan langsung kami lakukan evakuasi bersama dengan petugas kepolisian," katanya.
Dalimin mengatakan saat ditemukan mayat tersebut berada di luar barak dan sebagian tulang kerangka sudah berserakan.
"Kemungkinan korban saat kejadian berusaha untuk menyelamatkan diri, namun awan panas lebih dulu menerjangnya," katanya.
Koordinator SAR dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Sleman Haryono mengatakan kemungkinan besar mayat tersebut tertinggal saat terjadi erupsi besar Merapi.
"Karena saat kejadian kondisinya gelap dan kendaraan terbatas, kemungkinan besar korban adalah relawan atau penanggung jawab barak pengungsian atau koordinator barak setempat," katanya.
Rawan banjir lahar
Dua lokasi "shelter" atau hunian sementara bagi korban bencana erupsi Gunung Merapi di Dusun Gondang I dan Gondang II, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, rawan terjadi banjir lahar dingin yang mengalir di Sungai Opak.
"Lokasi `shelter` di Gondang I yang diperuntukkan bagi warga Dusun Ngepringan, Desa Wukirsari jaraknya dengan aliran Sungai Opak kurang dari 100 meter, sedangkan untuk lokasi di Gondang II yang diperuntukkan bagi warga Desa Kepuharjo jaraknya sekitar 100 meter dari Sungai Gendol," kata warga setempat yang minta namanya tidak disebutkan, Kamis.
Menurut dia, ancaman banjir lahar dingin ini sangat besar karena saat ini aliran Sungai Opak yang sudah puluhan tahun mati, "hidup" lagi, dan justru menjadi aliran utama lahar dingin dari lereng Merapi.
"Memang kami tidak tahu benar apakah lokasi ke dua `shelter` tersebut aman atau tidak dari banjir lahar dingin Sungai Opak, tetapi melihat kecenderungan saat ini tidak menutup kemungkinan sewaktu-waktu nanti material Merapi yang lewat Sungai Opak meluap dan mengarah ke lokasi `shelter`," katanya.
Ia mengatakan pascaerupsi Merapi aliran Sungai Opak menjadi salah satu aliran lahar dingin material Merapi, selain Sungai Gendol, Sungai Kuning dan Sungai Boyong.
"Banjir lahar dingin Sungai Opak ini terjadi karena setelah erupsi Merapi terbentuk kembali lagi alur baru Sungai Opak langsung dari puncak Merapi," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, banjir lahar dingin melalui Sungai Opak sebelumnya telah merobohkan tiga jembatan yang berada di atas aliran sungai tersebut, yakni jembatan Petung dan jembatan Pagerjurang di Kepuharjo serta Jembatan Liwang di Argomyulyo.
"Memang saat ini pembangunan `shelter` di dua lokasi tersebut masih pada tahap perataan tanah, namun melihat ancaman ini apakah tidak dipertimbangkan lagi rencana pembangunan di lokasi tersebut," katanya.
Kepala Desa Kepuharjo Heri Suprapto mengaku belum mendapat laporan tentang keenggan warga Kaliadem untuk menghuni "shelter di Gondang II.
"Sampai saat ini memang belum ada warga yang mengeluh atau melaporkan secara langsung, saya akan cek dulu. Bagi saya semua harus jelas agar bisa saya sampaikan langsung ke pemerintah," katanya.
Ingin di lahan sendiri
Sebagian korban bencana erupsi Gunung Merapi di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman berharap bisa membangun "shelter" atau rumah hunian sementara di lahan mereka sendiri.
"Ada sejumlah warga desa ini yang memiliki lahan kosong di lokasi yang lebih aman dari Merapi, mereka ini ingin membangun rumahnya di lahan tersebut dengan bantuan dari pemerintah, namun sejauh ini pemerintah belum menyetujui," kata Kepala Desa Kepuharjo Heri Suprapto, Kamis.
Menurut dia, ada sekitar 140 kepala keluarga (KK) yang memiliki lahan kosong mengharapkan dapat bantuan dari pemerintah untuk membangun "shelter" atau rumahn di lokasi yang lebih aman dan masih masuk dalam wilayah Desa Kepuharjo.
"Warga berharap pemerintah bisa mengijinkan mereka membangun rumah di tanah mereka sendiri, kalau bisa dengan anggaran untuk pembangunan `shelter` atau hunian sementara di Dusun Gondang, karena mereka tidak ingin tinggal di `shelter` tersebut dan berharap bisa langsung membangun rumah di lahan sendiri," katanya.
Ia mengatakan di Desa Kepuharjo total ada 830 KK warga Kepuharjo yang kehilangan rumah akibat erupsi Merapi.
"Mereka memang sudah disiapkan pembangunan `shelter` di Dusun Gondang, Wukirsari, namun 140 KK lainnya menginginkan bisa membangun rumah di lahan mereka sendiri yang mayoritas lokasinya tidak jauh dari lokasi `shelter`," katanya.
Heri mengatakan, pihaknya juga mendapat tawaran bantuan dari dua lembaga kemanusiaan yang sanggup membantu warga yang ingin membangun rumahnya di lahan mereka sendiri.
"Ada lembaga kemanusiaan yang sanggup membantu pembangunan rumah warga masing-masing senilai Rp7 juta, satu lembaga dari Pontianak sanggup membantu 70 unit rumah dan satu lembaga lagi juga sanggup membantu 70 unit rumah sisanya," katanya.
Ia mengatakan terkait keamanan "shelter" Gondang II dari ancaman banjir lahar dingin melalui Sungai Opak pihaknya tidak bisa berbicara apa-apa karena lokasi tersebut telah mendapat rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta.
"Saat ini sepertinya aman, namun apakah nantinya bisa terkena banjir lahar dingin Sungai Opak, kami tidak tahu, yang jelas lokasinya memang sangat dekat dengan aliran Sungai Opak," katanya.
Ia mengatakan, sebelumnya sebagai kepala desa dirinya menginginkan agar "shelter" untuk warga Kepuharjo dibangun di tanah kas Desa Kepuharjo, di Dusun Giriharjo.
"Sebenarnya lokasi di Giriharjo tersebut posisinya sejajar dengan Dusun Gondang dan sama-sama berjarak sekitar 13 kilometer dari puncak Merapi, namun tidak tahu mengapa usulan pembangunan `shelter` di Giriharjo tersebut ternyata tidak direkomendasikan BPPTK Yogyakarta," katanya.
Dana pendidikan
Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan PT Askes Cabang Utama Yogyakarta, Kamis, menyerahkan bantuan dana pendidikan kepada anak korban bencana erupsi Gunung Merapi.
"Bantuan diberikan kepada 13 siswa SMA masing-masing senilai Rp3 juta dan mahasiswa sebanyak sembilan orang masing-masing menerima Rp6 juta," kata Sekretaris Korpri Kabupaten Sleman Endang Kusumawati.
Menurut dia, anggota Korpri yang rumahnya rusak akibat bencana Merapi sebanyak 38 unit masing-masing mendapatkan bantuan sebanyak Rp1,5 juta.
"Untuk pegawai negeri sipil (PNS) yang meninggal sebanyak 52 orang dua di antaranya adalah korban meninggal akibat erupsi Merapi yang masing-masing menerima santunan sebanyak Rp1 juta," katanya.
Ia mengatakan anak-anak yang mendapat bantuan pendidikan sudah telah melalui seleksi, memenuhi kriteria, dan berprestasi.
"Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban orang tua dalam membiayai sekolah serta memperbaiki rumah yang rusak akibat erupsi Gunung Merapi," katanya.
Dewan Pembina Korpri Kabupaten Sleman Sutrisno mengatakan bantuan yang diberikan bukan untuk memanjakan anak-anak namun merupakan wujud dari kepedulian Korpri kepada anggotanya sehingga diharapkan bisa membangkitkan semangat belajar dan dapat meraih prestasi yang lebih tinggi lagi.
"Bagi anggota Korpri yang rumahnya rusak, maka bantuan ini diharapkan bisa membantu untuk memperbaiki lagi rumahnya sehingga apa yang menjadi salah satu program Korpri untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya bisa tercapai," katanya.
Ia mengatakan Korpri Sleman ingin menguatkan kembali eksistensinya sebagai lembaga yang netral, tidak berpolitik praktis dan tidak beraviliasi dengan partai politik, tetapi berpolitik kenegaraan. "Artinya negara yang mempunyai warna dan tujuan," katanya.
Rp30 juta
Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyatakan anggaran kesehatan penanggulangan becana Gunung Merapi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah turun sebesar Rp30 juta.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Lestaryono, di Wates, Kamis, mengatakan, anggaran kesehatan tersebut untuk mengganti dana yang telah dikeluarkan Dinkes untuk membeli masker yang dibagikan kepada masyarakat dan untuk para pengungsi yang ada di wilayah Kabupaten Kulon Progo.
"Anggaran dari BNPB untuk ganti rugi pembelian masker sebesar Rp30 juta, dan yang lain untuk kesehatan tidak mendapat bantuan apapun," katanya.
Ia juga mengatakan Dinkes sudah meminta anggaran untuk biaya transportasi, uang makan dan uang saku untuk petugas yang diterjunkan pada saat penanganan pengungsi.
"Namun demikian, BNPB tidak menyetujui anggaran yang kami ajukan,kami tidak dapat berbuat apa-apa," katanya.
Menurut dia, Dinkes Kabupaten Kulon Progo mengambil langkah menggunakan alokasi pendapatan puskesmas untuk mengganti uang transportasi, makan dan uang saku bagi petugas yang terlibat dalam penanganan korban bencana Gunung Merapi.
"Setiap harinya,kami mengirimkan petugas untuk menangani kesehatan pengungsi, kalau di Kulon Progo ada tiga posko yakni Banjarharjo, Banjarasri dan Banjararum di Kecamatan Kalibawang setiap shifnya ada sembilan petugas menjadi 27 petugas tiap harinya, tentu butuh uang bensin, uang makan dan uang saku,karena dari BNPB tidak menganggarkan, kami gunakan alokasi pendapatan puskesmas,"katanya.
Basis data
Forum Pengurangan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta mendesak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membuat basis data relawan yang valid dan memuat keahlian dari masing-masing relawan.
"Basis data ini penting dimiliki sehingga saat ada kejadian bencana, maka relawan akan segera dapat dimobilisasi," kata Koordinator Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) DIY Juli Eko Nugroho dalam Apresiasi dan Pekerja Kemanusiaan Erupsi Merapi 2010 di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, kondisi wilayah Indonesia yang rawan bencana seperti letusan gunung berapi dan gempa bumi menuntut semua pihak untuk selalu memiliki kewaspadaan dan manajemen mitigasi bencana yang baik.
Perbedaan penanganan bencana di satu wilayah dengan wilayah yang lain juga menuntut adanya perbedaan kebutuhan keahlian dari relawan yang akan diterjunkan ke lapangan.
Ia mencontohkan, pada bencana letusan Gunung Merapi masih terjadi kesimpangsiuran dalam manajemen distribusi logistik yang berupa makanan dan non makanan serta manajemen pengungsi.
"Melalui basis data itu, juga akan diketahui sejumlah keahlian dari relawan yang masih perlu ditingkatkan," katanya.
Selama tanggap darurat erupsi Merapi 2010 terdapat sekitar 5.000 relawan dari 12 provinsi di Indonesia dan luar negeri yang mengemban tugas kemanusiaan di wilayah Provinsi DIY dan Jawa Tengah.
Dalam kegiatan apresiasi relawan tersebut terdapat 10 relawan yang mendapatkan sertifikat setelah menjalankan tugas di Merapi, yaitu dari mahasiswa, PMI, organisasi massa, SAR, komunitas masyarakat, dan PLN.
"Ini adalah penyerahan sertifikat secara simbolik. Sebenarnya, banyak relawan lain yang juga mendapat sertifikat," katanya.
Kepala BNPB Syamsul Maarif mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada relawan yang telah bekerja di Merapi selama masa tanggap darurat.
"Saya tidak tahu apakah seluruh tugas BPNB bisa dilaksanakan tanpa bantuan relawan. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada relawan," katanya.
Syamsul mengatakan perbedaan penanganan terhadap bencana di setiap wilayah membutuhkan adanya petunjuk tentang penanganan bencana.
"Koordinasi dan manajemen penanganan bencana menjadi suatu kebutuhan di lapangan pada saat terjadi bencana," katanya.
Salah satu manajemen yang dilakukan pada saat penanganan bencana adalah membatasi jumlah relawan sehingga tidak ada penumpukan relawan yang justru akan menambah kerepotan di lapangan. "Jika memang ada kekurangan relawan, maka kami yang akan memintanya sesuai kebutuhan," katanya.
Mangkok keramik
Abu vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi oleh para seniman perajin digunakan sebagai bahan baku pembuatan mangkok keramik.
"Ide untuk membuat mangkok keramik dari abu vulkanik sifatnya coba-coba, dan hasilnya cukup memuaskan, sehingga kami manfaatkan abu itu sebagai bahan baku pembuatan barang kerajinan tersebut dalam jumlah banyak, dari pada terbuang sia-sia," kata pembuat mangkok keramik dari abu vulkanik Indro Baskoro Miko Putro, di Yogyakarta, Kamis.
Dosen Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu, ditemui saat mengikuti pameran seni kriya Islami dalam rangkaian Festival Muharram 1432 Hijriyah di gedung Asri Medical Center, Yogyakarta. Pameran tersebut berlangsung dari 29 Desember 2010 hingga 2 Januari 2011.
Menurut dia, abu vulkanik mengandung silika hingga 50 persen, sehingga jika digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik, kualitas keramik itu sangat bagus dan istimewa setelah dipadukan dengan campuran beberapa bahan kimia seperti kalsium karbonat. "Desain dan warna keramik juga dibuat menarik," katanya.
Keistimewaan mangkok keramik yang terbuat dari abu vulkanik, kata dia dari segi warna jika dilihat secara visual menghasilkan efek menyerupai kumpulan magma yang mendidih, kemudian membeku. "Permukaan lapisannya menghasilkan warna yang natural seperti halnya warna magma di dalam perut bumi," katanya.
Ia mengatakan permukaan mangkok keramik yang terbuat dari abu vukanik ini membentuk seperti pori-pori besar dan kecil. Bentuk lapisannya menyerupai batu yang mengalami pelapukan atau sedimentasi.
Menurut Indro, kualitas dan daya tahan mangkok keramik tersebut tidak jauh berbeda dengan keramik yang terbuat dari tanah liat.
"Ada keistimewaan dalam proses pembuatannya, yakni tidak membutuhkan waktu lama dalam pengeringannya, yakni hanya sekitar 12 jam," katanya.
Meskipun demikian, kata dia, mangkok keramik ini harus tetap dibakar agar menghasilkan kualitas tinggi dan memuaskan. "Dibutuhkan suhu tinggi, yakni 1.280 derajat Celsius untuk pembakarannya " katanya.
Indro mengatakan mangkok keramik tersebut belum dijual kepada masyarakat, dan saat ini masih terus dikembangkan untuk memperoleh kualitas yang bagus dan kuat. "Masih terus dikembangkan oleh para pembuatnya, termasuk para mahasiswa yang kami bina," katanya.(*)
Pengunjung berjalan di Kawasan yang hancur akibat Erupsi Merapi, di Ngrangkah, Umbulharjo, Cangkringan, Sleman, Yogyakarta, Sabtu (25/12). (ANTARA/Wahyu Putro A)
Yogyakarta (ANTARA News) - Status Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah turun dari "siaga" menjadi "waspada" di penghujung 2010.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta, Kamis, menurunkan status Merapi dari "siaga" menjadi "waspada".
"Memang benar statusnya sudah diturunkan menjadi `waspada` melihat dari berbagai faktor seperti aktivitas kegempaan," kata Kepala Seksi Gunung Merapi BPPTK Yogyakarta Sri Sumarti, di Yogyakarta.
Menurut dia, jumlah dan energi kegempaan Gunung Merapi pada akhir Desember 2010 telah mengalami penurunan cukup banyak dibandingkan dengan pada saat periode letusan gunung berapi pada akhir Oktober hingga November 2010.
Berdasarkan hasil rangkuman pengamatan aktivitas seismik Gunung Merapi, diketahui gempa vulkanik tidak lagi terjadi setiap hari, begitu pula dengan jumlah guguran yang semakin menurun dan gempa "multiphase" yang terjadi dalam kisaran normal.
"Hal itu dapat diartikan bahwa kondisi puncak Gunung Merapi semakin stabil dan tidak terjadi akumulasi tekanan magma," katanya.
Selain itu, gempa tremor yang menandakan adanya aktivitas fluida vulkanik juga tidak lagi terjadi.
Sebelumnya, status Gunung Merapi diturunkan dari level 4 atau "awas" ke level 3 atau "siaga" pada 3 Desember 2010.
Meskipun status Gunung Merapi telah diturunkan menjadi level 2 atau "waspada", namun Sri mengatakan masih ada ancaman sekunder dari Gunung Merapi seperti lahar dingin.
Oleh karena itu, masyarakat tetap diminta untuk tidak melakukan aktivitas di badan-badan sungai yang berhulu di Gunung Merapi.
Mengenai aktivitas pendakian yang cukup banyak diminati masyarakat untuk merayakan pergantian tahun, Sri mengatakan pendakian di Gunung Merapi masih tidak diperbolehkan karena masih banyak material lepas yang berpotensi longsor di puncak gunung tersebut.
"Penurunan status ini sudah dikomunikasikan kepada seluruh pemerintah daerah di sekitar merapi, di Sleman (DIY), Magelang, Boyolali dan Klaten (Jateng)," katanya.
Sebelumnya, Kepala BPPTK Subandrio mengatakan bahwa sebaiknya penurunan status dilaksanakan secara bertahap. "Penurunan status bukan merupakan kebutuhan kami, tetapi merupakan salah satu acuan untuk mitigasi bencana," katanya.
Mitigasi bencana, lanjut dia, tidak hanya bertujuan untuk pengurangan risiko korban dan harta benda tetapi juga menyangkut masalah pembiayaan.
Subandrio juga mengingatkan seluruh masyarakat yang tinggal di sekitar Merapi untuk mewaspadai lahar hujan mengingat jutaan material erupsi vulkanik Gunung Merapi masih memenuhi seluruh sungai yang berhulu di gunung tersebut.
Saat ini, pemantauan Gunung Merapi terus dilakukan selama 24 jam per hari, dan seluruh stasiun pengamatan Gunung Merapi yang berada di lima lokasi yaitu Jrakah, Selo, Babadan, Ngepos dan Kaliurang sudah dapat difungsikan, begitu juga peralatan pemantauan seismiknya.
"Yang belum dapat dipulihkan adalah peralatan pemantauan deformasi, karena belum diizinkan untuk melakukan pendakian dan memasang alat di puncak gunung," katanya.
Kerangka korban
Tim SAR Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Kamis siang menemukan lagi satu kerangka mayat di Dusun Glagahmalang, Desa Kepuharjo yang diduga merupakan korban bencana erupsi Gunung Merapi.
"Mayat yang tinggal sedikit daging dan tulang kerangka ini, ditemukan di dekat barak pengungsian Desa Glagaharjo yang hancur dan terbakar akibat terjangan awan panas Merapi," kata anggota Tim SAR Kabupaten Sleman Dalimin.
Menurut dia, kondisi mayat tersebut sudah sulit dikenali, termasuk jenis kelaminnya karena kondisinya memang sudah sangat rusak.
"Dugaan kami mayat tersebut merupakan warga setempat, dan saat ini telah dikirim ke Kedokteran Forensik Rumah Sakit Umum (RSU) Dr Sardjito Yogyakarta," katanya.
Ia mengatakan penemuan mayat tersebut berawal saat warga setempat membuka akses jalur di tepi Sungai Gendol yang menghubungkan Dusun Srunen dengan Dusun Ngancar di Desa Glagaharjo yang tertimbun material vulkanik Gunung Merapi.
"Saat warga melakukan penggalian di sekitar bekas barak desa mereka menemukan kerangka manusia, temuan ini selanjutnya dilaporkan kepada kami dan langsung kami lakukan evakuasi bersama dengan petugas kepolisian," katanya.
Dalimin mengatakan saat ditemukan mayat tersebut berada di luar barak dan sebagian tulang kerangka sudah berserakan.
"Kemungkinan korban saat kejadian berusaha untuk menyelamatkan diri, namun awan panas lebih dulu menerjangnya," katanya.
Koordinator SAR dan Penanggulangan Bencana Kabupaten Sleman Haryono mengatakan kemungkinan besar mayat tersebut tertinggal saat terjadi erupsi besar Merapi.
"Karena saat kejadian kondisinya gelap dan kendaraan terbatas, kemungkinan besar korban adalah relawan atau penanggung jawab barak pengungsian atau koordinator barak setempat," katanya.
Rawan banjir lahar
Dua lokasi "shelter" atau hunian sementara bagi korban bencana erupsi Gunung Merapi di Dusun Gondang I dan Gondang II, Desa Wukirsari, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, rawan terjadi banjir lahar dingin yang mengalir di Sungai Opak.
"Lokasi `shelter` di Gondang I yang diperuntukkan bagi warga Dusun Ngepringan, Desa Wukirsari jaraknya dengan aliran Sungai Opak kurang dari 100 meter, sedangkan untuk lokasi di Gondang II yang diperuntukkan bagi warga Desa Kepuharjo jaraknya sekitar 100 meter dari Sungai Gendol," kata warga setempat yang minta namanya tidak disebutkan, Kamis.
Menurut dia, ancaman banjir lahar dingin ini sangat besar karena saat ini aliran Sungai Opak yang sudah puluhan tahun mati, "hidup" lagi, dan justru menjadi aliran utama lahar dingin dari lereng Merapi.
"Memang kami tidak tahu benar apakah lokasi ke dua `shelter` tersebut aman atau tidak dari banjir lahar dingin Sungai Opak, tetapi melihat kecenderungan saat ini tidak menutup kemungkinan sewaktu-waktu nanti material Merapi yang lewat Sungai Opak meluap dan mengarah ke lokasi `shelter`," katanya.
Ia mengatakan pascaerupsi Merapi aliran Sungai Opak menjadi salah satu aliran lahar dingin material Merapi, selain Sungai Gendol, Sungai Kuning dan Sungai Boyong.
"Banjir lahar dingin Sungai Opak ini terjadi karena setelah erupsi Merapi terbentuk kembali lagi alur baru Sungai Opak langsung dari puncak Merapi," katanya.
Lebih lanjut ia mengatakan, banjir lahar dingin melalui Sungai Opak sebelumnya telah merobohkan tiga jembatan yang berada di atas aliran sungai tersebut, yakni jembatan Petung dan jembatan Pagerjurang di Kepuharjo serta Jembatan Liwang di Argomyulyo.
"Memang saat ini pembangunan `shelter` di dua lokasi tersebut masih pada tahap perataan tanah, namun melihat ancaman ini apakah tidak dipertimbangkan lagi rencana pembangunan di lokasi tersebut," katanya.
Kepala Desa Kepuharjo Heri Suprapto mengaku belum mendapat laporan tentang keenggan warga Kaliadem untuk menghuni "shelter di Gondang II.
"Sampai saat ini memang belum ada warga yang mengeluh atau melaporkan secara langsung, saya akan cek dulu. Bagi saya semua harus jelas agar bisa saya sampaikan langsung ke pemerintah," katanya.
Ingin di lahan sendiri
Sebagian korban bencana erupsi Gunung Merapi di Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman berharap bisa membangun "shelter" atau rumah hunian sementara di lahan mereka sendiri.
"Ada sejumlah warga desa ini yang memiliki lahan kosong di lokasi yang lebih aman dari Merapi, mereka ini ingin membangun rumahnya di lahan tersebut dengan bantuan dari pemerintah, namun sejauh ini pemerintah belum menyetujui," kata Kepala Desa Kepuharjo Heri Suprapto, Kamis.
Menurut dia, ada sekitar 140 kepala keluarga (KK) yang memiliki lahan kosong mengharapkan dapat bantuan dari pemerintah untuk membangun "shelter" atau rumahn di lokasi yang lebih aman dan masih masuk dalam wilayah Desa Kepuharjo.
"Warga berharap pemerintah bisa mengijinkan mereka membangun rumah di tanah mereka sendiri, kalau bisa dengan anggaran untuk pembangunan `shelter` atau hunian sementara di Dusun Gondang, karena mereka tidak ingin tinggal di `shelter` tersebut dan berharap bisa langsung membangun rumah di lahan sendiri," katanya.
Ia mengatakan di Desa Kepuharjo total ada 830 KK warga Kepuharjo yang kehilangan rumah akibat erupsi Merapi.
"Mereka memang sudah disiapkan pembangunan `shelter` di Dusun Gondang, Wukirsari, namun 140 KK lainnya menginginkan bisa membangun rumah di lahan mereka sendiri yang mayoritas lokasinya tidak jauh dari lokasi `shelter`," katanya.
Heri mengatakan, pihaknya juga mendapat tawaran bantuan dari dua lembaga kemanusiaan yang sanggup membantu warga yang ingin membangun rumahnya di lahan mereka sendiri.
"Ada lembaga kemanusiaan yang sanggup membantu pembangunan rumah warga masing-masing senilai Rp7 juta, satu lembaga dari Pontianak sanggup membantu 70 unit rumah dan satu lembaga lagi juga sanggup membantu 70 unit rumah sisanya," katanya.
Ia mengatakan terkait keamanan "shelter" Gondang II dari ancaman banjir lahar dingin melalui Sungai Opak pihaknya tidak bisa berbicara apa-apa karena lokasi tersebut telah mendapat rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta.
"Saat ini sepertinya aman, namun apakah nantinya bisa terkena banjir lahar dingin Sungai Opak, kami tidak tahu, yang jelas lokasinya memang sangat dekat dengan aliran Sungai Opak," katanya.
Ia mengatakan, sebelumnya sebagai kepala desa dirinya menginginkan agar "shelter" untuk warga Kepuharjo dibangun di tanah kas Desa Kepuharjo, di Dusun Giriharjo.
"Sebenarnya lokasi di Giriharjo tersebut posisinya sejajar dengan Dusun Gondang dan sama-sama berjarak sekitar 13 kilometer dari puncak Merapi, namun tidak tahu mengapa usulan pembangunan `shelter` di Giriharjo tersebut ternyata tidak direkomendasikan BPPTK Yogyakarta," katanya.
Dana pendidikan
Korps Pegawai Republik Indonesia (Korpri) Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, bekerja sama dengan PT Askes Cabang Utama Yogyakarta, Kamis, menyerahkan bantuan dana pendidikan kepada anak korban bencana erupsi Gunung Merapi.
"Bantuan diberikan kepada 13 siswa SMA masing-masing senilai Rp3 juta dan mahasiswa sebanyak sembilan orang masing-masing menerima Rp6 juta," kata Sekretaris Korpri Kabupaten Sleman Endang Kusumawati.
Menurut dia, anggota Korpri yang rumahnya rusak akibat bencana Merapi sebanyak 38 unit masing-masing mendapatkan bantuan sebanyak Rp1,5 juta.
"Untuk pegawai negeri sipil (PNS) yang meninggal sebanyak 52 orang dua di antaranya adalah korban meninggal akibat erupsi Merapi yang masing-masing menerima santunan sebanyak Rp1 juta," katanya.
Ia mengatakan anak-anak yang mendapat bantuan pendidikan sudah telah melalui seleksi, memenuhi kriteria, dan berprestasi.
"Bantuan tersebut diharapkan dapat meringankan beban orang tua dalam membiayai sekolah serta memperbaiki rumah yang rusak akibat erupsi Gunung Merapi," katanya.
Dewan Pembina Korpri Kabupaten Sleman Sutrisno mengatakan bantuan yang diberikan bukan untuk memanjakan anak-anak namun merupakan wujud dari kepedulian Korpri kepada anggotanya sehingga diharapkan bisa membangkitkan semangat belajar dan dapat meraih prestasi yang lebih tinggi lagi.
"Bagi anggota Korpri yang rumahnya rusak, maka bantuan ini diharapkan bisa membantu untuk memperbaiki lagi rumahnya sehingga apa yang menjadi salah satu program Korpri untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya bisa tercapai," katanya.
Ia mengatakan Korpri Sleman ingin menguatkan kembali eksistensinya sebagai lembaga yang netral, tidak berpolitik praktis dan tidak beraviliasi dengan partai politik, tetapi berpolitik kenegaraan. "Artinya negara yang mempunyai warna dan tujuan," katanya.
Rp30 juta
Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), menyatakan anggaran kesehatan penanggulangan becana Gunung Merapi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sudah turun sebesar Rp30 juta.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kulon Progo, Lestaryono, di Wates, Kamis, mengatakan, anggaran kesehatan tersebut untuk mengganti dana yang telah dikeluarkan Dinkes untuk membeli masker yang dibagikan kepada masyarakat dan untuk para pengungsi yang ada di wilayah Kabupaten Kulon Progo.
"Anggaran dari BNPB untuk ganti rugi pembelian masker sebesar Rp30 juta, dan yang lain untuk kesehatan tidak mendapat bantuan apapun," katanya.
Ia juga mengatakan Dinkes sudah meminta anggaran untuk biaya transportasi, uang makan dan uang saku untuk petugas yang diterjunkan pada saat penanganan pengungsi.
"Namun demikian, BNPB tidak menyetujui anggaran yang kami ajukan,kami tidak dapat berbuat apa-apa," katanya.
Menurut dia, Dinkes Kabupaten Kulon Progo mengambil langkah menggunakan alokasi pendapatan puskesmas untuk mengganti uang transportasi, makan dan uang saku bagi petugas yang terlibat dalam penanganan korban bencana Gunung Merapi.
"Setiap harinya,kami mengirimkan petugas untuk menangani kesehatan pengungsi, kalau di Kulon Progo ada tiga posko yakni Banjarharjo, Banjarasri dan Banjararum di Kecamatan Kalibawang setiap shifnya ada sembilan petugas menjadi 27 petugas tiap harinya, tentu butuh uang bensin, uang makan dan uang saku,karena dari BNPB tidak menganggarkan, kami gunakan alokasi pendapatan puskesmas,"katanya.
Basis data
Forum Pengurangan Risiko Bencana Daerah Istimewa Yogyakarta mendesak Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) untuk membuat basis data relawan yang valid dan memuat keahlian dari masing-masing relawan.
"Basis data ini penting dimiliki sehingga saat ada kejadian bencana, maka relawan akan segera dapat dimobilisasi," kata Koordinator Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) DIY Juli Eko Nugroho dalam Apresiasi dan Pekerja Kemanusiaan Erupsi Merapi 2010 di Yogyakarta, Kamis.
Menurut dia, kondisi wilayah Indonesia yang rawan bencana seperti letusan gunung berapi dan gempa bumi menuntut semua pihak untuk selalu memiliki kewaspadaan dan manajemen mitigasi bencana yang baik.
Perbedaan penanganan bencana di satu wilayah dengan wilayah yang lain juga menuntut adanya perbedaan kebutuhan keahlian dari relawan yang akan diterjunkan ke lapangan.
Ia mencontohkan, pada bencana letusan Gunung Merapi masih terjadi kesimpangsiuran dalam manajemen distribusi logistik yang berupa makanan dan non makanan serta manajemen pengungsi.
"Melalui basis data itu, juga akan diketahui sejumlah keahlian dari relawan yang masih perlu ditingkatkan," katanya.
Selama tanggap darurat erupsi Merapi 2010 terdapat sekitar 5.000 relawan dari 12 provinsi di Indonesia dan luar negeri yang mengemban tugas kemanusiaan di wilayah Provinsi DIY dan Jawa Tengah.
Dalam kegiatan apresiasi relawan tersebut terdapat 10 relawan yang mendapatkan sertifikat setelah menjalankan tugas di Merapi, yaitu dari mahasiswa, PMI, organisasi massa, SAR, komunitas masyarakat, dan PLN.
"Ini adalah penyerahan sertifikat secara simbolik. Sebenarnya, banyak relawan lain yang juga mendapat sertifikat," katanya.
Kepala BNPB Syamsul Maarif mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada relawan yang telah bekerja di Merapi selama masa tanggap darurat.
"Saya tidak tahu apakah seluruh tugas BPNB bisa dilaksanakan tanpa bantuan relawan. Oleh karena itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada relawan," katanya.
Syamsul mengatakan perbedaan penanganan terhadap bencana di setiap wilayah membutuhkan adanya petunjuk tentang penanganan bencana.
"Koordinasi dan manajemen penanganan bencana menjadi suatu kebutuhan di lapangan pada saat terjadi bencana," katanya.
Salah satu manajemen yang dilakukan pada saat penanganan bencana adalah membatasi jumlah relawan sehingga tidak ada penumpukan relawan yang justru akan menambah kerepotan di lapangan. "Jika memang ada kekurangan relawan, maka kami yang akan memintanya sesuai kebutuhan," katanya.
Mangkok keramik
Abu vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi oleh para seniman perajin digunakan sebagai bahan baku pembuatan mangkok keramik.
"Ide untuk membuat mangkok keramik dari abu vulkanik sifatnya coba-coba, dan hasilnya cukup memuaskan, sehingga kami manfaatkan abu itu sebagai bahan baku pembuatan barang kerajinan tersebut dalam jumlah banyak, dari pada terbuang sia-sia," kata pembuat mangkok keramik dari abu vulkanik Indro Baskoro Miko Putro, di Yogyakarta, Kamis.
Dosen Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu, ditemui saat mengikuti pameran seni kriya Islami dalam rangkaian Festival Muharram 1432 Hijriyah di gedung Asri Medical Center, Yogyakarta. Pameran tersebut berlangsung dari 29 Desember 2010 hingga 2 Januari 2011.
Menurut dia, abu vulkanik mengandung silika hingga 50 persen, sehingga jika digunakan sebagai bahan baku pembuatan keramik, kualitas keramik itu sangat bagus dan istimewa setelah dipadukan dengan campuran beberapa bahan kimia seperti kalsium karbonat. "Desain dan warna keramik juga dibuat menarik," katanya.
Keistimewaan mangkok keramik yang terbuat dari abu vulkanik, kata dia dari segi warna jika dilihat secara visual menghasilkan efek menyerupai kumpulan magma yang mendidih, kemudian membeku. "Permukaan lapisannya menghasilkan warna yang natural seperti halnya warna magma di dalam perut bumi," katanya.
Ia mengatakan permukaan mangkok keramik yang terbuat dari abu vukanik ini membentuk seperti pori-pori besar dan kecil. Bentuk lapisannya menyerupai batu yang mengalami pelapukan atau sedimentasi.
Menurut Indro, kualitas dan daya tahan mangkok keramik tersebut tidak jauh berbeda dengan keramik yang terbuat dari tanah liat.
"Ada keistimewaan dalam proses pembuatannya, yakni tidak membutuhkan waktu lama dalam pengeringannya, yakni hanya sekitar 12 jam," katanya.
Meskipun demikian, kata dia, mangkok keramik ini harus tetap dibakar agar menghasilkan kualitas tinggi dan memuaskan. "Dibutuhkan suhu tinggi, yakni 1.280 derajat Celsius untuk pembakarannya " katanya.
Indro mengatakan mangkok keramik tersebut belum dijual kepada masyarakat, dan saat ini masih terus dikembangkan untuk memperoleh kualitas yang bagus dan kuat. "Masih terus dikembangkan oleh para pembuatnya, termasuk para mahasiswa yang kami bina," katanya.(*)
Kamis, 30 Desember 2010
Status Gunung Bromo
Bromo Bertatus Siaga, Meski Keluarkan Lava Pijar
Surabaya (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, belum menaikkan status Gunung Bromo dari siaga ke awas, meski material vulkanik berupa lava pijar sempat dimuntahkan bersamaan terjadinya letusan dari kawah Bromo.
"Lava pijar sifatnya menerus terjadi, baik di siang hari maupun malam hari. Sementara yang terlihat saat ini pada waktu malam hari," kata Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi dari PVMBG, Gede Suantika, saat dihubungi ANTARA News melalui telepon selulernya, Kamis.
Menurut Gede, selama 11 hari terakhir ini, ketinggian abu vulkanik mencapai 1.200 meter hingga 2.000 meter dengan rata-rata amplitudunya 30 milimeter .
"Sifatnya terus menerus dengan arah angin berubah-ubah. Kadang ke timur laut dan utara. Tapi saat ini lebih condong ke Probolinggo," katanya.
Namun demikian, lanjut dia, PVMBG belum memutuskan untuk meningkatkan status Gunung Bromo meski material vulkanik berupa bebatuan dan lava pijar keluar dari kawah Bromo.
"Material vulkanik belum sampai ke perkampungan penduduk. Hingga saat ini baru di sekitar kawah atau berjarak sekitar 100 meter saja," katanya.
Hanya saja, lanjut dia, hujan abu masih berlangsung hingga saat ini. Diketahui ketinggian abu vulkanik di sekitar lereng Gunung Bromo khususnya di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo sudah mencapai 15 centimeter.
Melihat kondisi tersebut, Gede tidak melarang jika ada penduduk yang mengungsi ke tempat-tempat penampungan yang disediakan pemerintah setempat yang ada di sekitar Kecamatan Sukapura.
"Kalau ada warga yang mengungsi, ya, silahkan. Tapi di sini masih ada penduduk yang tetap bertahan di rumahnya masing-masing," ujarnya.
Sebelumnya, puluhan warga Desa Ngadirejo yang jaraknya sekitar 4-5 kilometer dari kawah Gunung Bromo mengungsi karena karena kuatir letusan susulan akan terjadi lebih besar pada Kamis dini hari.
Warga tersebut ditampung di kantor Kecamatan Sukapura, hotel dan gedung sekolahan yang merupakan daerah aman dengan radius 15 Kilometer dari kawah Gunung Bromo.
(T.A052/P003)
Surabaya (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan, belum menaikkan status Gunung Bromo dari siaga ke awas, meski material vulkanik berupa lava pijar sempat dimuntahkan bersamaan terjadinya letusan dari kawah Bromo.
"Lava pijar sifatnya menerus terjadi, baik di siang hari maupun malam hari. Sementara yang terlihat saat ini pada waktu malam hari," kata Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi dari PVMBG, Gede Suantika, saat dihubungi ANTARA News melalui telepon selulernya, Kamis.
Menurut Gede, selama 11 hari terakhir ini, ketinggian abu vulkanik mencapai 1.200 meter hingga 2.000 meter dengan rata-rata amplitudunya 30 milimeter .
"Sifatnya terus menerus dengan arah angin berubah-ubah. Kadang ke timur laut dan utara. Tapi saat ini lebih condong ke Probolinggo," katanya.
Namun demikian, lanjut dia, PVMBG belum memutuskan untuk meningkatkan status Gunung Bromo meski material vulkanik berupa bebatuan dan lava pijar keluar dari kawah Bromo.
"Material vulkanik belum sampai ke perkampungan penduduk. Hingga saat ini baru di sekitar kawah atau berjarak sekitar 100 meter saja," katanya.
Hanya saja, lanjut dia, hujan abu masih berlangsung hingga saat ini. Diketahui ketinggian abu vulkanik di sekitar lereng Gunung Bromo khususnya di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo sudah mencapai 15 centimeter.
Melihat kondisi tersebut, Gede tidak melarang jika ada penduduk yang mengungsi ke tempat-tempat penampungan yang disediakan pemerintah setempat yang ada di sekitar Kecamatan Sukapura.
"Kalau ada warga yang mengungsi, ya, silahkan. Tapi di sini masih ada penduduk yang tetap bertahan di rumahnya masing-masing," ujarnya.
Sebelumnya, puluhan warga Desa Ngadirejo yang jaraknya sekitar 4-5 kilometer dari kawah Gunung Bromo mengungsi karena karena kuatir letusan susulan akan terjadi lebih besar pada Kamis dini hari.
Warga tersebut ditampung di kantor Kecamatan Sukapura, hotel dan gedung sekolahan yang merupakan daerah aman dengan radius 15 Kilometer dari kawah Gunung Bromo.
(T.A052/P003)
Rabu, 29 Desember 2010
Aktivitas Gunung Kaba di Bengkulu
Aktivitas Gempa Gunung Kaba Normal
Bengkulu (ANTARA News) - Aktivitas kegempaan Gunung Api Kaba di Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini sudah kembali normal.
"Sejak sebulan ini aktivitas Gunung Api Kaba terus menurun sehingga pada titik normal sehingga masyarakat diimbau tetap beraktivitas, seperti biasa dan gunung tersebut aman dari kunjungan wisata," kata Kepala Pos Pemantau Aktivitas Vulkanologi Gunung Kaba, Sigit Widiyanto, saat dihubungi di Bengkulu, Rabu.
Aktivitas kegempaan cukup stabil yang hanya satu hingga dua kali per hari, aktivitas itu jauh menurun dari beberapa bulan lalu yang mencapai ribuan kali gempa sebulan, terhadap gunung ini tinggal menunggu pencabutan status dari BVMPG pusat, katanya.
Melihat kondisi beberapa waktu ini dimungkinkan dalam sebulan ini status itu dapat dicaut dan ditetapkan aman. Saat ini dengan kondisi normal masyarakat dapat beraktivitas serta masyarakat pengunjung wisatawan diperbolehkan untuk mendaki.
Ia mengatakan, kendati aktivitas normal pihaknya tetap mengawasi dan memantau gunung itu serta mengimbau pendaki untuk tidak mendekat kawah gunung.
"Kita melihat kunjungan wisatawan lokal ke wilayah gunung Kaba mulai ramai apalagi sejak masuk libur sekolah sepekan lalu, namun tetap mengimbau agar tidak mendekati daerah yang rawan bencana seperti kawah lava," ujarnya.
Ia menyebutkan, untuk mengingatkan bahwa, aktivitas kegempaan vulkanik terjadi peningkatan sejak September 2009 dari normal hanya 200 hingga 300 kali per bulan naik menjadi 350 kali pada September 2009, naik menjadi 1.130 kali pada Oktober 2009.
Meskipun jumlah kegempaan vulkanik pada Oktober 2010 hanya 196 kali namun fluktuasi kegempaan gunung api itu membuat statusnya menjadi waspada sejak September 2009.
Gempa vulkanik pada November 2009 sebanyak 852 kali, dan terbanyak pada Desember 2009 sebanyak 2.044 kali, katanya dihadapan Gubernur Bengkulu saat meninjau lokasi gunung tersebut di Desa Sumber Urip Kecamatan Selupuh Rejang, Kabupaten Rejang Lebon, Provinsi Bengkulu.
"Aktivitas gempa vulkanik memang fluktuatif sehingga kami masih menetapkan status waspada dalam satu tahun ini," ujarnya.
Ia mengemukakan, kejadian gempa vulkanik pada Januari 2010 aktivitas gempa yang tercatat sebanyak 674 kali, Februari sebanyak 802 kali, Maret sebanyak 860 kali, pada April menurun menjadi 217 kali.
Pada Mei meningkat lagi sebanyak 588 kali, Juni sebanyak 349 kali, Juli sebanyak 306 kali, Agustus mulau menurun menjadi 226 kali dan September hanya148 kali.
"Pada bulan ini terjadi 256 kali gempa yang terbagi menjadi gempa vulkanik A dan gempa vulkanik B atau vulkanik dangkal 27 kali," jelasnya.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong Masdar Helmi mengatakan, meskipun aktivitas normal dan kondisi cukup aman tetapi pihaknya terus memperbaiki sarana evekuasi serta merehabilitasi lingkungan yang rusak akibat tanah longsor.
Hal itu untuk mempermudah jika terjadi bencana untuk mengevakuasi warga disekitar lokasi itu."saat ini jalan sepanjang delapan kilometer sudah diperbaiki dan dibangun dengan pelebaran oleh pemerintah Provinsi Bengkulu dengan berkerjasama BPBD setempat.
(ANT/P003)
Bengkulu (ANTARA News) - Aktivitas kegempaan Gunung Api Kaba di Kecamatan Selupu Rejang, Kabupaten Rejang Lebong, Provinsi Bengkulu, saat ini sudah kembali normal.
"Sejak sebulan ini aktivitas Gunung Api Kaba terus menurun sehingga pada titik normal sehingga masyarakat diimbau tetap beraktivitas, seperti biasa dan gunung tersebut aman dari kunjungan wisata," kata Kepala Pos Pemantau Aktivitas Vulkanologi Gunung Kaba, Sigit Widiyanto, saat dihubungi di Bengkulu, Rabu.
Aktivitas kegempaan cukup stabil yang hanya satu hingga dua kali per hari, aktivitas itu jauh menurun dari beberapa bulan lalu yang mencapai ribuan kali gempa sebulan, terhadap gunung ini tinggal menunggu pencabutan status dari BVMPG pusat, katanya.
Melihat kondisi beberapa waktu ini dimungkinkan dalam sebulan ini status itu dapat dicaut dan ditetapkan aman. Saat ini dengan kondisi normal masyarakat dapat beraktivitas serta masyarakat pengunjung wisatawan diperbolehkan untuk mendaki.
Ia mengatakan, kendati aktivitas normal pihaknya tetap mengawasi dan memantau gunung itu serta mengimbau pendaki untuk tidak mendekat kawah gunung.
"Kita melihat kunjungan wisatawan lokal ke wilayah gunung Kaba mulai ramai apalagi sejak masuk libur sekolah sepekan lalu, namun tetap mengimbau agar tidak mendekati daerah yang rawan bencana seperti kawah lava," ujarnya.
Ia menyebutkan, untuk mengingatkan bahwa, aktivitas kegempaan vulkanik terjadi peningkatan sejak September 2009 dari normal hanya 200 hingga 300 kali per bulan naik menjadi 350 kali pada September 2009, naik menjadi 1.130 kali pada Oktober 2009.
Meskipun jumlah kegempaan vulkanik pada Oktober 2010 hanya 196 kali namun fluktuasi kegempaan gunung api itu membuat statusnya menjadi waspada sejak September 2009.
Gempa vulkanik pada November 2009 sebanyak 852 kali, dan terbanyak pada Desember 2009 sebanyak 2.044 kali, katanya dihadapan Gubernur Bengkulu saat meninjau lokasi gunung tersebut di Desa Sumber Urip Kecamatan Selupuh Rejang, Kabupaten Rejang Lebon, Provinsi Bengkulu.
"Aktivitas gempa vulkanik memang fluktuatif sehingga kami masih menetapkan status waspada dalam satu tahun ini," ujarnya.
Ia mengemukakan, kejadian gempa vulkanik pada Januari 2010 aktivitas gempa yang tercatat sebanyak 674 kali, Februari sebanyak 802 kali, Maret sebanyak 860 kali, pada April menurun menjadi 217 kali.
Pada Mei meningkat lagi sebanyak 588 kali, Juni sebanyak 349 kali, Juli sebanyak 306 kali, Agustus mulau menurun menjadi 226 kali dan September hanya148 kali.
"Pada bulan ini terjadi 256 kali gempa yang terbagi menjadi gempa vulkanik A dan gempa vulkanik B atau vulkanik dangkal 27 kali," jelasnya.
Sementara Kepala Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Kabupaten Rejang Lebong Masdar Helmi mengatakan, meskipun aktivitas normal dan kondisi cukup aman tetapi pihaknya terus memperbaiki sarana evekuasi serta merehabilitasi lingkungan yang rusak akibat tanah longsor.
Hal itu untuk mempermudah jika terjadi bencana untuk mengevakuasi warga disekitar lokasi itu."saat ini jalan sepanjang delapan kilometer sudah diperbaiki dan dibangun dengan pelebaran oleh pemerintah Provinsi Bengkulu dengan berkerjasama BPBD setempat.
(ANT/P003)
Mini Bus Terguling di Merapi
Mobil Wisata Merapi Terguling, Dua Tewas
Magelang (ANTARA News) - Sebuah mobil carry yang membawa rombongan wisatawan Gunung Merapi masuk jurang sedalam tiga meter, Selasa sore, menewaskan dua penumpangnya, sedangkan sembilan lainnya luka berat dan ringan.
Kecelakaan tunggal tersebut terjadi di jalur menuju Pos Pengamatan Merapi Babadan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
Dua korban tewas adalah Musriyanti (65) dan Mahmudah (60), keduanya warga Bumirejo Kecamatan Mungkid.
Rem mobil yang dikemudikan Suparno (57) warga Bumirejo, Kecamatan Mungkid tersebut diduga blong sehingga saat melewati jalur yang berliku sopir kehilangan kendali.
Seorang saksi mata mengatakan, mobil oleng dan jatuh ke jurang setelah sebelumnya sempat terguling beberapa kali.
"Kemungkinan rem mobil blong dan sopir kehilangan endali. Untung jurang tidak terlalu dalam," kata Ismail, saksi mata tersebut.
Berdasarkan data di RS Muntilan, korban luka adalah Muntiyah (60) warga Gunting, Sawangan mengalami luka yang cukup parah dan masih dirawat di ICU. "Korban mengalami gegar otak," kata seorang anggota medis RSUD Muntilan.
Korban luka-luka lainnya adalah Umi Salma (40), Risma F. (6), Muh Arif (13) warga Gunting, Sawangan, Lailatul Zahro (26), Eni Purwaningsih (28), Suparno (57), Asni Fauziah (1,5) warga Bumirejo Kecamatan Mungkid, dan Tri Isnaya (16) warga Gemer, Kabupaten Purworejo.
Umi salma, mengatakan, mereka berangkat dari Bumirejo, Mungkid siang hari dan berencana pergi ke Pos Pengamatan Babadan untuk melihat kondisi Gunung Merapi pascaerupsi.
Rombongan naik melalui jalur Pasar Sewukan melewati Desa Paten. Rombongan yang baru menikmati pemandangan di Pos Babadan harus pulang karena hujan mulai turun. Mereka pun akhirnya pulang melewati jalur Desa Babadan. Naas baru sekitar 10 menit perjalanan pulang, tiba-tiba rem mobil tidak berfungsi.
"Saat mendengar rem tidak berfungsi, kami di dalam mobil panik. Namun karena laju mobil terlalu cepat, akibat jalan menurun, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Tiba-tiba saja, pandangan gelap. Saat siuman, sudah banyak orang menolong kami," katanya.(*)
Magelang (ANTARA News) - Sebuah mobil carry yang membawa rombongan wisatawan Gunung Merapi masuk jurang sedalam tiga meter, Selasa sore, menewaskan dua penumpangnya, sedangkan sembilan lainnya luka berat dan ringan.
Kecelakaan tunggal tersebut terjadi di jalur menuju Pos Pengamatan Merapi Babadan, Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang.
Dua korban tewas adalah Musriyanti (65) dan Mahmudah (60), keduanya warga Bumirejo Kecamatan Mungkid.
Rem mobil yang dikemudikan Suparno (57) warga Bumirejo, Kecamatan Mungkid tersebut diduga blong sehingga saat melewati jalur yang berliku sopir kehilangan kendali.
Seorang saksi mata mengatakan, mobil oleng dan jatuh ke jurang setelah sebelumnya sempat terguling beberapa kali.
"Kemungkinan rem mobil blong dan sopir kehilangan endali. Untung jurang tidak terlalu dalam," kata Ismail, saksi mata tersebut.
Berdasarkan data di RS Muntilan, korban luka adalah Muntiyah (60) warga Gunting, Sawangan mengalami luka yang cukup parah dan masih dirawat di ICU. "Korban mengalami gegar otak," kata seorang anggota medis RSUD Muntilan.
Korban luka-luka lainnya adalah Umi Salma (40), Risma F. (6), Muh Arif (13) warga Gunting, Sawangan, Lailatul Zahro (26), Eni Purwaningsih (28), Suparno (57), Asni Fauziah (1,5) warga Bumirejo Kecamatan Mungkid, dan Tri Isnaya (16) warga Gemer, Kabupaten Purworejo.
Umi salma, mengatakan, mereka berangkat dari Bumirejo, Mungkid siang hari dan berencana pergi ke Pos Pengamatan Babadan untuk melihat kondisi Gunung Merapi pascaerupsi.
Rombongan naik melalui jalur Pasar Sewukan melewati Desa Paten. Rombongan yang baru menikmati pemandangan di Pos Babadan harus pulang karena hujan mulai turun. Mereka pun akhirnya pulang melewati jalur Desa Babadan. Naas baru sekitar 10 menit perjalanan pulang, tiba-tiba rem mobil tidak berfungsi.
"Saat mendengar rem tidak berfungsi, kami di dalam mobil panik. Namun karena laju mobil terlalu cepat, akibat jalan menurun, kami tidak bisa berbuat apa-apa. Tiba-tiba saja, pandangan gelap. Saat siuman, sudah banyak orang menolong kami," katanya.(*)
Selasa, 28 Desember 2010
Perairan Indonesia
Gelombang Perairan Indonesia Diprediksi 4-5 Meter
Bandarlampung (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi tinggi gelombang laut di perairan Indonesia pada Selasa berkisar 4-5 meter.
Menurut BMKG dalam situsnya, gelombang setinggi 4-5 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Laut Natuna, perairan Kepulauan Anambas, perairan Kepulauan Natuna dan Laut Arafuru bagian barat.
Gelombang laut setinggi itu juga berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Lampung hingga Bengkulu serta Laut Cina Selatan.
BMKG juga memperkirakan gelombang laut setinggi 3-4 meter berpeluang terjadi di perairan barat Lampung hingga Bengkulu, Selat Karimata bagian utara, perairan Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru bagian timur, perairan utara Pulau Bangka, Selat Sunda bagian selatan, dan perairan selatan Jawa Tengah hingga Bali.
Gelombang setinggi 2-3 meter diperkirakan terjadi di Laut Maluku bagian selatan, perairan Kepulauan Sangihe Talaud, Laut Banda bagian utara, Laut Timor, perairan Kepulauan Kai, perairan Kepulauan Aru, perairan Yos Sudarso, perairan selatan Merauke, dan Laut Lepas Biak - Jayapura.
BMKG juga memprediksi gelombang setinggi itu berpeluang terjadi di perairan Pulau Nias, perairan Kepulauan Mentawai, Laut Jawa bagian barat dan timur, perairan Kepulauan Riau, perairan selatan Pulau Bangka , P Belitung, Selat Karimata bagian selatan, Selat Makassar bagian selatan, Laut Sumbawa, perairan Kepulauan Selayar, dan perairan selatan NTB. (*)
Bandarlampung (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi tinggi gelombang laut di perairan Indonesia pada Selasa berkisar 4-5 meter.
Menurut BMKG dalam situsnya, gelombang setinggi 4-5 meter berpeluang terjadi di perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Laut Natuna, perairan Kepulauan Anambas, perairan Kepulauan Natuna dan Laut Arafuru bagian barat.
Gelombang laut setinggi itu juga berpeluang terjadi di Samudra Hindia barat Lampung hingga Bengkulu serta Laut Cina Selatan.
BMKG juga memperkirakan gelombang laut setinggi 3-4 meter berpeluang terjadi di perairan barat Lampung hingga Bengkulu, Selat Karimata bagian utara, perairan Kepulauan Tanimbar, Laut Arafuru bagian timur, perairan utara Pulau Bangka, Selat Sunda bagian selatan, dan perairan selatan Jawa Tengah hingga Bali.
Gelombang setinggi 2-3 meter diperkirakan terjadi di Laut Maluku bagian selatan, perairan Kepulauan Sangihe Talaud, Laut Banda bagian utara, Laut Timor, perairan Kepulauan Kai, perairan Kepulauan Aru, perairan Yos Sudarso, perairan selatan Merauke, dan Laut Lepas Biak - Jayapura.
BMKG juga memprediksi gelombang setinggi itu berpeluang terjadi di perairan Pulau Nias, perairan Kepulauan Mentawai, Laut Jawa bagian barat dan timur, perairan Kepulauan Riau, perairan selatan Pulau Bangka , P Belitung, Selat Karimata bagian selatan, Selat Makassar bagian selatan, Laut Sumbawa, perairan Kepulauan Selayar, dan perairan selatan NTB. (*)
Spesifik dari Gunung Kidul
Gunung Kidul Diruwat Para Dalang
Gunung Kidul (ANTARA News) - Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Cabang Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menggelar pertunjukan wayang kulit sebagai tradisi "ruwat bumi" yang bertepatan dengan malam pergantian tahun dari 2010 ke 2011 di Wonosari, Gunung Kidul.
"Tujuannya untuk keselamatan seluruh warga kabupaten ini, termasuk agar terhindar dari segala bencana," kata Ketua Cabang Gunung Kidul Heri Sadewo di Wonosari, Senin.
Ia mengatakan dua dalang akan tampil sekaligus dalam "ruwat bumi" tersebut, yaitu Sakiyo dan Agus Prabowo yang keduanya adalah kepala desa.
Sakiyo Kepala Desa Wareng Kecamatan Wonosari, sedangkan Agus Prabowo Kepala Desa Natah Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunung Kidul.
"Kami sudah merencanakan pertunjukan wayang kulit ini sejak lama, dan mengurus semua perizinan, serta mengundang para pejabat Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul untuk menyaksikannya," katanya.
Heri mengatakan pergelaran wayang kulit tersebut juga ntuk melestarikan kesenian tradisional.
"Wayang dalam alur ceritanya selain memberikan tontonan, juga memberikan tuntunan, sehingga kesenian ini perlu dilestarikan, jangan sampai punah," katanya.(*)
Gunung Kidul (ANTARA News) - Persatuan Pedalangan Indonesia (Pepadi) Cabang Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, akan menggelar pertunjukan wayang kulit sebagai tradisi "ruwat bumi" yang bertepatan dengan malam pergantian tahun dari 2010 ke 2011 di Wonosari, Gunung Kidul.
"Tujuannya untuk keselamatan seluruh warga kabupaten ini, termasuk agar terhindar dari segala bencana," kata Ketua Cabang Gunung Kidul Heri Sadewo di Wonosari, Senin.
Ia mengatakan dua dalang akan tampil sekaligus dalam "ruwat bumi" tersebut, yaitu Sakiyo dan Agus Prabowo yang keduanya adalah kepala desa.
Sakiyo Kepala Desa Wareng Kecamatan Wonosari, sedangkan Agus Prabowo Kepala Desa Natah Kecamatan Nglipar, Kabupaten Gunung Kidul.
"Kami sudah merencanakan pertunjukan wayang kulit ini sejak lama, dan mengurus semua perizinan, serta mengundang para pejabat Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul untuk menyaksikannya," katanya.
Heri mengatakan pergelaran wayang kulit tersebut juga ntuk melestarikan kesenian tradisional.
"Wayang dalam alur ceritanya selain memberikan tontonan, juga memberikan tuntunan, sehingga kesenian ini perlu dilestarikan, jangan sampai punah," katanya.(*)
Minggu, 26 Desember 2010
Hari Minggu di Jalan Juanda Depok
Jalan Juanda Depok setiap hari Minggu pagi dijadikan pasar tumpah, walaupun lalu lintas padat merayap tapi kemacetan itu terobati dengan aneka ragamnya aktifitas ekonomi di jalan tersebut.
Banyak ragam jenis mata usaha dagang yang tersedia disitu, dari mulai kebutuhan yang paling ringan sampai dengan kendaraan bermotor tersedia di jalan juanda. Kegiatan disini terlihat dapat memberikan kesempatan pada warga depok dan sekelilingnya untuk menawarkan barang yang diperdagangkan. (Cinthya Eyes)
Masih Tentang Krakatau
Warga Cilegon Terkejut, Krakatau Berdentum
Cinangka, Serang (ANTARA News) - Warga Kota Cilegon yang tinggal di Pulomerak dikejutkan oleh suara dentuman dan getaran yang dikeluarkan oleh Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.
"Sudah dua hari ini saya dikejutkan oleh suara dentuman dan getaran, dan saya curiga kalau suara tersebut sumbernya dari Gunung Anak Krakatau (GAK)," kata Subadri, warga Lebak Gede, Pulomerak, Minggu.
Dia menjelaskan, suara dentuman yang dikeluarkan oleh gunung tersebut terasa, apalagi dentuman dibarengi dengan getaran.
"Saya merasakan ini sejak kemarin dan kalau dihitung-hitung jumlahnya mencapai ratusan," katanya menjelaskan.
Terpisah, Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi menjelaskan, dentuman dan getaran yang dikeluarkan dari perut GAK sejak dua hari yang lalu terdengar keras.
"Getaran yang dikeluarkan oleh GAK terasa sampai menggetarkan kaca kantor pos pemantau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang," katanya.
Anton menjelaskan, sepanjang Sabtu (25/12) dentuman dan getaran yang dikeluarkan GAK sebanyak 124 kali.
"Untuk dentumannya sebanyak 86 kali, dan getarannya 38 kali," kata Anton.
Sementara kegempaan sepanjang Sabtu kemarin, yang dikeluarkan sebanyak 865 kali, dengan rincian, vulkanik dalam (VA) 12 kali, vulkanik dangkal (VB) 186 kali, letusan 253 kali, tremor letusan 100 kali, tremor harmonik sembilan kali, hembusan 304 kali, dan tektonik jauh sebanyak satu kali.
"Untuk asap ketinggiannya mencapai 600 meter, berwarna kelabu dan mengarah ke utara atau Lampung," ujarnya.(*)
Cinangka, Serang (ANTARA News) - Warga Kota Cilegon yang tinggal di Pulomerak dikejutkan oleh suara dentuman dan getaran yang dikeluarkan oleh Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda.
"Sudah dua hari ini saya dikejutkan oleh suara dentuman dan getaran, dan saya curiga kalau suara tersebut sumbernya dari Gunung Anak Krakatau (GAK)," kata Subadri, warga Lebak Gede, Pulomerak, Minggu.
Dia menjelaskan, suara dentuman yang dikeluarkan oleh gunung tersebut terasa, apalagi dentuman dibarengi dengan getaran.
"Saya merasakan ini sejak kemarin dan kalau dihitung-hitung jumlahnya mencapai ratusan," katanya menjelaskan.
Terpisah, Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi menjelaskan, dentuman dan getaran yang dikeluarkan dari perut GAK sejak dua hari yang lalu terdengar keras.
"Getaran yang dikeluarkan oleh GAK terasa sampai menggetarkan kaca kantor pos pemantau di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang," katanya.
Anton menjelaskan, sepanjang Sabtu (25/12) dentuman dan getaran yang dikeluarkan GAK sebanyak 124 kali.
"Untuk dentumannya sebanyak 86 kali, dan getarannya 38 kali," kata Anton.
Sementara kegempaan sepanjang Sabtu kemarin, yang dikeluarkan sebanyak 865 kali, dengan rincian, vulkanik dalam (VA) 12 kali, vulkanik dangkal (VB) 186 kali, letusan 253 kali, tremor letusan 100 kali, tremor harmonik sembilan kali, hembusan 304 kali, dan tektonik jauh sebanyak satu kali.
"Untuk asap ketinggiannya mencapai 600 meter, berwarna kelabu dan mengarah ke utara atau Lampung," ujarnya.(*)
Kondisi Krakatau dari Kantor Berita Antara
Anak Krakatau Keluarkan Sinar Api 75 Meter
(ANTARA News/Dok-PMBG/Asep Fathulrahman)
Cinangka (ANTARA News) - Kegempaan yang terus meningkat terhadap Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda, mengakibatkan keluarnya sinar api setinggi 75 meter, kata Kepala Pos pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambuudi, Minggu.
"Kemarin, sinar api yang keluar dari Gunung Anak Krakatau (GAK) tingginya sampai 75 meter, dan sangat trlihat jelas dari pos pemantau," ujarnya.
Begitu juga dengan total kegempaan yang dikeluarkan oleh GAK. menurut Anton, mengalami peningkatan. "Untuk kegempaananya juga saat ini terus mengalami peningkatan, yang sebelumnya hanya mencapai 812 kali, saat ini sudah 865 kali," ujarnya.
Sementara dari kegempaan yang dikeluarkan sebanyak 865 kali, rinciannya untuk vulkanik dalam (VA) 12 kali, vulkanik dangkal (VB) 186 kali, letusan 253 kali, tremor letusan 100 kali, tremor harmink sembilan kali, hembusan 304 kali, dan tektonik jauh sebanyak satu kali.
"Aktivitas kegempaan GAK seperti mengeluarkan asap dan dentumkan dapat dilihat dan dirasakan oleh kami di Pos Pemantau di Desa Pasauran, Cinangka, Kabupaten Serang," katanya menambahkan.
Dia menjelaskan, meski kegempaan GAK terus mengalami peningkatan namun Pusat Vulkanalogi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status level gunung tersebut pada level II atau Waspada.
"Kami tidak menaikan status GAK menjadi III atau siaga, tetapi masih tetap di level II atau waspada," katanya menambahkan.
PVMBG juga masih menurut Anton, melarang turis atau warga untuk mendekat sampai radius dua kilometer dari titik kegempaaan. "Kami masih melarang siapapun mendekat ke lokasi kegempaaan sampai radius dua kilo meter," ujarnya.
(ANTARA News/Dok-PMBG/Asep Fathulrahman)
Cinangka (ANTARA News) - Kegempaan yang terus meningkat terhadap Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda, mengakibatkan keluarnya sinar api setinggi 75 meter, kata Kepala Pos pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambuudi, Minggu.
"Kemarin, sinar api yang keluar dari Gunung Anak Krakatau (GAK) tingginya sampai 75 meter, dan sangat trlihat jelas dari pos pemantau," ujarnya.
Begitu juga dengan total kegempaan yang dikeluarkan oleh GAK. menurut Anton, mengalami peningkatan. "Untuk kegempaananya juga saat ini terus mengalami peningkatan, yang sebelumnya hanya mencapai 812 kali, saat ini sudah 865 kali," ujarnya.
Sementara dari kegempaan yang dikeluarkan sebanyak 865 kali, rinciannya untuk vulkanik dalam (VA) 12 kali, vulkanik dangkal (VB) 186 kali, letusan 253 kali, tremor letusan 100 kali, tremor harmink sembilan kali, hembusan 304 kali, dan tektonik jauh sebanyak satu kali.
"Aktivitas kegempaan GAK seperti mengeluarkan asap dan dentumkan dapat dilihat dan dirasakan oleh kami di Pos Pemantau di Desa Pasauran, Cinangka, Kabupaten Serang," katanya menambahkan.
Dia menjelaskan, meski kegempaan GAK terus mengalami peningkatan namun Pusat Vulkanalogi Mitigasi dan Bencana Geologi (PVMBG) masih menetapkan status level gunung tersebut pada level II atau Waspada.
"Kami tidak menaikan status GAK menjadi III atau siaga, tetapi masih tetap di level II atau waspada," katanya menambahkan.
PVMBG juga masih menurut Anton, melarang turis atau warga untuk mendekat sampai radius dua kilometer dari titik kegempaaan. "Kami masih melarang siapapun mendekat ke lokasi kegempaaan sampai radius dua kilo meter," ujarnya.
Aktivitas Krakatau
24 Jam Terakhir Anak Krakatau Keluarkan 243 Letusan
Cinangka, Serang (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda, selama 24 jam pada Jumat (24/12) mengeluarkan letusan keras sebanyak 243 kali.
"Letusan keras yang ditimbulkan GAK mengalami peningkatkan, dibandingkan pada hari-hari sebelumnya yang hanya berkisar pada angka seratusan saja," kata Kepala Pos Pemantau GAK Anton S Pambudi di Serang, Sabtu.
Sementara untuk aktvitas kegempaan, pada Jumat (24/12) tercatat sebanyak 812 kali dengan rincian, vulkanik dalam (VA) empat kali, vulkanik dangkal (VB) 164 kali, letusan 243 kali, tremor letusan 72 kali, tremor harmonik 11 kali, dan hembusan 318 kali.
"Kalau aktivitas kegemaan fluktuasi, berkisar 600-800 kali," kata Anton.
Menurut dia, Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung Provinsi Jawa Barat, masih merekomendasikan larangan warga untuk mendekat pada radius dua kilometer.
PVMBG, kata Anton, juga meminta masyarakat untuk tetap tenang, dengan adanya status `waspada` GAK yang sudah berlangsung selama lebih dari satu bulan.
Ia juga mengaku, akan memberikan informasi seputar perkembangan GAK pada masyarakat, namun untukk saat ini kondisinya tidak perlu dikhawatirkan.(*)
Cinangka, Serang (ANTARA News) - Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda, selama 24 jam pada Jumat (24/12) mengeluarkan letusan keras sebanyak 243 kali.
"Letusan keras yang ditimbulkan GAK mengalami peningkatkan, dibandingkan pada hari-hari sebelumnya yang hanya berkisar pada angka seratusan saja," kata Kepala Pos Pemantau GAK Anton S Pambudi di Serang, Sabtu.
Sementara untuk aktvitas kegempaan, pada Jumat (24/12) tercatat sebanyak 812 kali dengan rincian, vulkanik dalam (VA) empat kali, vulkanik dangkal (VB) 164 kali, letusan 243 kali, tremor letusan 72 kali, tremor harmonik 11 kali, dan hembusan 318 kali.
"Kalau aktivitas kegemaan fluktuasi, berkisar 600-800 kali," kata Anton.
Menurut dia, Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung Provinsi Jawa Barat, masih merekomendasikan larangan warga untuk mendekat pada radius dua kilometer.
PVMBG, kata Anton, juga meminta masyarakat untuk tetap tenang, dengan adanya status `waspada` GAK yang sudah berlangsung selama lebih dari satu bulan.
Ia juga mengaku, akan memberikan informasi seputar perkembangan GAK pada masyarakat, namun untukk saat ini kondisinya tidak perlu dikhawatirkan.(*)
Sabtu, 25 Desember 2010
Aktivitas Bromo
Surabaya (ANTARA News) - Dampak abu vulkanik yang dikeluarkan Gunung Bromo selama dua hari terakhir ini (23 -24 Desember 2010) tidak hanya dirasakan oleh warga sekitar gunung seperti di Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Malang, tapi juga dirasakan hingga Sidoarjo, Surabaya, hingga Sumenep Madura.
Sejumlah warga terpaksa harus disibukkan dengan berulang kali membersihkan mobil maupun rumahnya yang terkena hujan abu vulkanik Gunung Bromo.
Meski hujan abu vulkanik tersebut tidak sampai mengganggu aktivitas warga di Sidoarjo, tetapi abu itu membuat warga mengeluarkan tenaga dan dana ekstra untuk membersihkan rumah, kendaraan dan kantor mereka.
"Sudah dua hari ini saya harus mencuci mobil setiap hari," kata salah seorang warga Deltasari, Waru, Sidoarjo, Zakiyah, Kamis.
Hal sama juga dialami warga lainnya di Kecamatan Kota, Kalianget, dan Kepulauan Giligenting, Sumenep, Madura. Salah seorang warga Kecamatan Kota, Hendra mengaku sepeda motor saya yang di parkir di luar kantor Desa Kolor dipenuhi debu yang berwarna kehitaman.
"Sepeda saya penuh dengan debu. Ini sudah terjadi sejak dua hari ini," katanya.
Begitu juga yang dirasakan warga Desa Kalianget Barat, Kalianget, Amar. Ia mengaku setiap setengah jam bersama istrinya bergiliran menyapu teras dan bagian dalam rumah yang dipenuhi debu berwarna kehitaman.
"Saya khawatir hujan debu tersebut membahayakan kesehatan anak-anaknya, makanya kami melarang anak-anak main di luar rumah, karena khawatir debu tersebut membahayakan kesehatan," katanya.
Meski hujan abu sudah merambah ke daerah lain, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga kini belum menaikkan status gunung Bromo dari Siaga ke Awas.
Rusak Infrastruktur
Guyuran hujan abu vulkanik dari Gunung Bromo juga telah merusak infrastruktur kawasan wisata Puncak Penanjakan, Tosari, Pasuruan, Jawa Timur. Jaringan listrik rusak sehingga kawasan Puncak Penanjakan mati total, kemudian jalan menuju ke Puncak Penanjakan juga tertutup abu dan ranting pohon yang tumbang akibat tertimpa hujan abu vulkanik Gunung Bromo.
Hingga Jumat (24/12) sore, belum ada langkah-langkah pembersihan, sehingga jalan terasa licin akibat tertutup debu, apalagi jika turun hujan akan dipastikan tidak bisa dilewati karena jalan menjadi berlumpur dan licin.
Puncak Penanjakan seperti tempat tak ada kehidupan. Semuanya terlihat kusam tertutup debu vulkanik Gunung Bromo. Ranting-ranting dan pohon yang tumbang masih dibiarkan menghalangi jalanan. Sementara Gunung Bromo masih terus menyemburkan abu vulkanik berwarna hitam pekat.
Di Puncak Penanjakan hanya terlihat sejumlah pemilik warung yang berusaha memperbaiki warung dan membersihkan abu yang tertumpuk di atas atap.
Meski di Puncak penanjakan rusak parah akibat hujan abu vulkanik, tapi di kawasan Dingklik hingga ke Tosari relatif aman. Tidak ada hujan abu yang turun di desa-desa di kawasan Tosari.
Hujan abu vulkanik Gunung Bromo hanya turun menimpa mulai kawasan Puncak Penanjakan di Tosari, Puspo, Lumbang, Grati, hingga Nguling di wilayah Pasuruan, serta paling-paling menimpa Cemorolawang, Ngadisari, Sukapura Probolinggo.
Selain itu, imbas dari aktivitas Gunung Bromo tersebut membuat jarak pandangan sangat terbatas khususnya di sekitar jalan raya Probolinggo-Pasuruan. Akibatnya sebagian kendaraan menyalakan lampu saat melintas meski pada siang hari.
Situasi ini dimanfaatkan beberapa warga dengan menjajakan masker bagi pengguna jalan. Itu terlihat di kawasan Kecamatan Tongas, Probolinggo.
Ganggu Penerbangan
PVMBG menyatakan pihaknya sudah mengirim surat ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait abu vulkanik Gunung Bromo yang dimungkinkan bisa mengganggu penerbangan.
"Kami sudah mengirim surat ke Kemenhub terkait dengan perkembangan Gunung Bromo saat ini," kata Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi dari PVMBG, Gede Suantika.
Menurut dia, surat berupa rekomendasi yang dikirim ke Kemenhub tersebut berupa laporan otoritas penerbangan terkait meningkatnya aktivitas Gunung Bromo selama sepekan ini.
Namun demikian, lanjut dia, pihakanya tidak membicarakan soal evakuasi penduduk mengingat abu yang dikeluarkan oleh Gunung Bromo itu tidak sebanyak yang dikeluarkan Gunung Merapi.
Bahkan, lanjut dia, kondisi letusannya membesar tapi berdasarkan pertimbangan guguran abunya masih di ambang aman dan belum membahayakan warga sekitar serta material vulkanik berupa kerikil panas hanya jatuh di sekitar kawah.
"Saat ini merupakan letusan sekunder yang terjadi dan masuk dalam fase erupsi serta pertimbangannya material yang dikeluarkan hanya abu dan tidak terlalu serius atau banyak yang dikeluarkan Merapi," ujarnya.
Evakuasi, menurut Gede baru akan dilakukan jika terjadi letusan primer atau letusan yang disertai material bebatuan besar yang melampaui batas aman dan mengenai pemukiman penduduk.
"Kalau sudah terjadi itu baru akan kita naikkan statusnya dan mengevakuasi masyarakat dengan berkoordinasi dengan kepolisian," ujarnya.
Tak Menentu
Aktivitas Gunung Bromo selama sebulan terakhir ini diketahui tidak menentu. Hal itu dikarenakan PVMBG sempat menaikkan status Bromo dari siaga menjadi awas pada akhir November 2010.
Meski status Gunung Bromo diturunkan, namun kepulan asap hitam masih terus terjadi. Bahkan sepekan terakhir ini, hujan abu vulkanik terjadi lagi di Lumajang dan disusul dengan daerah-daerah lainnya di Jatim.
Saat itu, Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi PVMBG Gede Suantika, mengatakan, secara umum intensitas letusan Gunung Bromo yang mulai terjadi sejak 27 November mulai menurun sampai pada 29 November sekitar pukul 20.00 WIB.
"Sisanya tinggal kepulan asap yang ringan yang didominasi oleh uap air dan debu," katanya.
Menurut dia, abu vulkanik yang kemudian disusul hujan abu terjadi pada Senin (29/11) malam dibawa oleh arah angin ke timur laut atau tepatnya dari punjak Cemaralawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Sedangkan hujan abu mulai Selasa (30/11) pagi berganti arah ke utara atau menuju bukit penanjakan satu atau ke Kabupaten Pasuruan.
Gede menjelaskan bahwa gempa tremor yang berlangsung Senin (29/11) ampilutodonya sampai 15 mm, namun sejak Selasa (30/11) dini hari menurun hingga 4-5 mm.
Begitu juga dengan gempa vulkanik pada 29 November jumlahnya 28 kali, namun pada 30 November terekamnnya hanya sebanyak 6 kali. "Namun untuk amplitudo maksimum gempa vulkahnik 36 mm, tetap besar seperti kemarin," katanya.
Secara keseluruhan, lanjut Gede, intensitas letusan Gunung Bromo sudah menurun. "Dihitung dari amplitudo gempa tremor dari 12 menjadi 5. Sedangkan ketinggian kepulan asapnya dari 800 meter menjadi 300 meter," ujarnya.
Namun demikian, kata Gede, dimungkinkan tetap naik lagi sehingga statusnya tetap awas dan terus menjaga kesiapsiagaan.
Ia mengungkapkan hingga saat ini pihaknya belum melihat potensi letusan Gunung Bromo yang sedahsyat Gunung Merapi. "Dari gejala-gejala yang terjadi, mudah-mudahan kondisi Gunung Bromo konstan seperti ini saja. Kami berharap energi yang dikeluarkan semakin berkurang dan gunung ini kembali stabil," katanya.
Sejak mengalami letusan pada tahun 1981, 1994, 1996, 2000, dan 2004, letusan Gunung Bromo cenderung hanya sampai di wilayah kaldera atau sekitar lautan pasir.
"Saat ini kondisi sekitar Bromo memang masih aman, namun warga tetap diminta waspada," ujarnya.
(A052/T010/S026)
Sejumlah warga terpaksa harus disibukkan dengan berulang kali membersihkan mobil maupun rumahnya yang terkena hujan abu vulkanik Gunung Bromo.
Meski hujan abu vulkanik tersebut tidak sampai mengganggu aktivitas warga di Sidoarjo, tetapi abu itu membuat warga mengeluarkan tenaga dan dana ekstra untuk membersihkan rumah, kendaraan dan kantor mereka.
"Sudah dua hari ini saya harus mencuci mobil setiap hari," kata salah seorang warga Deltasari, Waru, Sidoarjo, Zakiyah, Kamis.
Hal sama juga dialami warga lainnya di Kecamatan Kota, Kalianget, dan Kepulauan Giligenting, Sumenep, Madura. Salah seorang warga Kecamatan Kota, Hendra mengaku sepeda motor saya yang di parkir di luar kantor Desa Kolor dipenuhi debu yang berwarna kehitaman.
"Sepeda saya penuh dengan debu. Ini sudah terjadi sejak dua hari ini," katanya.
Begitu juga yang dirasakan warga Desa Kalianget Barat, Kalianget, Amar. Ia mengaku setiap setengah jam bersama istrinya bergiliran menyapu teras dan bagian dalam rumah yang dipenuhi debu berwarna kehitaman.
"Saya khawatir hujan debu tersebut membahayakan kesehatan anak-anaknya, makanya kami melarang anak-anak main di luar rumah, karena khawatir debu tersebut membahayakan kesehatan," katanya.
Meski hujan abu sudah merambah ke daerah lain, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) hingga kini belum menaikkan status gunung Bromo dari Siaga ke Awas.
Rusak Infrastruktur
Guyuran hujan abu vulkanik dari Gunung Bromo juga telah merusak infrastruktur kawasan wisata Puncak Penanjakan, Tosari, Pasuruan, Jawa Timur. Jaringan listrik rusak sehingga kawasan Puncak Penanjakan mati total, kemudian jalan menuju ke Puncak Penanjakan juga tertutup abu dan ranting pohon yang tumbang akibat tertimpa hujan abu vulkanik Gunung Bromo.
Hingga Jumat (24/12) sore, belum ada langkah-langkah pembersihan, sehingga jalan terasa licin akibat tertutup debu, apalagi jika turun hujan akan dipastikan tidak bisa dilewati karena jalan menjadi berlumpur dan licin.
Puncak Penanjakan seperti tempat tak ada kehidupan. Semuanya terlihat kusam tertutup debu vulkanik Gunung Bromo. Ranting-ranting dan pohon yang tumbang masih dibiarkan menghalangi jalanan. Sementara Gunung Bromo masih terus menyemburkan abu vulkanik berwarna hitam pekat.
Di Puncak Penanjakan hanya terlihat sejumlah pemilik warung yang berusaha memperbaiki warung dan membersihkan abu yang tertumpuk di atas atap.
Meski di Puncak penanjakan rusak parah akibat hujan abu vulkanik, tapi di kawasan Dingklik hingga ke Tosari relatif aman. Tidak ada hujan abu yang turun di desa-desa di kawasan Tosari.
Hujan abu vulkanik Gunung Bromo hanya turun menimpa mulai kawasan Puncak Penanjakan di Tosari, Puspo, Lumbang, Grati, hingga Nguling di wilayah Pasuruan, serta paling-paling menimpa Cemorolawang, Ngadisari, Sukapura Probolinggo.
Selain itu, imbas dari aktivitas Gunung Bromo tersebut membuat jarak pandangan sangat terbatas khususnya di sekitar jalan raya Probolinggo-Pasuruan. Akibatnya sebagian kendaraan menyalakan lampu saat melintas meski pada siang hari.
Situasi ini dimanfaatkan beberapa warga dengan menjajakan masker bagi pengguna jalan. Itu terlihat di kawasan Kecamatan Tongas, Probolinggo.
Ganggu Penerbangan
PVMBG menyatakan pihaknya sudah mengirim surat ke Kementerian Perhubungan (Kemenhub) terkait abu vulkanik Gunung Bromo yang dimungkinkan bisa mengganggu penerbangan.
"Kami sudah mengirim surat ke Kemenhub terkait dengan perkembangan Gunung Bromo saat ini," kata Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi dari PVMBG, Gede Suantika.
Menurut dia, surat berupa rekomendasi yang dikirim ke Kemenhub tersebut berupa laporan otoritas penerbangan terkait meningkatnya aktivitas Gunung Bromo selama sepekan ini.
Namun demikian, lanjut dia, pihakanya tidak membicarakan soal evakuasi penduduk mengingat abu yang dikeluarkan oleh Gunung Bromo itu tidak sebanyak yang dikeluarkan Gunung Merapi.
Bahkan, lanjut dia, kondisi letusannya membesar tapi berdasarkan pertimbangan guguran abunya masih di ambang aman dan belum membahayakan warga sekitar serta material vulkanik berupa kerikil panas hanya jatuh di sekitar kawah.
"Saat ini merupakan letusan sekunder yang terjadi dan masuk dalam fase erupsi serta pertimbangannya material yang dikeluarkan hanya abu dan tidak terlalu serius atau banyak yang dikeluarkan Merapi," ujarnya.
Evakuasi, menurut Gede baru akan dilakukan jika terjadi letusan primer atau letusan yang disertai material bebatuan besar yang melampaui batas aman dan mengenai pemukiman penduduk.
"Kalau sudah terjadi itu baru akan kita naikkan statusnya dan mengevakuasi masyarakat dengan berkoordinasi dengan kepolisian," ujarnya.
Tak Menentu
Aktivitas Gunung Bromo selama sebulan terakhir ini diketahui tidak menentu. Hal itu dikarenakan PVMBG sempat menaikkan status Bromo dari siaga menjadi awas pada akhir November 2010.
Meski status Gunung Bromo diturunkan, namun kepulan asap hitam masih terus terjadi. Bahkan sepekan terakhir ini, hujan abu vulkanik terjadi lagi di Lumajang dan disusul dengan daerah-daerah lainnya di Jatim.
Saat itu, Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi PVMBG Gede Suantika, mengatakan, secara umum intensitas letusan Gunung Bromo yang mulai terjadi sejak 27 November mulai menurun sampai pada 29 November sekitar pukul 20.00 WIB.
"Sisanya tinggal kepulan asap yang ringan yang didominasi oleh uap air dan debu," katanya.
Menurut dia, abu vulkanik yang kemudian disusul hujan abu terjadi pada Senin (29/11) malam dibawa oleh arah angin ke timur laut atau tepatnya dari punjak Cemaralawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Sedangkan hujan abu mulai Selasa (30/11) pagi berganti arah ke utara atau menuju bukit penanjakan satu atau ke Kabupaten Pasuruan.
Gede menjelaskan bahwa gempa tremor yang berlangsung Senin (29/11) ampilutodonya sampai 15 mm, namun sejak Selasa (30/11) dini hari menurun hingga 4-5 mm.
Begitu juga dengan gempa vulkanik pada 29 November jumlahnya 28 kali, namun pada 30 November terekamnnya hanya sebanyak 6 kali. "Namun untuk amplitudo maksimum gempa vulkahnik 36 mm, tetap besar seperti kemarin," katanya.
Secara keseluruhan, lanjut Gede, intensitas letusan Gunung Bromo sudah menurun. "Dihitung dari amplitudo gempa tremor dari 12 menjadi 5. Sedangkan ketinggian kepulan asapnya dari 800 meter menjadi 300 meter," ujarnya.
Namun demikian, kata Gede, dimungkinkan tetap naik lagi sehingga statusnya tetap awas dan terus menjaga kesiapsiagaan.
Ia mengungkapkan hingga saat ini pihaknya belum melihat potensi letusan Gunung Bromo yang sedahsyat Gunung Merapi. "Dari gejala-gejala yang terjadi, mudah-mudahan kondisi Gunung Bromo konstan seperti ini saja. Kami berharap energi yang dikeluarkan semakin berkurang dan gunung ini kembali stabil," katanya.
Sejak mengalami letusan pada tahun 1981, 1994, 1996, 2000, dan 2004, letusan Gunung Bromo cenderung hanya sampai di wilayah kaldera atau sekitar lautan pasir.
"Saat ini kondisi sekitar Bromo memang masih aman, namun warga tetap diminta waspada," ujarnya.
(A052/T010/S026)
Gunung Krakatau
Anyer (ANTARA News) - Letusan Gunung Anak Kralatau di Selat Sunda terdengar hingga ke Pantai Anyer Kabupaten Serang, Banten, yang berjarak sekitar 42 kilometer dari gunung itu dan mengejutkan warga setempat.
"Letusannya terdengar sejak pukul 22 : 00 WIB Jumat malam, dan sampai Sabtu dini hari, suara letusannya masih terdengar," kata salah seorang warga Anyer Eva Marbun, Sabtu dini hari.
Dia menjelaskan, jika dihitung letusan keras Gunung Anak Krakatau, sudah lima kali. "Letusannya bagi warga Anyer, sudah hal biasa, tetapi sebagian warga masih ada yang ketakutan," ujarnya.
Mirwan Affandi, pemuda warga Anyer yang baru lulus dari sekolah menengah atas mengakui bahwa suara letusan Gunung Anak Krakatau, terdengar jelas jika malam hari.
"Letusannya jelas, dan tak jarang letusan di ikuti oleh dentuman yang menggetarkan kaca rumah warga," katanya menjelaskan.
Bagi dirinya, suara letusan yang keluar dari gunung yang pernah meletus dan mengakibatkan tsunami pada tahun 1800-an merupakan keindahan dan anugerah.
"Semuanya kembali saya serahkan kepada Allah SWT, dan suara letusan GAK tidak membuat saya dan keluarga di rumah merasa takut karena ini merupakan fenomena alam yang harus diambil hikmahnya," katanya.
Sementara itu warga Cinangka, Eva Gorda menjelaskan, selain kerap suara letusan terdengar, debu Gunung Anak Krakatau, hampir setiap hari mengotori teras rumahnya. "Setiap hari debunya menempel di teras dan atap rumah," katanya.
Data dari Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang sepanjang aktivitas kegempaan meningkat dari level I ke II atau waspada sejak tanggal 28 Oktober 2010, suara letusan kerap terdengar yang disertai dentuman.
"Letusan, dentuman dan getaran yang ditimbulkan GAK terdengar dan dirasakan sampai pos pemantau, bahkan ketinggian asap gunung tersebut pernah mencapai 1.700 meter," kata Kepala Pos Pemantau GAK, Anton S Pambudi.
"Letusannya terdengar sejak pukul 22 : 00 WIB Jumat malam, dan sampai Sabtu dini hari, suara letusannya masih terdengar," kata salah seorang warga Anyer Eva Marbun, Sabtu dini hari.
Dia menjelaskan, jika dihitung letusan keras Gunung Anak Krakatau, sudah lima kali. "Letusannya bagi warga Anyer, sudah hal biasa, tetapi sebagian warga masih ada yang ketakutan," ujarnya.
Mirwan Affandi, pemuda warga Anyer yang baru lulus dari sekolah menengah atas mengakui bahwa suara letusan Gunung Anak Krakatau, terdengar jelas jika malam hari.
"Letusannya jelas, dan tak jarang letusan di ikuti oleh dentuman yang menggetarkan kaca rumah warga," katanya menjelaskan.
Bagi dirinya, suara letusan yang keluar dari gunung yang pernah meletus dan mengakibatkan tsunami pada tahun 1800-an merupakan keindahan dan anugerah.
"Semuanya kembali saya serahkan kepada Allah SWT, dan suara letusan GAK tidak membuat saya dan keluarga di rumah merasa takut karena ini merupakan fenomena alam yang harus diambil hikmahnya," katanya.
Sementara itu warga Cinangka, Eva Gorda menjelaskan, selain kerap suara letusan terdengar, debu Gunung Anak Krakatau, hampir setiap hari mengotori teras rumahnya. "Setiap hari debunya menempel di teras dan atap rumah," katanya.
Data dari Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang sepanjang aktivitas kegempaan meningkat dari level I ke II atau waspada sejak tanggal 28 Oktober 2010, suara letusan kerap terdengar yang disertai dentuman.
"Letusan, dentuman dan getaran yang ditimbulkan GAK terdengar dan dirasakan sampai pos pemantau, bahkan ketinggian asap gunung tersebut pernah mencapai 1.700 meter," kata Kepala Pos Pemantau GAK, Anton S Pambudi.
Jumat, 24 Desember 2010
Apel Operasi Lilin Di Kantor Walikota Depok
Gunung Raung
Puncak Gunung Raung Tertutup Abu Vulkanik
Banyuwangi (ANTARA News) - Aktivitas vulkanik Gunung Raung berangsur-angsur menurun dalam beberapa hari terakhir ini, namun warga di sekitar lereng gunung api tersebut tetap diminta waspada karena abu vulkanik menutup puncak gunung berketinggian 3.332 meter tersebut.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Balok Supriyadi, Jumat, menjelaskan bahwa secara visual puncak Gunung Raung sangat mudah diamati sepanjang hari ini karena kondisi cuaca di sekitar gunung api tersebut sangat cerah.
Namun, ia mengemukakan, dari pengamatan visual tersebut bisa mengamati bila puncak Gunung Raung tertutup tebal abu vulkanik yang diperkirakan hasil dari peningkatan kegiatan vulkanik sejak Rabu (15/12).
"Menumpuknya abu vulkanik di bagian puncak Gunung Raung itu yang kini patut diwaspadai bila ada angin kencang di sekitar puncak gunung tersebut," kata Balok Supariyadi.
Berdasarkan catatan seismograf di Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Mangaran, kegempaan yang ditimbulkan akibat aktivitas gunung api Raung terlihat mulai menurun bila dibandingkan dengan tingkat kegempaan beberapa hari sebelumnya.
Sejak 15 - 22 Desember gempa vulkanik B mencapai di atas 25 kali dalam sehari. Namun, sejak Kamis (23/12) hingga Jumat tingkat kegempaan hanya sebelas kali dalam sehari, sedang gempa tektonik jauh, gempa tremor, dan gempa vulkanik A, tidak tampak terjadi.
Balok Supriyadi mengimbau, agar warga di sekitar lereng Gunung Raung yang meliputi wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jember, Bondowoso dan Situbondo, tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya hujan abu kembali.
"Saat ini puncak Gunung Raung dipenuhi abu vulkanik yang setiap saat bisa menghujani wilayah sekitar gunung ini," katanya.
Pemertintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, telah membagikan masker ke warganya yang tinggal di daerah terdekat dengan Gunung Raung, seperti Kecamatan Songgon dan Glenmore.
(ANT/P003)
Banyuwangi (ANTARA News) - Aktivitas vulkanik Gunung Raung berangsur-angsur menurun dalam beberapa hari terakhir ini, namun warga di sekitar lereng gunung api tersebut tetap diminta waspada karena abu vulkanik menutup puncak gunung berketinggian 3.332 meter tersebut.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Mangaran, Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Balok Supriyadi, Jumat, menjelaskan bahwa secara visual puncak Gunung Raung sangat mudah diamati sepanjang hari ini karena kondisi cuaca di sekitar gunung api tersebut sangat cerah.
Namun, ia mengemukakan, dari pengamatan visual tersebut bisa mengamati bila puncak Gunung Raung tertutup tebal abu vulkanik yang diperkirakan hasil dari peningkatan kegiatan vulkanik sejak Rabu (15/12).
"Menumpuknya abu vulkanik di bagian puncak Gunung Raung itu yang kini patut diwaspadai bila ada angin kencang di sekitar puncak gunung tersebut," kata Balok Supariyadi.
Berdasarkan catatan seismograf di Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Mangaran, kegempaan yang ditimbulkan akibat aktivitas gunung api Raung terlihat mulai menurun bila dibandingkan dengan tingkat kegempaan beberapa hari sebelumnya.
Sejak 15 - 22 Desember gempa vulkanik B mencapai di atas 25 kali dalam sehari. Namun, sejak Kamis (23/12) hingga Jumat tingkat kegempaan hanya sebelas kali dalam sehari, sedang gempa tektonik jauh, gempa tremor, dan gempa vulkanik A, tidak tampak terjadi.
Balok Supriyadi mengimbau, agar warga di sekitar lereng Gunung Raung yang meliputi wilayah Kabupaten Banyuwangi, Jember, Bondowoso dan Situbondo, tetap mewaspadai kemungkinan terjadinya hujan abu kembali.
"Saat ini puncak Gunung Raung dipenuhi abu vulkanik yang setiap saat bisa menghujani wilayah sekitar gunung ini," katanya.
Pemertintah Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, telah membagikan masker ke warganya yang tinggal di daerah terdekat dengan Gunung Raung, seperti Kecamatan Songgon dan Glenmore.
(ANT/P003)
Kamis, 23 Desember 2010
Masih Masalah Tiket Pesawat Ke Malaysya
Final Piala AAF 2010
Lagi, Garuda Tambah Penerbangan Ekstra ke Kuala Lumpur
Kamis, 23 Desember 2010, 13:00 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sebagai dukungan kepada Tim Nasional Garuda, julukan Tim Nasional Indonesia, masakapai Garuda Indonesia (Persero) kembali menyiapkan tambahan satu pesawat berbadan lebar B747-400 ke Kuala Lumpur pada Ahad (26/12). Diharapkan penambahan pesawat ini para pendukung timnas Indonesia yang belum mendapatkan tiket penerbangan, bisa terakomodir.
"Pesawat tambahan dengan kapasitas 42 kelas eksekutif dan 386 kelas ekonomi tersebut berangkat dari Jakarta pukul 12.35 WIB, lalu tiba di Kuala Lumpur pukul 15.35 LT dan berangkat kembali dari Kuala Lumpur pukul 02.00 LT dan tiba di Jakarta pukul 03.00 WIB," kata VP Corporate Communications Garuda Indonesia, Pujobroto dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Kamis (23/12).
Sebelumnya, untuk penerbangan ke Kuala Lumpur hari Ahad (26/12), Garuda Indonesia telah menyiapkan satu pesawat B747-400 dan Citilink Garuda menyiapkan tiga pesawat Boeing 737-400. Pujobroto mengutarakan kedua pesawat diberangkatkan ke Kuala Lumpur dari Surabaya, Jawa Timur.
Penerbangan tambahan tersebut merupakan tambahan atas seribu kursi ekstra yang disiapkan Garuda Indonesia sebelumnya, sebagai respon dan dukungan atas permintaan para suporter yang ingin memberikan dukungan langsung di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur untuk melihat tim kesayangannya berlaga memperebutkan piala Suzuki AFF 2010.
"Untuk kemudahan dan kenyamanan para suporter dalam memberikan dukungannya kepada tim nasional, selain tiket pesawat, Garuda Indonesia juga menyiapkan transportasi bus dari airport ke stadion Bukit Jalil pp," tambah Pujobroto.
Selain itu, Garuda Indonesia juga berkoordinasi dengan pihak KBRI di Kuala Lumpur untuk kemudahan pembelian tiket masuk pertandingan sepak bola bagi para penumpang. Tidak ketinggalan, Garuda Indonesia menawarkan harga khusus tiket penerbangan “one day trip” tersebut dengan harga sangat terjangkau mulai USD.156 (nett).
Lagi, Garuda Tambah Penerbangan Ekstra ke Kuala Lumpur
Kamis, 23 Desember 2010, 13:00 WIB
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Sebagai dukungan kepada Tim Nasional Garuda, julukan Tim Nasional Indonesia, masakapai Garuda Indonesia (Persero) kembali menyiapkan tambahan satu pesawat berbadan lebar B747-400 ke Kuala Lumpur pada Ahad (26/12). Diharapkan penambahan pesawat ini para pendukung timnas Indonesia yang belum mendapatkan tiket penerbangan, bisa terakomodir.
"Pesawat tambahan dengan kapasitas 42 kelas eksekutif dan 386 kelas ekonomi tersebut berangkat dari Jakarta pukul 12.35 WIB, lalu tiba di Kuala Lumpur pukul 15.35 LT dan berangkat kembali dari Kuala Lumpur pukul 02.00 LT dan tiba di Jakarta pukul 03.00 WIB," kata VP Corporate Communications Garuda Indonesia, Pujobroto dalam siaran pers yang diterima Republika di Jakarta, Kamis (23/12).
Sebelumnya, untuk penerbangan ke Kuala Lumpur hari Ahad (26/12), Garuda Indonesia telah menyiapkan satu pesawat B747-400 dan Citilink Garuda menyiapkan tiga pesawat Boeing 737-400. Pujobroto mengutarakan kedua pesawat diberangkatkan ke Kuala Lumpur dari Surabaya, Jawa Timur.
Penerbangan tambahan tersebut merupakan tambahan atas seribu kursi ekstra yang disiapkan Garuda Indonesia sebelumnya, sebagai respon dan dukungan atas permintaan para suporter yang ingin memberikan dukungan langsung di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur untuk melihat tim kesayangannya berlaga memperebutkan piala Suzuki AFF 2010.
"Untuk kemudahan dan kenyamanan para suporter dalam memberikan dukungannya kepada tim nasional, selain tiket pesawat, Garuda Indonesia juga menyiapkan transportasi bus dari airport ke stadion Bukit Jalil pp," tambah Pujobroto.
Selain itu, Garuda Indonesia juga berkoordinasi dengan pihak KBRI di Kuala Lumpur untuk kemudahan pembelian tiket masuk pertandingan sepak bola bagi para penumpang. Tidak ketinggalan, Garuda Indonesia menawarkan harga khusus tiket penerbangan “one day trip” tersebut dengan harga sangat terjangkau mulai USD.156 (nett).
Tiket Pesawat Ke Malaysya
Tiket Pesawat ke Malaysia Nyaris Penuh
Liputan6.com, Tangerang: Animo masyarakat Indonesia menyaksikan laga final pertama Piala AFF 2010 di Stadion Nasional, Bukit Jalil, Malaysia tampaknya cukup besar. Sejumlah maskapai penerbangan yang memiliki rute penerbangan Jakarta-Malaysia menyatakan tiket tujuan Negeri Jiran sudah hampir penuh hingga 26 Desember mendatang atau ketika digelarnya pertandingan antara Indonesia melawan Malaysia.
Khusus Garuda Indonesia, maskapai pelat merah itu bahkan menyiapkan empat penerbangan tambahan berkapasitas 1.000 tempat duduk. Empat ratus kursi di antaranya pesawat Boeing 747-400 yang akan berangkat dari Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 26 Desember mendatang pukul 10.00 WIB dan kembali dari malaysia pukul 11.00 waktu setempat. Tiga penerbangan lainnya pesawat jenis Boeing 737-300 yang akan berangkat dari Jakarta dan Surabaya, Jawa Timur.
Humas Garuda Tri Poetra I Sakti menambahkan, harga tiket penerbangan juga didiskon dari biasanya US$ 266 menjadi US$ 156 pulang pergi. Selain itu, para suporter akan langsung diangkut kendaraan dari Bandara Kuala Lumpur menuju Stadion Nasional, Bukit Jalil. Mereka juga bakal diberi kemudahan mendapatkan tiket menonton lantaran telah berkoordinasi dengan pihak Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur.(BOG)
Liputan6.com, Tangerang: Animo masyarakat Indonesia menyaksikan laga final pertama Piala AFF 2010 di Stadion Nasional, Bukit Jalil, Malaysia tampaknya cukup besar. Sejumlah maskapai penerbangan yang memiliki rute penerbangan Jakarta-Malaysia menyatakan tiket tujuan Negeri Jiran sudah hampir penuh hingga 26 Desember mendatang atau ketika digelarnya pertandingan antara Indonesia melawan Malaysia.
Khusus Garuda Indonesia, maskapai pelat merah itu bahkan menyiapkan empat penerbangan tambahan berkapasitas 1.000 tempat duduk. Empat ratus kursi di antaranya pesawat Boeing 747-400 yang akan berangkat dari Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, Banten, 26 Desember mendatang pukul 10.00 WIB dan kembali dari malaysia pukul 11.00 waktu setempat. Tiga penerbangan lainnya pesawat jenis Boeing 737-300 yang akan berangkat dari Jakarta dan Surabaya, Jawa Timur.
Humas Garuda Tri Poetra I Sakti menambahkan, harga tiket penerbangan juga didiskon dari biasanya US$ 266 menjadi US$ 156 pulang pergi. Selain itu, para suporter akan langsung diangkut kendaraan dari Bandara Kuala Lumpur menuju Stadion Nasional, Bukit Jalil. Mereka juga bakal diberi kemudahan mendapatkan tiket menonton lantaran telah berkoordinasi dengan pihak Kedutaan Besar Indonesia di Kuala Lumpur.(BOG)
Gempa di Meulaboh
(ANTARA News) - Gempa bumi berkekuatan 5,5 skala ricther terjadi di 45 baratdaya Meulaboh, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam pada Kamis pukul 07.01.38 WIB.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, pusat gempa berada pada kedalaman 15 kilometer dan berlokasi di 3.77 Lintang Utara-95.94 Bujur Timur (BT).
Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan dari instansi berwenang tentang kerusakan bangunan atau korban jiwa.
Menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, pusat gempa berada pada kedalaman 15 kilometer dan berlokasi di 3.77 Lintang Utara-95.94 Bujur Timur (BT).
Hingga berita ini ditulis, belum ada laporan dari instansi berwenang tentang kerusakan bangunan atau korban jiwa.
Rabu, 22 Desember 2010
Suasana di Pelabuhan Merak
ASDP Merak: Antrean Truk karena Cuci Gudang
Merak (ANTARA News) - Selain faktor cuaca yang menyebabkan pengoperasian kapal rool on roll of di Pelabuhan Merak terganggu, antrean ribuan truk juga dikarenakan banyak perusahaan sembako yang cuci gudang jelang akhir tahun 2010.
"Ada dua penyebab atau faktor antrean ribuan truk yang akan menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung dari Merak terganggu. Pertama cuaca, dan kedua banyak perusahaan sembako dan sejenisnya yang melakukan cuci gudang pada akhir tahun 2010 ini," kata Kepala PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan, Teja Suparna didampingi staf Humas setempat, Mario, Jumat.
Dia menjelaskan, dengan adanya cuci gudang yang dilakukan oleh perusahaan makanan yang ada, menyebabkan volume kendaraan mengalami peningkatan lebih dari 100 persen.
"Jadi saat ini, kami hanya bisa melayani para pengguna jasa penyeberangan laut secara maksimal, karena gelombang tinggi dan angin kencang. Fenomena alam seperti ini kami tidak bisa menolak dan melawan," ujarnya.
Untuk saat ini Kata Teja, dari 33 kapal ro-ro yang ada di Pelabuhan Merak, empat diantaranya sedang mengalami perawatan. "Kami mengoeprasikan semua kapal yang ada, tapi untuk yang perawatan tentunya tidak beroperasi," katanya menambahkan.
Meski kapal yang ada semuanya dikerahkan, masih menurut Teja, hal tersebut tidak bisa dilakukan secara maksimal, lantaran saat ini sejumlah dermaga yang ada di Pelabuhan Merak tidak dapat digunakan, akibat cuaca buruk.
"Jadi percuma saja, kalaupun kapal yang ada dilintasan banyak, tetapi karena cuaca buruk seperti ini, kapal tidak bisa beroperasi, dan dari lima dermaga yang ada di Pelabuhan Merak, hanya dua dermaga saja yang efektif digunakan, karena dermaga lainnya tidak bisa dimanfaatkan, karena kapal yang akan sandar di dermaga III, IV dan V tidak bisa dilakukan akibat gelombang dan angin yang tinggi serta kencang," katanya menambahkan.
Pada tiga dermaga tersebut masih menurut Teja, posisinya menghadap ke laut lepas, berbeda dengan dermaga I dan II, terhalang oleh pulau yang ada di sekitar Pelabuhan Merak. "Kalau dermaga I dan II, tidak terlalu masalah walaupin cuacanya seperti ini, karena di belakang dermaga itu ada pulau, sehingga gelombang di pinggir dermaga tidak terlalu tinggi," ujarnya.
Pantauan di lokasi, ribuan truk angkutan sembako dan pakan ternak masih antre didalam Pelabuhan Merak dan jalan layang Cikuasa Atas, Merak.
Bahkan antrean truk di jalan layang memanjang sampai tiga kilo, hampir menutup pintu masuk dan keluar tol Cilegon Barat. (ANT/K004)
Merak (ANTARA News) - Selain faktor cuaca yang menyebabkan pengoperasian kapal rool on roll of di Pelabuhan Merak terganggu, antrean ribuan truk juga dikarenakan banyak perusahaan sembako yang cuci gudang jelang akhir tahun 2010.
"Ada dua penyebab atau faktor antrean ribuan truk yang akan menyeberang ke Pelabuhan Bakauheni, Lampung dari Merak terganggu. Pertama cuaca, dan kedua banyak perusahaan sembako dan sejenisnya yang melakukan cuci gudang pada akhir tahun 2010 ini," kata Kepala PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan, Teja Suparna didampingi staf Humas setempat, Mario, Jumat.
Dia menjelaskan, dengan adanya cuci gudang yang dilakukan oleh perusahaan makanan yang ada, menyebabkan volume kendaraan mengalami peningkatan lebih dari 100 persen.
"Jadi saat ini, kami hanya bisa melayani para pengguna jasa penyeberangan laut secara maksimal, karena gelombang tinggi dan angin kencang. Fenomena alam seperti ini kami tidak bisa menolak dan melawan," ujarnya.
Untuk saat ini Kata Teja, dari 33 kapal ro-ro yang ada di Pelabuhan Merak, empat diantaranya sedang mengalami perawatan. "Kami mengoeprasikan semua kapal yang ada, tapi untuk yang perawatan tentunya tidak beroperasi," katanya menambahkan.
Meski kapal yang ada semuanya dikerahkan, masih menurut Teja, hal tersebut tidak bisa dilakukan secara maksimal, lantaran saat ini sejumlah dermaga yang ada di Pelabuhan Merak tidak dapat digunakan, akibat cuaca buruk.
"Jadi percuma saja, kalaupun kapal yang ada dilintasan banyak, tetapi karena cuaca buruk seperti ini, kapal tidak bisa beroperasi, dan dari lima dermaga yang ada di Pelabuhan Merak, hanya dua dermaga saja yang efektif digunakan, karena dermaga lainnya tidak bisa dimanfaatkan, karena kapal yang akan sandar di dermaga III, IV dan V tidak bisa dilakukan akibat gelombang dan angin yang tinggi serta kencang," katanya menambahkan.
Pada tiga dermaga tersebut masih menurut Teja, posisinya menghadap ke laut lepas, berbeda dengan dermaga I dan II, terhalang oleh pulau yang ada di sekitar Pelabuhan Merak. "Kalau dermaga I dan II, tidak terlalu masalah walaupin cuacanya seperti ini, karena di belakang dermaga itu ada pulau, sehingga gelombang di pinggir dermaga tidak terlalu tinggi," ujarnya.
Pantauan di lokasi, ribuan truk angkutan sembako dan pakan ternak masih antre didalam Pelabuhan Merak dan jalan layang Cikuasa Atas, Merak.
Bahkan antrean truk di jalan layang memanjang sampai tiga kilo, hampir menutup pintu masuk dan keluar tol Cilegon Barat. (ANT/K004)
Gempa DI Aceh
Jakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menginformasikan adanya gempa berkekuatan 5,8 skala Richter (SR) pada kedalaman 18 kilometer dengan pusat 65 kilometer barat laut Sinabang, Nanggroe Aceh Darusalam (NAD).
Situs BMKG menyebutkan bahwa gempa yang terjadi Selasa, pukul 21.07 WIB dan berlokasi di 2,60 Lintang Utara-95,78 Bujur Timur tersebut tidak berpotensi tsunami.
Pada Selasa ini wilayah Indonesia terjadi tiga gempa di wilayah berbeda. Pada pukul 10.59 WIB gempa berkekuatan 5,8 SR terjadi di Wonosari, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan kedalaman 16 kilometer.
Sedangkan pada pukul 11.21 WIB gempa berkekuatan 5 skala Richter pada kedalaman 143 kilometer dengan pusat 98 kilometer barat Gorontalo.
BMKG menyatakan kedua gempa yang terjadi di Wonosari, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Gorontalo ini juga tidak berpotensi tsunami. (*)
Situs BMKG menyebutkan bahwa gempa yang terjadi Selasa, pukul 21.07 WIB dan berlokasi di 2,60 Lintang Utara-95,78 Bujur Timur tersebut tidak berpotensi tsunami.
Pada Selasa ini wilayah Indonesia terjadi tiga gempa di wilayah berbeda. Pada pukul 10.59 WIB gempa berkekuatan 5,8 SR terjadi di Wonosari, Daerah Istimewa Yogyakarta dengan kedalaman 16 kilometer.
Sedangkan pada pukul 11.21 WIB gempa berkekuatan 5 skala Richter pada kedalaman 143 kilometer dengan pusat 98 kilometer barat Gorontalo.
BMKG menyatakan kedua gempa yang terjadi di Wonosari, Daerah Istimewa Yogyakarta dan Gorontalo ini juga tidak berpotensi tsunami. (*)
Selasa, 21 Desember 2010
Gunung Bromo
Probolinggo (ANTARA News) - Gunung Bromo di Probolinggo Jawa Timur yang saat ini berstatus siaga mengalami empat kali letusan minor dalam tiga hari terakhir.
Berdasarkan data di Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Bromo di Desa Cemoro Lawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo tercatat letusan minor terbaru terjadi pada Selasa (21/12) pukul 10.58 WIB selama 167 detik.
"Letusan tersebut dengan amplitudo 40 milimeter dan terdeteksi pada seismograf," kata petugas dari Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Bromo, Ahmad Subhan, di tempat tugasnya, Selasa.
Subhan menjelaskan, pada saat terjadi letusan terjadi erupsi dengan material debu berwarna kecoklatan dengan ketinggian mencapai 2.000 meter.
Di kepundan gunung, kata dia, juga ada material kerikil yang naik ke atas tapi kembali lagi ke dalam kepundan, sehingga belum membahayakan masyarakat.
Sebelumnya, Gunung Bromo meletus pada Senin (20/12) pukul 02.06 WIB selama 50 detik dan tekanan amplitudo 40 milimeter.
Pada saat itu terjadi erupsi metarial debu berwarna kecoklatan dengan ketinggian sekitar 1.500 meter.
Sehari sebelumnya, Minggu (19/12), Gunung Bromo mengalami dua kali letusan pada jarak yang tidak terlalu jauh yakni pada pukul 10.17 WIB dan 11.27 WIB.
Pada letusan pertama, tercatat selama 110 detik dengan tekanan amplitudo 40 milimeter dan pada letusan kedua tercatat selama 90 detik dengan tekanan amplitudo 90 detik.
Menurut Subhan, pada dua letusan tersebut terjadi erupsi dengan material debu berwarna kecoklatan dengan ketinggian sekitar 2.000 meter.
Menurut Subhan, Gunung Bromo sejak pertama kali meletus pada 23 Nopember lalu hingga saat ini Gunung Bromo hampir selalu mengeluarkan debu berwarna kecoklatan ke udara.
Namun masyarakat di lerang Gunung Bromo menjalani kehidupan seperti biasa di tempat tinggalnya masing-masing sep-erti di Desa Cemoro Lawang, Ngadisari, Ngadirejo, dan Wonotoro di Kecamatan Sukapura.
Sementara itu, Komandan Kodim Kabupaten/Kota Probolinggo Letnan Kolonel Infanteri Hery Setiyono mengatakan, Gunung Bromo saat ini berstatus siaga sejak 6 Desember lalu.
Sebelumnya, kata dia, Bupati Probolinggo menetapkan status awas sejak 23 Nopember hingga 6 Desember 2010 dan kini menurunkan statusnya menjadi siaga.
Menurut dia, meskipun Gunung Bromo telah beberapa kali mengalami letuan minor tapi dinilai belum saatnya mengevakuasi penduduk sekitar ke lokasi pengungsian.
Namun, Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Pemerintah Kabupaten Probolinggo telah membentuk Tim Penanganan Bencana Berani dan telah menyiapkan lokasi evakuasi jika nantinya Gunung Bromo mengalami letusan mayor.(*)
Berdasarkan data di Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Bromo di Desa Cemoro Lawang, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo tercatat letusan minor terbaru terjadi pada Selasa (21/12) pukul 10.58 WIB selama 167 detik.
"Letusan tersebut dengan amplitudo 40 milimeter dan terdeteksi pada seismograf," kata petugas dari Pos Pengamatan Gunung Api Gunung Bromo, Ahmad Subhan, di tempat tugasnya, Selasa.
Subhan menjelaskan, pada saat terjadi letusan terjadi erupsi dengan material debu berwarna kecoklatan dengan ketinggian mencapai 2.000 meter.
Di kepundan gunung, kata dia, juga ada material kerikil yang naik ke atas tapi kembali lagi ke dalam kepundan, sehingga belum membahayakan masyarakat.
Sebelumnya, Gunung Bromo meletus pada Senin (20/12) pukul 02.06 WIB selama 50 detik dan tekanan amplitudo 40 milimeter.
Pada saat itu terjadi erupsi metarial debu berwarna kecoklatan dengan ketinggian sekitar 1.500 meter.
Sehari sebelumnya, Minggu (19/12), Gunung Bromo mengalami dua kali letusan pada jarak yang tidak terlalu jauh yakni pada pukul 10.17 WIB dan 11.27 WIB.
Pada letusan pertama, tercatat selama 110 detik dengan tekanan amplitudo 40 milimeter dan pada letusan kedua tercatat selama 90 detik dengan tekanan amplitudo 90 detik.
Menurut Subhan, pada dua letusan tersebut terjadi erupsi dengan material debu berwarna kecoklatan dengan ketinggian sekitar 2.000 meter.
Menurut Subhan, Gunung Bromo sejak pertama kali meletus pada 23 Nopember lalu hingga saat ini Gunung Bromo hampir selalu mengeluarkan debu berwarna kecoklatan ke udara.
Namun masyarakat di lerang Gunung Bromo menjalani kehidupan seperti biasa di tempat tinggalnya masing-masing sep-erti di Desa Cemoro Lawang, Ngadisari, Ngadirejo, dan Wonotoro di Kecamatan Sukapura.
Sementara itu, Komandan Kodim Kabupaten/Kota Probolinggo Letnan Kolonel Infanteri Hery Setiyono mengatakan, Gunung Bromo saat ini berstatus siaga sejak 6 Desember lalu.
Sebelumnya, kata dia, Bupati Probolinggo menetapkan status awas sejak 23 Nopember hingga 6 Desember 2010 dan kini menurunkan statusnya menjadi siaga.
Menurut dia, meskipun Gunung Bromo telah beberapa kali mengalami letuan minor tapi dinilai belum saatnya mengevakuasi penduduk sekitar ke lokasi pengungsian.
Namun, Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspida) Pemerintah Kabupaten Probolinggo telah membentuk Tim Penanganan Bencana Berani dan telah menyiapkan lokasi evakuasi jika nantinya Gunung Bromo mengalami letusan mayor.(*)
Gempa di Yogya
Gempa di Yogyakarta, Tapi Tak Timbulkan Korban
Gunung Kidul (ANTARA News) - Gempa bumi 5,8 skala Richter dengan pusat 140 kilometer tenggara Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa pukul 10.59 WIB tidak menimbulkan korban.
"Kami belum mendapat laporan adanya korban baik bangunan maupun jiwa yang diakibatkan oleh gempa dengan kekuatan 5,8 skala Richter tersebut," kata Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) dan Penanggulangan Bencana (PB) Kabupaten Gunung Kidul Kasiyo di Wonosari, Selasa.
Dia mengatakan, pihaknya terus memantau informasi terkait peristiwa gempa tersebut melalui jalur frekuensi radio dari pos Tim Reaksi Cepat (TRC) Kesbangpolinmas dan PB yang terhubung dengan koordinator SAR laut maupun darat.
"Kami mengimbau masyarakat tetap waspada terkait ancaman bencana, meskipun peristiwa gempa jarang terjadi namun kalau ada yang merasakan guncangan gempa sebaiknya segera keluar rumah untuk menyelamatkan diri," katanya.
Sementara itu, Koordinator Wilayah I SAR Laut yang bermarkas di Pantai Sadeng, Kecamatan Rongkop, Subowo mengatakan tidak ada laporan tentang kerugian material yang diderita masyarakat, khususnya nelayan di sepanjang laut selatan Gunung Kidul.
"Nelayan dan masyarakat yang sedang melakukan aktivitas di sekitar pantai sempat panik dan berlarian menjadi dari bibir pantai karena kaget sewaktu terjadi gempa, tapi saat ini mereka sudah beraktivitas normal seperti sebelum ada gempa dan tidak ada informasi korban baik bangunan maupun jiwa," katanya.
Subowo memastikan gelombang air laut pantai selatan Gunung Kidul tidak meningkat pascagempa.
"Kebetulan banyak nelayan sedang libur karena cuaca yang tidak mendukung untuk mencari ikan sehingga kemungkinan kecil terjadi kecelakaan laut. Kami juga menginformasikan gempa tersebut kepada nelayan yang berada di laut melalui radio," katanya.(*)
ANT/N002
COPYRIGHT © 2010
Ikuti berita terkini di handphone anda http://m.antaranews.com
Gunung Kidul (ANTARA News) - Gempa bumi 5,8 skala Richter dengan pusat 140 kilometer tenggara Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa pukul 10.59 WIB tidak menimbulkan korban.
"Kami belum mendapat laporan adanya korban baik bangunan maupun jiwa yang diakibatkan oleh gempa dengan kekuatan 5,8 skala Richter tersebut," kata Kepala Kantor Kesatuan Bangsa, Politik, Perlindungan Masyarakat (Kesbanglinmas) dan Penanggulangan Bencana (PB) Kabupaten Gunung Kidul Kasiyo di Wonosari, Selasa.
Dia mengatakan, pihaknya terus memantau informasi terkait peristiwa gempa tersebut melalui jalur frekuensi radio dari pos Tim Reaksi Cepat (TRC) Kesbangpolinmas dan PB yang terhubung dengan koordinator SAR laut maupun darat.
"Kami mengimbau masyarakat tetap waspada terkait ancaman bencana, meskipun peristiwa gempa jarang terjadi namun kalau ada yang merasakan guncangan gempa sebaiknya segera keluar rumah untuk menyelamatkan diri," katanya.
Sementara itu, Koordinator Wilayah I SAR Laut yang bermarkas di Pantai Sadeng, Kecamatan Rongkop, Subowo mengatakan tidak ada laporan tentang kerugian material yang diderita masyarakat, khususnya nelayan di sepanjang laut selatan Gunung Kidul.
"Nelayan dan masyarakat yang sedang melakukan aktivitas di sekitar pantai sempat panik dan berlarian menjadi dari bibir pantai karena kaget sewaktu terjadi gempa, tapi saat ini mereka sudah beraktivitas normal seperti sebelum ada gempa dan tidak ada informasi korban baik bangunan maupun jiwa," katanya.
Subowo memastikan gelombang air laut pantai selatan Gunung Kidul tidak meningkat pascagempa.
"Kebetulan banyak nelayan sedang libur karena cuaca yang tidak mendukung untuk mencari ikan sehingga kemungkinan kecil terjadi kecelakaan laut. Kami juga menginformasikan gempa tersebut kepada nelayan yang berada di laut melalui radio," katanya.(*)
ANT/N002
COPYRIGHT © 2010
Ikuti berita terkini di handphone anda http://m.antaranews.com
Tinggi Gelombang Perairan di Indonesia
BMKG: Tinggi Gelombang Perairan Indonesia Diperkirakan 2-3 Meter
Bandarlampung (ANTARA News) - Tinggi gelombang di Perairan Indonesia pada Selasa diperkirakan dua sampai tiga meter, sementara ketinggian gelombang di Laut Cina Selatan berkisar tiga sampai empat meter.
Badan Meteorologi ,Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam situsnya, Selasa menyebutkan gelombang laut setinggi dua hingga tiga meter berpeluang terjadi di Perairan barat Lampung hingga Bengkulu dan Selat Sunda.
Gelombang setinggi itu juga berpeluang terjadi di Perairan selatan Pulau Sumba, Perairan selatan Kupang hingga Pulau Rote, Laut Timor, Perairan Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas, Laut Natuna, Perairan timur Kepulauan Riau, Perairan utara Pulau Bangka, Perairan utara Kepulauan Talaud dan Perairan utara Halmahera. (H009/K004)
Bandarlampung (ANTARA News) - Tinggi gelombang di Perairan Indonesia pada Selasa diperkirakan dua sampai tiga meter, sementara ketinggian gelombang di Laut Cina Selatan berkisar tiga sampai empat meter.
Badan Meteorologi ,Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam situsnya, Selasa menyebutkan gelombang laut setinggi dua hingga tiga meter berpeluang terjadi di Perairan barat Lampung hingga Bengkulu dan Selat Sunda.
Gelombang setinggi itu juga berpeluang terjadi di Perairan selatan Pulau Sumba, Perairan selatan Kupang hingga Pulau Rote, Laut Timor, Perairan Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas, Laut Natuna, Perairan timur Kepulauan Riau, Perairan utara Pulau Bangka, Perairan utara Kepulauan Talaud dan Perairan utara Halmahera. (H009/K004)
Liar's Colection
Orang mungkin begitu mendengar kata Liar langsung berpersepsi minor, menurut penuturan Astrid sebagai penggagas nama Liar's Colection , Liar adalah singkatan dari Langkah intensif anak remaja. setelah Cinthya Eyes melihat kegiatan dari Liar's Colection ternyata Liar's colection adalah kegiatan yang dilakukan oleh Astrid dan rekannya dalam bidang fashion, diawali dari hobinya mengumpulkan koleksi fashion, timbul ide bagaimana caranya dia dapat melakukan hobynya tanpa merepotkan orang lain termasuk orang tua. Selain itu Liar's Colection juga menangani bidang entertaint, bekerja sama dengan Chicak Musik Studio dibawah pimpinan Satryo ( Ryo).
Memang Liar's Colection memiliki display diatas studio musik Chicak , koleksi bukan main banyak, dan dia juga sering melakukan kegiatannya di Pesona Kayangan II Depok, Kegiatan ini ternyata dapat menambah uang sakunya. pada akhir pertemuan dengan Cinthya Eyes dia berpesan agar jangan cepat berpersepsi minor terhadap nama Liar's Colection.
Air Terjun di Pagar Alam
Air Terjun Terbesar di Pagaralam Ditemukan
Pagaralam, Sumsel (ANTARA News) - Air terjun terbesar di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, ditemukan warga di Dusun Muara Tenang, Kelurahan Perahu Dipo, Kecamatan Pagaralam Selatan, dengan ketinggian 100 meter dan lebar 20 meter.
Pantauan ANTARA, di loksai, Selasa, warga memberi nama air terjun itu "Ayek Kaghang" mempunyai ketinggian diperkirakan 100 meter dengan lebar 20 meter dan letaknya berada sekitar dua kilometer dari pemukiman setempat atau sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Pagaralam.
"Air terjun ini masih sangat alami, di sekitarnya masih banyak terdapat pohon kayu besar dan sekitar alirannya dapat ditemukan lumut berwarna hijau. Memang cukup banyak sudah ditemukan air terjun namun yang paling indah dan besar baru di Kelurahan Perahu Depo, Kecamatan Dempo Selatan ini," kata Anang warga setempat, Selasa.
Ia mengatakan, untuk menuju lokasi air terjun memang harus melewati hutan belantara dan alur sungai sehingga butuh waktu sekitar dua jam baru sampai di lokasi.
Karena baru ditemukan, kata dia, air terjun ini belum memiliki jalan akses dan kemudian disekitarnya masih dikelilingi hutan lebat dan bukit terjal. Masih cukup banyak tumbuhan alami di sekitar air terjun seperti keladi, rumput gajah dan beberapa jenis kayu yang biasanya hidup di kawasan hutan lindung.
Menurut dia, keindahan pesona alam ini semakin terasa saat air yang jatuh berwarnah putih menghempas bebatuan sehingga menimbulkan embun dan percikan yang begitu tersa sejuk bila menyentuh badan.
Senada diungkapkan Irik warga lainnya, air terjun "Ayek Kaghang" tersebut sangat indah dan masih alami, berhubung kondisi jalan menuju lokasi sangat terjal dan melewati tebing curam sehingga warga jarang mendatanginya.
"Mengingat masih berada di kawasan hutan alami maka ada kesan air terjun itu sedikit angker, sehingga warga sangat jarang mengujunginya," ungkapnya.
Meningat akses jalan menuju air terjun ayek kaghang tersebut belum ada, kami mengharpkan kepada pemerintah untuk membangun akses jalan menuju kelokasi ini. Dengan dikembangkanya air terjun tersebut mungin dapat meninkatkan pariwisata di Pagaralam ini.
Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya, Kota Pagaralam, Safrudin, mengatakan memang sudah banyak ditemukan air terjun di Pagaralam setidaknya di 32 lokasi dan penemuan yang memiliki luas 20 meter ini tentunya cukup luar biasa dan merupakan air terjun terbesar di Pagaralam. Penemuan ini tentunya akan menambah koleksi lokasi wisata air terjun dan kedepan akan menjadi proritas bagi pemerintah untuk melakukan pembangunan jalan akses menuju lokasi wisata itu, ungkap dia pula. (ANT-127/K004)
Pagaralam, Sumsel (ANTARA News) - Air terjun terbesar di Kota Pagaralam, Sumatera Selatan, ditemukan warga di Dusun Muara Tenang, Kelurahan Perahu Dipo, Kecamatan Pagaralam Selatan, dengan ketinggian 100 meter dan lebar 20 meter.
Pantauan ANTARA, di loksai, Selasa, warga memberi nama air terjun itu "Ayek Kaghang" mempunyai ketinggian diperkirakan 100 meter dengan lebar 20 meter dan letaknya berada sekitar dua kilometer dari pemukiman setempat atau sekitar 15 kilometer dari pusat Kota Pagaralam.
"Air terjun ini masih sangat alami, di sekitarnya masih banyak terdapat pohon kayu besar dan sekitar alirannya dapat ditemukan lumut berwarna hijau. Memang cukup banyak sudah ditemukan air terjun namun yang paling indah dan besar baru di Kelurahan Perahu Depo, Kecamatan Dempo Selatan ini," kata Anang warga setempat, Selasa.
Ia mengatakan, untuk menuju lokasi air terjun memang harus melewati hutan belantara dan alur sungai sehingga butuh waktu sekitar dua jam baru sampai di lokasi.
Karena baru ditemukan, kata dia, air terjun ini belum memiliki jalan akses dan kemudian disekitarnya masih dikelilingi hutan lebat dan bukit terjal. Masih cukup banyak tumbuhan alami di sekitar air terjun seperti keladi, rumput gajah dan beberapa jenis kayu yang biasanya hidup di kawasan hutan lindung.
Menurut dia, keindahan pesona alam ini semakin terasa saat air yang jatuh berwarnah putih menghempas bebatuan sehingga menimbulkan embun dan percikan yang begitu tersa sejuk bila menyentuh badan.
Senada diungkapkan Irik warga lainnya, air terjun "Ayek Kaghang" tersebut sangat indah dan masih alami, berhubung kondisi jalan menuju lokasi sangat terjal dan melewati tebing curam sehingga warga jarang mendatanginya.
"Mengingat masih berada di kawasan hutan alami maka ada kesan air terjun itu sedikit angker, sehingga warga sangat jarang mengujunginya," ungkapnya.
Meningat akses jalan menuju air terjun ayek kaghang tersebut belum ada, kami mengharpkan kepada pemerintah untuk membangun akses jalan menuju kelokasi ini. Dengan dikembangkanya air terjun tersebut mungin dapat meninkatkan pariwisata di Pagaralam ini.
Kepala Dinas Pariwisata dan Seni Budaya, Kota Pagaralam, Safrudin, mengatakan memang sudah banyak ditemukan air terjun di Pagaralam setidaknya di 32 lokasi dan penemuan yang memiliki luas 20 meter ini tentunya cukup luar biasa dan merupakan air terjun terbesar di Pagaralam. Penemuan ini tentunya akan menambah koleksi lokasi wisata air terjun dan kedepan akan menjadi proritas bagi pemerintah untuk melakukan pembangunan jalan akses menuju lokasi wisata itu, ungkap dia pula. (ANT-127/K004)
Senin, 20 Desember 2010
Musium Gunung Merapi
Museum Gunungapi Merapi Dibuka Kembali
Sleman (ANTARA News) - Museum Gunung Api Merapi di Dusun Banteng, Desa Hargoginangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, dibuka kembali mulai Selasa (21/12) setelah sempat ditutup terkait meletusnya Gunung Merapi beberapa waktu lalu.
"Pembukaan kembali Museum Gunungapi Merapi (MGM) menjelang liburan sekolah, natal dan tahun baru pada saat ini merupakan momen yang tepat," kata Kepala Seksi Dokumentasi dan Informasi Pariwisata Disbudpar Sleman, Wasita, Senin.
Menurut dia, bencana erupsi Gunung Merapi beberapa waktu lalu memang tidak berdampak secara langsung terhadap bangunan fisik MGM yang berlokasi sekitar delapan kilometer dari puncak Merapi.
"Lokasi MGM relatif aman terhadap akibat langsung aktivitas Gunung Merapi dengan keberadaan bukit Plawangan di Kaliurang," katanya.
Ia mengatakan, sangat tepat MGM mulai dioperasionalkan kembali menjelang liburan sekolah, natal dan tahun baru karena dengan dibukanya kembali MGM maka wisatawan baik lokal, luar daerah maupun manca negara akan memiliki alternatif utama selain volcano tour di lereng Merapi pascaerupsi.
"Selain menyajikan informasi lengkap tentang kegunungapian skala nasional dan dunia serta mitigasi bencana juga nantinya disajikan koleksi terbarunya yakni dua buku tamu juru kunci Gunung Merapi Ki Surakso Hargo atau Mbah Maridjan dan salinan `layang kekancingan` dari Kraton Yogyakarta kepada Mbah Maridjan sebagai juru kunci Gunung Merapi," katanya.
Wasita mengatakan, wisatawan yang berkunjung ke MGM juga sekaligus dapat menikmati dan melihat secara langsung panorama Gunung Merapi, tepatnya di lantai dua sebelah belakang.
"Bahkan ditempat tersebut juga disediakan teropong bagi wisatawan yang ingin memanfaatkannya. Ini yang selama ini belum banyak diketahui masyarakat umum," katanya.
Sleman (ANTARA News) - Museum Gunung Api Merapi di Dusun Banteng, Desa Hargoginangun, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman, dibuka kembali mulai Selasa (21/12) setelah sempat ditutup terkait meletusnya Gunung Merapi beberapa waktu lalu.
"Pembukaan kembali Museum Gunungapi Merapi (MGM) menjelang liburan sekolah, natal dan tahun baru pada saat ini merupakan momen yang tepat," kata Kepala Seksi Dokumentasi dan Informasi Pariwisata Disbudpar Sleman, Wasita, Senin.
Menurut dia, bencana erupsi Gunung Merapi beberapa waktu lalu memang tidak berdampak secara langsung terhadap bangunan fisik MGM yang berlokasi sekitar delapan kilometer dari puncak Merapi.
"Lokasi MGM relatif aman terhadap akibat langsung aktivitas Gunung Merapi dengan keberadaan bukit Plawangan di Kaliurang," katanya.
Ia mengatakan, sangat tepat MGM mulai dioperasionalkan kembali menjelang liburan sekolah, natal dan tahun baru karena dengan dibukanya kembali MGM maka wisatawan baik lokal, luar daerah maupun manca negara akan memiliki alternatif utama selain volcano tour di lereng Merapi pascaerupsi.
"Selain menyajikan informasi lengkap tentang kegunungapian skala nasional dan dunia serta mitigasi bencana juga nantinya disajikan koleksi terbarunya yakni dua buku tamu juru kunci Gunung Merapi Ki Surakso Hargo atau Mbah Maridjan dan salinan `layang kekancingan` dari Kraton Yogyakarta kepada Mbah Maridjan sebagai juru kunci Gunung Merapi," katanya.
Wasita mengatakan, wisatawan yang berkunjung ke MGM juga sekaligus dapat menikmati dan melihat secara langsung panorama Gunung Merapi, tepatnya di lantai dua sebelah belakang.
"Bahkan ditempat tersebut juga disediakan teropong bagi wisatawan yang ingin memanfaatkannya. Ini yang selama ini belum banyak diketahui masyarakat umum," katanya.
Keadaan Lautan Selatan ( Lebak)
Tinggi Gelombang Perairan Selatan Lebak Tiga Meter
Lebak (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprakirakan, ketinggian gelombang di perairan selatan Kabupatden Lebak, pada Minggu malam hingga Senin pagi besok mencapai tiga meter dengan kecepatan angin 15 knot atau 30 kilometer perjam.
Analisis cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Serang, Halim Perdana Kusuma, Minggu, menjelaskan ketinggian gelombang perairan selatan Lebak berkisar dua hingga tiga meter dengan jarak pandang tiga hingga enam kilometer.
Begitu pula tinggi gelombang perairan Banten bagian selatan mencapai tiga meter.
"Gelombang bergerak dari arah barat dengan tiupan angin dari arah barat ke barat daya dengan kecepatan 15 knot," katanya.
Sedangkan kondisi cuaca, menurut dia, diperkirakan berawan dan berpeluang hujan ringan, terutama pada siang hingga sore hari.
Suhu udara pada siang hari berkisar 23-31 derajat celcius dengan kelembaban 60 sampai 90 persen.
Selama ini, cuaca perairan selatan Lebak meliputi pesisir pantai Binuangeun, Suka Hujan, Penyaungan, Cihara, Bagedur, Karangtaraje, Ciantir, Sawarna, Pulomanuk, Bayah dan Panggarangan sangat membahayakan bagi pelayaran maupun nelayan.
Karena itu, BMKG mengeluarkan peringatan waspada terhadap nelayan dan pelayaran.
"Kami minta nelayan pesisir selatan Lebak jangan dulu melaut karena tiupan angin mencapai 30 knot dan bisa menerjang perahu kecil," katanya.
Sementara tinggi gelombang Selat Sunda bagian utara yakni perairan Merak-Bakauheni berkisar 1,5 - 2,5 meter.
Selama ini, cuaca perairan Merak-Banten juga memburuk dan membahayakan bagi Kapal Cepat dan nelayan.
"Saya kira cuaca Selat Sunda yang sangat membahayakan bagi nelayan dan kapal tongkang," ujarnya. (MSR/K004)
Lebak (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memprakirakan, ketinggian gelombang di perairan selatan Kabupatden Lebak, pada Minggu malam hingga Senin pagi besok mencapai tiga meter dengan kecepatan angin 15 knot atau 30 kilometer perjam.
Analisis cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Serang, Halim Perdana Kusuma, Minggu, menjelaskan ketinggian gelombang perairan selatan Lebak berkisar dua hingga tiga meter dengan jarak pandang tiga hingga enam kilometer.
Begitu pula tinggi gelombang perairan Banten bagian selatan mencapai tiga meter.
"Gelombang bergerak dari arah barat dengan tiupan angin dari arah barat ke barat daya dengan kecepatan 15 knot," katanya.
Sedangkan kondisi cuaca, menurut dia, diperkirakan berawan dan berpeluang hujan ringan, terutama pada siang hingga sore hari.
Suhu udara pada siang hari berkisar 23-31 derajat celcius dengan kelembaban 60 sampai 90 persen.
Selama ini, cuaca perairan selatan Lebak meliputi pesisir pantai Binuangeun, Suka Hujan, Penyaungan, Cihara, Bagedur, Karangtaraje, Ciantir, Sawarna, Pulomanuk, Bayah dan Panggarangan sangat membahayakan bagi pelayaran maupun nelayan.
Karena itu, BMKG mengeluarkan peringatan waspada terhadap nelayan dan pelayaran.
"Kami minta nelayan pesisir selatan Lebak jangan dulu melaut karena tiupan angin mencapai 30 knot dan bisa menerjang perahu kecil," katanya.
Sementara tinggi gelombang Selat Sunda bagian utara yakni perairan Merak-Bakauheni berkisar 1,5 - 2,5 meter.
Selama ini, cuaca perairan Merak-Banten juga memburuk dan membahayakan bagi Kapal Cepat dan nelayan.
"Saya kira cuaca Selat Sunda yang sangat membahayakan bagi nelayan dan kapal tongkang," ujarnya. (MSR/K004)
Minggu, 19 Desember 2010
Abu Gunung Raung
Abu Gunung Raung Guyur Banyuwangi
Banyuwangi (ANTARA News) - Abu vulkanik Gunung Raung dalam lima hari terakhir mengguyur sedikitnya delapan kecamatan di wilayah Kabupaten Banyuwangi, yaitu Kecamatan Songgon, Singojuruh, Sempu, Glenmore, Kecamatan Licin, Glagah, Giri dan Kecamatan Kota.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Mangaran Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Balok Suryadi, Minggu membenarkan, abu yang menghujani beberapa kecamatan di Banyuwangi berasal dari Gunung Raung yang berketinggian 3.332 meter di atas permukaan laut.
"Pagi ini kami bisa melihat secara jelas visual Gunung Raung yang sejak tanggal 15 Desember lalu terus tertutup kabut tebal. Dan memang abu tersebut berasal dari gunung ini," jelas Balok Suryadi.
Berdasarkan pengamatannya, Minggu pagi, Gunung Raung telah mengeluarkan asap utih tebal atau kelabu bertekanan sedang, dengan ketinggian 100 hingga 150 meter.
"Embusan asap tersebut mengarah ke selatan dan timur, sehingga hujan abu dimungkinkan ke wilayah-wilayah tersebut sesuai arah angin," papar Balok.
Menurut dia, sebelum ini pihaknya kesulitan memantau puncak Gunung Raung karena sejak Rabu (15/12) hingga Sabtu (18/12) tertutup kabut tebal.
"Namun, jika melihat data kegempaan yang terjadi sangat dimungkinkan abu tersebut berasal dari Raung. Tetapi karena belum melihat secara visual kami tidak berani memberi pernyataan. Baru pagi ini kami melihatnya," demikian Balok Suryadi.
Dia mengimbau warga yang berada di wilayah arah angin untuk mewaspadai hujan abu Gunung Raung tersebut.
"Kalau bisa pengguna kendaraan bermotor menggunakan helm dan masker atau pelindung lain, biar abu tersebut tidak mengenai mata kita," katanya.
Warga ddelapan kecamatan di Banyuwangi mengaku merasakan ada hujan abu Gunung Raung. Namun, mereka juga bingung karena selama lima hari ini Banyuwangi terus diguyur hujan.
Menurut seorang warga Kecamatan Kota Banyuwangi, Agus, warga sebelumnya menduga hujan abu yang banyak terlihat menempel tipis di kendaraan-kendaraan berasal dari Gunung Bromo.
"Kami tidak menyangka jika abu tersebut berasal dari Raung," kata Agus.
Warga sekitar lereng Gunung Raung, seperti Kecamatan Songgon, Sempu dan Glenmore juga mengaku merasakan hujan abu lebih tebal disertai bau belerang menyengat.
"Mata ini sering pedih jika kebetulan sedang keluar rumah, terutama pada malam hari karena abu tidak terlihat. Tahu-tahunya kendaraan sudah dipenuhi abu," kata Hariyono, warga Kecamatan Songgon.(*)
Banyuwangi (ANTARA News) - Abu vulkanik Gunung Raung dalam lima hari terakhir mengguyur sedikitnya delapan kecamatan di wilayah Kabupaten Banyuwangi, yaitu Kecamatan Songgon, Singojuruh, Sempu, Glenmore, Kecamatan Licin, Glagah, Giri dan Kecamatan Kota.
Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Raung di Mangaran Desa Sumberarum, Kecamatan Songgon, Banyuwangi, Jawa Timur, Balok Suryadi, Minggu membenarkan, abu yang menghujani beberapa kecamatan di Banyuwangi berasal dari Gunung Raung yang berketinggian 3.332 meter di atas permukaan laut.
"Pagi ini kami bisa melihat secara jelas visual Gunung Raung yang sejak tanggal 15 Desember lalu terus tertutup kabut tebal. Dan memang abu tersebut berasal dari gunung ini," jelas Balok Suryadi.
Berdasarkan pengamatannya, Minggu pagi, Gunung Raung telah mengeluarkan asap utih tebal atau kelabu bertekanan sedang, dengan ketinggian 100 hingga 150 meter.
"Embusan asap tersebut mengarah ke selatan dan timur, sehingga hujan abu dimungkinkan ke wilayah-wilayah tersebut sesuai arah angin," papar Balok.
Menurut dia, sebelum ini pihaknya kesulitan memantau puncak Gunung Raung karena sejak Rabu (15/12) hingga Sabtu (18/12) tertutup kabut tebal.
"Namun, jika melihat data kegempaan yang terjadi sangat dimungkinkan abu tersebut berasal dari Raung. Tetapi karena belum melihat secara visual kami tidak berani memberi pernyataan. Baru pagi ini kami melihatnya," demikian Balok Suryadi.
Dia mengimbau warga yang berada di wilayah arah angin untuk mewaspadai hujan abu Gunung Raung tersebut.
"Kalau bisa pengguna kendaraan bermotor menggunakan helm dan masker atau pelindung lain, biar abu tersebut tidak mengenai mata kita," katanya.
Warga ddelapan kecamatan di Banyuwangi mengaku merasakan ada hujan abu Gunung Raung. Namun, mereka juga bingung karena selama lima hari ini Banyuwangi terus diguyur hujan.
Menurut seorang warga Kecamatan Kota Banyuwangi, Agus, warga sebelumnya menduga hujan abu yang banyak terlihat menempel tipis di kendaraan-kendaraan berasal dari Gunung Bromo.
"Kami tidak menyangka jika abu tersebut berasal dari Raung," kata Agus.
Warga sekitar lereng Gunung Raung, seperti Kecamatan Songgon, Sempu dan Glenmore juga mengaku merasakan hujan abu lebih tebal disertai bau belerang menyengat.
"Mata ini sering pedih jika kebetulan sedang keluar rumah, terutama pada malam hari karena abu tidak terlihat. Tahu-tahunya kendaraan sudah dipenuhi abu," kata Hariyono, warga Kecamatan Songgon.(*)
Abu gunung Bromo
Abu Bromo Terus Mengarah ke Lumajang
Surabaya (ANTARA News) - Abu vulkanik yang timbul akibat letusan Gunung Bromo masih terus mengarah ke wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Arah angin masih terus ke timur laut. Itu berarti abu Bromo masih mengarah ke Lumajang," kata petugas pengamatan Gunung Bromo, Mulyono, saat dihubungi ANTARA dari Surabaya.
Hingga saat ini, katanya, tinggi asap letusan dari kawah Gunung Bromo masih berkisar 400 hingga 800 meter.
Asap itu dipicu oleh gempa tremor yang dalam satu bulan terakhir masih terjadi secara terus-menerus.
Alat deteksi gempa di Pos Pengamatan Gunung Api Bromo di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Lumajang, merekam terjadinya gempa tremor pada Sabtu (18/12) pukul 06.00-12.00 WIB berkekuatan 8-30 milimeter.
Meskipun demikian, pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum akan menaikkan lagi status Gunung Bromo dari Siaga (level III) menjadi Awas (level III).
Sebelumnya, Gunung Bromo sempat berstatus Awas pada 24 November-5 Desember 2010. Status gunung berketinggian 3.932 dari permukaan laut itu kemudian diturunkan menjadi Siaga pada 6 Desember 2010.
Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lumajang telah mengimbau warganya untuk mewaspadai serangan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang ditimbulkan oleh abu vulkanik Bromo.
Sejak Minggu (12/12), abu Bromo telah menyebar di sedikitnya 14 kecamatan dari 21 kecamatan di Kabupaten Lumajang.
Data Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang menyebutkan bahwa abu Bromo telah merusakkan sedikitnya 132 hektare lahan pertanian di Desa Argosari, Kecamatan Senduro.
Lahan pertanian yang rusak itu terdiri atas tanaman kentang seluas 43 hektare, kol putih (50 ha), dan sawi (39 ha).(*)
Surabaya (ANTARA News) - Abu vulkanik yang timbul akibat letusan Gunung Bromo masih terus mengarah ke wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur.
"Arah angin masih terus ke timur laut. Itu berarti abu Bromo masih mengarah ke Lumajang," kata petugas pengamatan Gunung Bromo, Mulyono, saat dihubungi ANTARA dari Surabaya.
Hingga saat ini, katanya, tinggi asap letusan dari kawah Gunung Bromo masih berkisar 400 hingga 800 meter.
Asap itu dipicu oleh gempa tremor yang dalam satu bulan terakhir masih terjadi secara terus-menerus.
Alat deteksi gempa di Pos Pengamatan Gunung Api Bromo di Dusun Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Lumajang, merekam terjadinya gempa tremor pada Sabtu (18/12) pukul 06.00-12.00 WIB berkekuatan 8-30 milimeter.
Meskipun demikian, pihak Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) belum akan menaikkan lagi status Gunung Bromo dari Siaga (level III) menjadi Awas (level III).
Sebelumnya, Gunung Bromo sempat berstatus Awas pada 24 November-5 Desember 2010. Status gunung berketinggian 3.932 dari permukaan laut itu kemudian diturunkan menjadi Siaga pada 6 Desember 2010.
Pihak Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Lumajang telah mengimbau warganya untuk mewaspadai serangan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) yang ditimbulkan oleh abu vulkanik Bromo.
Sejak Minggu (12/12), abu Bromo telah menyebar di sedikitnya 14 kecamatan dari 21 kecamatan di Kabupaten Lumajang.
Data Dinas Pertanian Kabupaten Lumajang menyebutkan bahwa abu Bromo telah merusakkan sedikitnya 132 hektare lahan pertanian di Desa Argosari, Kecamatan Senduro.
Lahan pertanian yang rusak itu terdiri atas tanaman kentang seluas 43 hektare, kol putih (50 ha), dan sawi (39 ha).(*)
Situasi Merak
Merak, Cilegon (ANTARA News) - Aktivitas penyeberangan Merak-Bakauheni kembali normal, setelah sebelumnya terjadi hambatan akibat gelombang tinggi disertai angin kencang.
"Sekarang sudah mulai lancar, dan ribuan unit truk, di antaranya bermuatan sembako dan pakan ternak bisa diseberangkan ke Pelabuhan Bakauheni Provinsi Lampung," kata Manager Operasional PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry cabang Merak Endin Juhaendi di Merak, Minggu.
Ia menjelaskan, kondisi Pelabuhan Merak saat ini sudah kembali normal, sehingga tidak terjadi antrean, bahkan cenderung lenggang dan kosong.
Untuk melayani penyeberangan Merak-Bakauheni, dioperasikan 20 unit kapal Roro, dan jumlah itu cukup untuk mengangkut penumpang serta kendaraan yang akan menyeberang.
"Pada hari ini sampai dengan Kamis (23/12) kami mengoperasikan 20 kapal saja, tapi pada hari Jumat (24/12) hingga Minggu (26/12) akan menambah kapal, untuk mengatisipasi terjadinya lonjakan penumpang menjelang Natal dan Tahun Baru 2011," ujarnya.
Menurut dia, sejak pagi cuaca baik, sehingga pelayaran berjalan lancar.
Pantauan di lapangan, tidak ada lagi penumpukan truk di lapangan parkir Pelabuhan Merek. Ribuan kendaraan angkutan barang yang sejak tiga hari berada di lokasi itu sudah terangkut seluruhnya.
(ANT-152/S031/A038)
"Sekarang sudah mulai lancar, dan ribuan unit truk, di antaranya bermuatan sembako dan pakan ternak bisa diseberangkan ke Pelabuhan Bakauheni Provinsi Lampung," kata Manager Operasional PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP) Indonesia Ferry cabang Merak Endin Juhaendi di Merak, Minggu.
Ia menjelaskan, kondisi Pelabuhan Merak saat ini sudah kembali normal, sehingga tidak terjadi antrean, bahkan cenderung lenggang dan kosong.
Untuk melayani penyeberangan Merak-Bakauheni, dioperasikan 20 unit kapal Roro, dan jumlah itu cukup untuk mengangkut penumpang serta kendaraan yang akan menyeberang.
"Pada hari ini sampai dengan Kamis (23/12) kami mengoperasikan 20 kapal saja, tapi pada hari Jumat (24/12) hingga Minggu (26/12) akan menambah kapal, untuk mengatisipasi terjadinya lonjakan penumpang menjelang Natal dan Tahun Baru 2011," ujarnya.
Menurut dia, sejak pagi cuaca baik, sehingga pelayaran berjalan lancar.
Pantauan di lapangan, tidak ada lagi penumpukan truk di lapangan parkir Pelabuhan Merek. Ribuan kendaraan angkutan barang yang sejak tiga hari berada di lokasi itu sudah terangkut seluruhnya.
(ANT-152/S031/A038)
Sabtu, 18 Desember 2010
Gelombang Laut di Perairan Selat Sunda
Lebak (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika mengingatkan nelayan perairan Selat Sunda diimbau waspada jika melaut karena tinggi gelombang mencapai 2,5 meter dengan jarak pandang berkisar antara tiga sampai enam kilometer
Analisis cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang, Halim Perdana Kusuma, Jumat malam, menyebutkan selama tiga hari ke depan diprakirakan tinggi gelombang perairan Selat Sunda berkisar antara 1,5-2,5 meter.
Gelombang bergerak dari arah barat dengan kecepatan angin 15 knot atau 30 kilometer per jam.
Cuaca berawan dan berpeluang hujan ringan terjadi pada sore hingga malam hari.
Sedangkan, potensi tinggi gelombang perairan Banten bagian utara yakni pesisir pantai Ciwandan, Anyer, Merak, Pulorida, dan Suralaya antara dua sampai tiga meter.
Oleh karena itu, pihaknya meminta nelayan maupun pengunjung wisata pesisir pantai Anyer waspada karena cuaca buruk melanda beberapa hari ke depan.
"Tinggi gelombang 2,5 meter dan tiupan angin 30 kilometer per jam tentu dapat menimbulkan kecelakan laut bagi nelayan maupun warga yang berenang di sekitar pantai," ujarnya.
Sementara tinggi gelombang perairan Banten bagian selatan berkisar dua sampai tiga meter dengan kecepatan angin 15 knot.
Tiupan angin bergerak dari barat sampai barat daya sehingga membahayakan bagi perahu kecil dan kapal tongkang.
"Saya minta nelayan perahu kecil dan kapal tongkang tidak melaut karena khawatir terjadi kecelakaa laut," ujarnya.(*)
Analisis cuaca dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Serang, Halim Perdana Kusuma, Jumat malam, menyebutkan selama tiga hari ke depan diprakirakan tinggi gelombang perairan Selat Sunda berkisar antara 1,5-2,5 meter.
Gelombang bergerak dari arah barat dengan kecepatan angin 15 knot atau 30 kilometer per jam.
Cuaca berawan dan berpeluang hujan ringan terjadi pada sore hingga malam hari.
Sedangkan, potensi tinggi gelombang perairan Banten bagian utara yakni pesisir pantai Ciwandan, Anyer, Merak, Pulorida, dan Suralaya antara dua sampai tiga meter.
Oleh karena itu, pihaknya meminta nelayan maupun pengunjung wisata pesisir pantai Anyer waspada karena cuaca buruk melanda beberapa hari ke depan.
"Tinggi gelombang 2,5 meter dan tiupan angin 30 kilometer per jam tentu dapat menimbulkan kecelakan laut bagi nelayan maupun warga yang berenang di sekitar pantai," ujarnya.
Sementara tinggi gelombang perairan Banten bagian selatan berkisar dua sampai tiga meter dengan kecepatan angin 15 knot.
Tiupan angin bergerak dari barat sampai barat daya sehingga membahayakan bagi perahu kecil dan kapal tongkang.
"Saya minta nelayan perahu kecil dan kapal tongkang tidak melaut karena khawatir terjadi kecelakaa laut," ujarnya.(*)
Jumat, 17 Desember 2010
Liar's Colection
Orang mungkin begitu mendengar kata Liar langsung berpersepsi minor, menurut penuturan Astrid sebagai penggagas nama Liar's Colection , Liar adalah singkatan daro Langkah intensif anak remaja. setelah Cinthya Eyes melihat kegiatan dari Liar's Colection ternyata Liar's colection adalah kegiatan yang dilakukan oleh Astrid dan rekannya dalam bidang fashion, diawali dari hobinya mengumpulkan koleksi fashion, timbul ide bagaimana caranya dia dapat melakukan hobynya tanpa merepotkan orang lain termasuk orang tua.
Memang Liar's Colection memiliki display diatas studio musik Chicak , koleksi bukan main banyak, dan dia juga sering melakukan kegiatannya di Pesona Kayangan II Depok, Kegiatan ini ternyata dapat menambah uang sakunya. pada akhir pertemuan dengan Cinthya Eyes dia berpesan agar jangan cepat berpersepsi minor terhadap nama Liar's Colection.
Ancaman Iklim Terhadap Benda Bersejarah
Jakarta (ANTARA News) - Mumi membusuk di Siberia, piramida terkubur pasir di Sudan, kuil suku Maya runtuh, agaknya menunjukkan ancaman perubahan iklim yang berisiko merusak harta tak terhitung dari masa lampau, menurut para arkeolog.
Es yang meleleh dapat membuka rahasia kuno dari tanah, seperti penemuan "Oetzi" pada 1991, pejuang yang hidup 5.300 tahun lalu yang tubuhnya diawetkan selama ribuan tahun dalam es gletser pegunungan Alpine.
Tetapi dengan mencairnya pegunungan es, padang gurun meluas, garis laut menaik dan angin badai semakin kencang -- semua merupakan prakiraan dari pemanasan global akibat perbuatan manusia -- kata Henri-Paul Francfort dari institut penelitian Pusat Penelitian Ilmiah Nasional (CNRS) yang berbasis di Prancis.
Francfort merupakan kepala tim arkeolog Prancis di Asia Tengah yang memainkan peran penting menggali Kurgan, atau kuburan terbeku, dari suku Scythia di pegunungan Altai, Siberia.
Ia cemas sekarang peninggalan tersebut berisiko akan menghilang.
"Permafrost, lapisan beku abadi bumi yang melindungi mereka hingga saat ini, sedang meleleh," katanya.
"Di antara peninggalan tersebut ada tubuh bertato dan dalam keadaan termumi, terkubur bersama kuda pengorbanan, kulit-kulit peninggalan, artefak dari kayu dan pakaian," ujarnya.
"Dengan kolega dari Rusia, kami mengawasi bagian tanah yang meleleh pada setiap musim, yang selalu semakin dalam. Kecuali kami mengambil tindakan preventif, semua akan menjadi terlambat," katanya.
Menurut Francfort, peninggalan Oetzi paling dipastikan dapat ditemukan karena penurunan gletser altitut tinggi di wilayah Tyrol, Italia.
"Gletser mencair, terutama di Norwegia, sekarang umumnya menunjukkan harta peninggalan lain," katanya.
Seperti Atlantis pada zaman modern, para ahli mengingatkan garis laut sedang menaik -- dalam beberapa perkiraan dapat pencapai satu meter pada 2100 -- yang berisiko menghapus puluhan situs arkeolog pesisir, dengan kepulauan Pasifik di pada garis depan.
Di Tanzania, erosi maritim telah menghancurkan dinding benteng Kilwa, yang dibangun oleh kaum kolonial Portugis di sebuah pulau tak jauh dari pesisir pada 1505, kata Francfort.
Dan di Bangladesh, reruntuhan kota Panam di Sonargaon, jantung kerajaan Bengal dari abad 15 hingga 19, biasa terkena banjir.
Hari ini, Panam merupakan satu dari 100 situs terancam oleh perubahan iklim oleh badan kebudayaan PBB, UNESCO.
Perkiraan melonjak dalam cuaca yang tidak dapat diramal -- kebanyakan oleh angin badai -- merupakan salah satu kekhawatiran besar lainnya, kata Dominique Michelet, pakar arkeologi budaya Amerika di CNRS.
Ia memaparkan kasus yang terjadi di Chan Chan, Peru, bekas ibukota peradaban Chimu dan kota terbesar di Amerika Latin sebelum kedatangan Christopher Colombus pada 1492, yang sudah terlanjur terkena dampak dari banjir akibat pola cuaca El Nino.
Demikian juga pada kuil suku Maya di Tabaqueno, Meksiko, yang sebagian besar dibangun ulang setelah terkoyak oleh dua angin topan -- angin Opalo dan Roxana -- pada 1995.
"Para arkeolog berhasil mennyetabilkan kuil utama, tetapi bangunan tersebut telah tersaturasi oleh air dan runtuh ke dalam," kata Michelet.
Pasir merupakan lawan terburuk dalam situs arkeologi, seperti gurun di Sudan yang meliputi piramida di Meroe, ibukota kerajaan yang maju pada abad 3 sebelum Masehi hingga abad 4 Masehi.
"Di Oman, dua angin siklon -- Gonu pada 2007 dan Phet pada tahun lalu -- sepenuhnya terkubur pasir pada situs yang terbangun antara 5.000 dan 6.000 tahun sebelum Masehi," kata Vincent Charpentier dari pusat penelitian arkeologi INRAP.
Michelet mengingatkan upaya UNESCO selama ini dalam mengidentifikasi situs beresiko masih belum cukup, menyerukan kepada dunia agar "menyalakan suara alarm" akan ancaman tersebut.
"Arkeologi merupakan bagian dari ingatan manusia," kata Francfort, mengusulkan solusi radikal diperlukan guna melindungi peninggalan masa lampau dari perubahan iklim, mengutip kasus kuil batu Abu Simbel di Mesir.
Setelah upaya bersama internasional, seluruh kompleks dipindahkan pada 1960-an agar mencegahnya tenggelam akibat dari pembangunan bendungan di sungai Nil. (dari berbagai sumber)
(KR-IFB/A038)
Es yang meleleh dapat membuka rahasia kuno dari tanah, seperti penemuan "Oetzi" pada 1991, pejuang yang hidup 5.300 tahun lalu yang tubuhnya diawetkan selama ribuan tahun dalam es gletser pegunungan Alpine.
Tetapi dengan mencairnya pegunungan es, padang gurun meluas, garis laut menaik dan angin badai semakin kencang -- semua merupakan prakiraan dari pemanasan global akibat perbuatan manusia -- kata Henri-Paul Francfort dari institut penelitian Pusat Penelitian Ilmiah Nasional (CNRS) yang berbasis di Prancis.
Francfort merupakan kepala tim arkeolog Prancis di Asia Tengah yang memainkan peran penting menggali Kurgan, atau kuburan terbeku, dari suku Scythia di pegunungan Altai, Siberia.
Ia cemas sekarang peninggalan tersebut berisiko akan menghilang.
"Permafrost, lapisan beku abadi bumi yang melindungi mereka hingga saat ini, sedang meleleh," katanya.
"Di antara peninggalan tersebut ada tubuh bertato dan dalam keadaan termumi, terkubur bersama kuda pengorbanan, kulit-kulit peninggalan, artefak dari kayu dan pakaian," ujarnya.
"Dengan kolega dari Rusia, kami mengawasi bagian tanah yang meleleh pada setiap musim, yang selalu semakin dalam. Kecuali kami mengambil tindakan preventif, semua akan menjadi terlambat," katanya.
Menurut Francfort, peninggalan Oetzi paling dipastikan dapat ditemukan karena penurunan gletser altitut tinggi di wilayah Tyrol, Italia.
"Gletser mencair, terutama di Norwegia, sekarang umumnya menunjukkan harta peninggalan lain," katanya.
Seperti Atlantis pada zaman modern, para ahli mengingatkan garis laut sedang menaik -- dalam beberapa perkiraan dapat pencapai satu meter pada 2100 -- yang berisiko menghapus puluhan situs arkeolog pesisir, dengan kepulauan Pasifik di pada garis depan.
Di Tanzania, erosi maritim telah menghancurkan dinding benteng Kilwa, yang dibangun oleh kaum kolonial Portugis di sebuah pulau tak jauh dari pesisir pada 1505, kata Francfort.
Dan di Bangladesh, reruntuhan kota Panam di Sonargaon, jantung kerajaan Bengal dari abad 15 hingga 19, biasa terkena banjir.
Hari ini, Panam merupakan satu dari 100 situs terancam oleh perubahan iklim oleh badan kebudayaan PBB, UNESCO.
Perkiraan melonjak dalam cuaca yang tidak dapat diramal -- kebanyakan oleh angin badai -- merupakan salah satu kekhawatiran besar lainnya, kata Dominique Michelet, pakar arkeologi budaya Amerika di CNRS.
Ia memaparkan kasus yang terjadi di Chan Chan, Peru, bekas ibukota peradaban Chimu dan kota terbesar di Amerika Latin sebelum kedatangan Christopher Colombus pada 1492, yang sudah terlanjur terkena dampak dari banjir akibat pola cuaca El Nino.
Demikian juga pada kuil suku Maya di Tabaqueno, Meksiko, yang sebagian besar dibangun ulang setelah terkoyak oleh dua angin topan -- angin Opalo dan Roxana -- pada 1995.
"Para arkeolog berhasil mennyetabilkan kuil utama, tetapi bangunan tersebut telah tersaturasi oleh air dan runtuh ke dalam," kata Michelet.
Pasir merupakan lawan terburuk dalam situs arkeologi, seperti gurun di Sudan yang meliputi piramida di Meroe, ibukota kerajaan yang maju pada abad 3 sebelum Masehi hingga abad 4 Masehi.
"Di Oman, dua angin siklon -- Gonu pada 2007 dan Phet pada tahun lalu -- sepenuhnya terkubur pasir pada situs yang terbangun antara 5.000 dan 6.000 tahun sebelum Masehi," kata Vincent Charpentier dari pusat penelitian arkeologi INRAP.
Michelet mengingatkan upaya UNESCO selama ini dalam mengidentifikasi situs beresiko masih belum cukup, menyerukan kepada dunia agar "menyalakan suara alarm" akan ancaman tersebut.
"Arkeologi merupakan bagian dari ingatan manusia," kata Francfort, mengusulkan solusi radikal diperlukan guna melindungi peninggalan masa lampau dari perubahan iklim, mengutip kasus kuil batu Abu Simbel di Mesir.
Setelah upaya bersama internasional, seluruh kompleks dipindahkan pada 1960-an agar mencegahnya tenggelam akibat dari pembangunan bendungan di sungai Nil. (dari berbagai sumber)
(KR-IFB/A038)
Cuaca Di Yogjakarta
Yogyakarta (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika memperkirakan dalam tiga hari kedepan masih terjadi cuaca ekstrem di wilayah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan sekitarnya.
"Diperkirakan sampai tiga hari ke depan cuaca ekstrem masih berpeluang terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Toni A Wijaya di Yogyakarta, Jumat.
Ia mengatakan, cuaca ekstrem terjadi karena di laut selatan atau Samudra Hindia tekanan udara rendah. Akibatnya, angin bertiup kencang dan memicu ketinggian gelombang laut bisa mencapai tiga meter. "Cuaca ekstrem ini diperkirakan masih terjadi sampai Senin pekan depan," katanya.
Menurut Toni, untuk wilayah DIY pada pertengahan Desember 2010 merupakan awal musim hujan. Sedangkan puncak musim hujan terjadi di awal Januari 2011.
Sekarang cuaca di wilayah DIY cenderung berawan pada pagi hari hingga menjelang siang. "Kemudian sore biasanya terjadi hujan dengan curah sedang, selama dua sampai tiga jam," katanya.
Sedangkan terkait dengan banjir lahar dingin akibat hujan di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi, kata dia BMKG memberikan pelayanan informasi cuaca kepada Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta.
Ia menyebutkan, curah hujan di kawasan Gunung Merapi berdasarkan alat pengukur milik BMKG yang dipasang di Pakem, Kabupaten Sleman, selama sepekan terakhir tercatat rata-rata 100 milimeter per dasarian (10 hari).
"Namun, BPPTK memiliki kriteria jika curah hujan lebih dari 40 milimeter per jam, dikategorikan kondisi cukup membahayakan karena bisa menghanyutkan timbunan material vulkanik Merapi, sehingga menimbulkan banjir lahar dingin di sungai-sungai kawasan kaki gunung itu," katanya.
"Diperkirakan sampai tiga hari ke depan cuaca ekstrem masih berpeluang terjadi di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)," kata Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Geofisika Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Yogyakarta Toni A Wijaya di Yogyakarta, Jumat.
Ia mengatakan, cuaca ekstrem terjadi karena di laut selatan atau Samudra Hindia tekanan udara rendah. Akibatnya, angin bertiup kencang dan memicu ketinggian gelombang laut bisa mencapai tiga meter. "Cuaca ekstrem ini diperkirakan masih terjadi sampai Senin pekan depan," katanya.
Menurut Toni, untuk wilayah DIY pada pertengahan Desember 2010 merupakan awal musim hujan. Sedangkan puncak musim hujan terjadi di awal Januari 2011.
Sekarang cuaca di wilayah DIY cenderung berawan pada pagi hari hingga menjelang siang. "Kemudian sore biasanya terjadi hujan dengan curah sedang, selama dua sampai tiga jam," katanya.
Sedangkan terkait dengan banjir lahar dingin akibat hujan di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi, kata dia BMKG memberikan pelayanan informasi cuaca kepada Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta.
Ia menyebutkan, curah hujan di kawasan Gunung Merapi berdasarkan alat pengukur milik BMKG yang dipasang di Pakem, Kabupaten Sleman, selama sepekan terakhir tercatat rata-rata 100 milimeter per dasarian (10 hari).
"Namun, BPPTK memiliki kriteria jika curah hujan lebih dari 40 milimeter per jam, dikategorikan kondisi cukup membahayakan karena bisa menghanyutkan timbunan material vulkanik Merapi, sehingga menimbulkan banjir lahar dingin di sungai-sungai kawasan kaki gunung itu," katanya.
Kamis, 16 Desember 2010
Abu Gunung Bromo
Abu Bromo ke Jember, Warga Diminta Bermasker
Jember (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengimbau warganya mewaspadai guyuran hujan abu dari Gunung Bromo (2.392 mdpl) yang mengarah ke daerah itu.
"Kami mengimbau warga menggunakan masker, apabila keluar rumah dengan menggunakan sepeda motor. Hujan abu vulkanik cukup tipis sehingga tidak terlihat dengan mata telanjang," kata Sekretaris Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Jember, Edi Budi Susilo, Kamis.
Hembusan abu vulkanik Gunung Bromo mengarah ke Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember, bahkan tercatat sedikitnya 14 kecamatan dari 21 kecamatan di Kabupaten Lumajang terkena abu vulkanik tersebut.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam situsnya menyatakan bahwa aktivitas kegempaan maupun visual erupsi Gunung Bromo masih berfluktuatif dengan kecenderungan mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa data kegempaan, visual, deformasi, dan potensi bahaya erupsi maka status kegiatan Gunung Bromo diturunkan dari "Awas" (Level IV) menjadi "Siaga" (Level III) sejak 6 Desember 2010 pukul 12.45 WIB.
Menurut Edi, sebagian warga sudah terlihat membeli masker di sejumlah apotek yang tersebar di kawasan kota Jember, sehingga tidak perlu menunggu distribusi masker dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember.
"Meski diguyur hujan abu vulkanik Bromo, aktivitas warga Jember secara keseluruhan tidak terganggu. Warga tidak perlu panik," tuturnya menjelaskan.
Dinkes Jember, lanjut dia, sudah mendistribusikan ribuan masker untuk beberapa kecamatan yang terkena abu vulkanik Bromo, sehingga persoalan tersebut dapat diatasi dengan baik.
Beberapa kecamatan yang diguyur hujan abu vulkanik Bromo yang mengandung belerang antara lain Kecamatan Kencong, Puger, Jombang, Gumukmas, Rambipuji, Kaliwates, Sumbersari, dan Patrang.
Salah seorang warga di Kecamatan Puger, Eko Imam Wahyudi, mengeluhkan hujan abu vulkanik yang menyebabkan lantai rumah dan kendaraan yang diparkir di depan rumahnya kotor berdebu.
"Memang abu vulkanik yang mengarah ke Jember tidak mengganggu aktivitas warga, namun warga justru punya aktivitas baru yakni sering membersihkan lantai rumah, mobil dan tidak menjemur pakaian di ruang terbuka," tuturnya.
Jember (ANTARA News) - Pemerintah Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengimbau warganya mewaspadai guyuran hujan abu dari Gunung Bromo (2.392 mdpl) yang mengarah ke daerah itu.
"Kami mengimbau warga menggunakan masker, apabila keluar rumah dengan menggunakan sepeda motor. Hujan abu vulkanik cukup tipis sehingga tidak terlihat dengan mata telanjang," kata Sekretaris Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Jember, Edi Budi Susilo, Kamis.
Hembusan abu vulkanik Gunung Bromo mengarah ke Kabupaten Lumajang dan Kabupaten Jember, bahkan tercatat sedikitnya 14 kecamatan dari 21 kecamatan di Kabupaten Lumajang terkena abu vulkanik tersebut.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam situsnya menyatakan bahwa aktivitas kegempaan maupun visual erupsi Gunung Bromo masih berfluktuatif dengan kecenderungan mengalami penurunan.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisa data kegempaan, visual, deformasi, dan potensi bahaya erupsi maka status kegiatan Gunung Bromo diturunkan dari "Awas" (Level IV) menjadi "Siaga" (Level III) sejak 6 Desember 2010 pukul 12.45 WIB.
Menurut Edi, sebagian warga sudah terlihat membeli masker di sejumlah apotek yang tersebar di kawasan kota Jember, sehingga tidak perlu menunggu distribusi masker dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember.
"Meski diguyur hujan abu vulkanik Bromo, aktivitas warga Jember secara keseluruhan tidak terganggu. Warga tidak perlu panik," tuturnya menjelaskan.
Dinkes Jember, lanjut dia, sudah mendistribusikan ribuan masker untuk beberapa kecamatan yang terkena abu vulkanik Bromo, sehingga persoalan tersebut dapat diatasi dengan baik.
Beberapa kecamatan yang diguyur hujan abu vulkanik Bromo yang mengandung belerang antara lain Kecamatan Kencong, Puger, Jombang, Gumukmas, Rambipuji, Kaliwates, Sumbersari, dan Patrang.
Salah seorang warga di Kecamatan Puger, Eko Imam Wahyudi, mengeluhkan hujan abu vulkanik yang menyebabkan lantai rumah dan kendaraan yang diparkir di depan rumahnya kotor berdebu.
"Memang abu vulkanik yang mengarah ke Jember tidak mengganggu aktivitas warga, namun warga justru punya aktivitas baru yakni sering membersihkan lantai rumah, mobil dan tidak menjemur pakaian di ruang terbuka," tuturnya.
Rabu, 15 Desember 2010
Dari Gunung Bromo
Sebagian Warga Jember Rasakan Hujan Abu Bromo
Jember (ANTARA News) - Sebagian warga di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mulai merasakan turunnya hujan abu vulkanik dari Gunung Bromo (2.392 mdpl) yang berada di Kabupaten Probolinggo, Selasa.
Abu vulkanik tersebut dirasakan oleh sejumlah warga di Kecamatan Kencong, Jombang, Gumukmas, Puger, Balung, Rambipuji, dan Kaliwates.
"Memang tidak terlihat hujan abu di sini. Kalau naik sepeda motor tanpa menggunakan helm, mata terasa perih dan debu menempel di baju," kata Purwanto, salah seorang warga Kecamatan Kencong.
Menurut dia, halaman rumah yang sudah dibersihkan dipenuhi debu yang sangat halus, sehingga beberapa kali harus menyapu halaman rumah tersebut.
"Kendaraan yang diparkir di halaman rumah juga tertutup debu, sehingga harus membersihkan kendaraan itu beberapa kali," tuturnya.
Akibat hujan abu yang mengguyur di Kecamatan Kencong tersebut, Camat Kencong, M. Yusuf melakukan koordinasi dengan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana terkait persoalan tersebut.
"Kami segera memborong masker di sejumlah apotek yang berada di kecamatan setempat dan membagikannya ke pengguna jalan," kata Yusuf.
Ia menjelaskan, pihak kecamatan akan membeli masker lebih banyak lagi, apabila hujan abu masih mengguyur di kecamatan setempat pada Rabu (15/12).
Selain itu, sejumlah guru di Kecamatan Kencong juga mulai membeli masker untuk dibagikan kepada murid-muridnya karena khawatir mengganggu pernapasan anak didiknya.
Sekretaris Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Jember, Edy Budi Susilo mengatakan hujan abu vulkanik Bromo tersebut mengguyur kawasan Jember bagian barat dan selatan.
"Memang kami menerima laporan dari warga dan aparat desa terkait dengan hujan abu vulkanik yang sangat tipis dan tidak terlihat dengan mata," paparnya.
Humas Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember Yumarlis mengatakan pihaknya sudah menyiapkan ribuan masker untuk mengantisipasi hujan abu vulkanik Bromo yang mengarah ke Kabupaten Jember.
"Kami siapkan masker untuk mengantisipasi abu vulkanik yang dirasakan oleh sebagian warga di Jember," katanya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam situsnya menyatakan bahwa status kegiatan Gunung Bromo diturunkan dari Awas (Level IV) menjadi Siaga (Level III) sejak 6 Desember 2010 pukul 12.45 WIB.(*) (ANT-070/Z002/R009)
Jember (ANTARA News) - Sebagian warga di Kabupaten Jember, Jawa Timur, mulai merasakan turunnya hujan abu vulkanik dari Gunung Bromo (2.392 mdpl) yang berada di Kabupaten Probolinggo, Selasa.
Abu vulkanik tersebut dirasakan oleh sejumlah warga di Kecamatan Kencong, Jombang, Gumukmas, Puger, Balung, Rambipuji, dan Kaliwates.
"Memang tidak terlihat hujan abu di sini. Kalau naik sepeda motor tanpa menggunakan helm, mata terasa perih dan debu menempel di baju," kata Purwanto, salah seorang warga Kecamatan Kencong.
Menurut dia, halaman rumah yang sudah dibersihkan dipenuhi debu yang sangat halus, sehingga beberapa kali harus menyapu halaman rumah tersebut.
"Kendaraan yang diparkir di halaman rumah juga tertutup debu, sehingga harus membersihkan kendaraan itu beberapa kali," tuturnya.
Akibat hujan abu yang mengguyur di Kecamatan Kencong tersebut, Camat Kencong, M. Yusuf melakukan koordinasi dengan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana terkait persoalan tersebut.
"Kami segera memborong masker di sejumlah apotek yang berada di kecamatan setempat dan membagikannya ke pengguna jalan," kata Yusuf.
Ia menjelaskan, pihak kecamatan akan membeli masker lebih banyak lagi, apabila hujan abu masih mengguyur di kecamatan setempat pada Rabu (15/12).
Selain itu, sejumlah guru di Kecamatan Kencong juga mulai membeli masker untuk dibagikan kepada murid-muridnya karena khawatir mengganggu pernapasan anak didiknya.
Sekretaris Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Jember, Edy Budi Susilo mengatakan hujan abu vulkanik Bromo tersebut mengguyur kawasan Jember bagian barat dan selatan.
"Memang kami menerima laporan dari warga dan aparat desa terkait dengan hujan abu vulkanik yang sangat tipis dan tidak terlihat dengan mata," paparnya.
Humas Dinas Kesehatan (Dinkes) Jember Yumarlis mengatakan pihaknya sudah menyiapkan ribuan masker untuk mengantisipasi hujan abu vulkanik Bromo yang mengarah ke Kabupaten Jember.
"Kami siapkan masker untuk mengantisipasi abu vulkanik yang dirasakan oleh sebagian warga di Jember," katanya.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) dalam situsnya menyatakan bahwa status kegiatan Gunung Bromo diturunkan dari Awas (Level IV) menjadi Siaga (Level III) sejak 6 Desember 2010 pukul 12.45 WIB.(*) (ANT-070/Z002/R009)
Dampak Meletusnya Merapi
Sabo Dam Dipenuhi Material Vulkanik Merapi
Yogyakarta (ANTARA News) - Sekitar 100 sabo dam di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi saat ini dipenuhi material vulkanik, sehingga dikhawatirkan masih akan terjadi banjir lahar dingin di sejumlah sungai itu.
"Hampir 50 persen dari 244 sabo dam di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi kondisinya saat ini rata dengan permukaan sungai akibat dipenuhi material vulkanik. Kami berusaha menormalkan kembali dengan membuat `guide channel` agar terbentuk lagi saluran untuk aliran air," kata Kepala Balai Besar Wilayah Serayu Opak Bambang Hargono, di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, meskipun saat ini sabo dam tersebut tertimbun material vulkanik Merapi, ternyata sabo dam telah berfungsi menyelamatkan wilayah hilir sungai dari terjangan banjir lahar dingin yang lebih parah.
"Sekitar 50 sabo dam di sepanjang Sungai Boyong telah menyelamatkan kota Yogyakarta dari banjir lahar dingin di Sungai Code yang lebih parah," katanya.
Ia mengatakan pihaknya telah mendapatkan dana Rp20 miliar dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) guna normalisasi sabo dam agar dapat berfungsi masimal yakni menahan laju luncuran material vulanik dari puncak Merapi.
"Selain untuk normaliasi sabo dam dana tersebut juga digunakan untuk memperkuat tepian-tepian sungai terutama di kelokan dengan bronjong-bronjong agar material Merapi tetap bisa mengikuti aliran sungai tidak membludak ke daratan," katanya.
Bambang mengatakan, pihaknya belum bisa memprediksi kapan normalisasi tersebut bisa selesai. "Setelah masa tanggap darurat ini mungkin normalisasi baru selesai, kami akan terus melakukan normalisasi dengan dana usulan di APBN 2011," katanya.
Ia mengatakan sebenarnya keberadaan 244 sabo dam di sungai yang berhulu di Merapi ini adalah bagian dari rencana pembangunan 279 sabo dam yang seharusnya dibangun berdasarkan "master plan" 2001.
"Setelah erupsi Merapi sekarang ini, `master plan` tersebut harus dicermati kembali, karena dibuat dengan asumsi untuk menampung delapan juta meter kubik material vulkanik. Sementara erupsi Merapi baru-baru ini menghasilkan sekitar 140 juta meter kubik material vulkanik baru," katanya.
Irigasi Kalibawang
Sementara itu, saluran irigasi Kalibawang di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (12/12) tertutup kembali oleh material vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi.
"Jadi, kami belum mengatahui batas waktu pembukaan kembali saluran irigrasi Kalibawang yang tersumbat material Gunung Merapi tersebut," Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kulon Progo Agus Wikanto, di Wates, Selasa.
Ia mengatakan sebenarnya saluran irigasi Kalibawang telah dibuka sejak 9 Desember lalu tetapi Minggu (12/12) sore saluran itu tertutup kembali material pasir Gunung Merapi.
"Saluran irigrasi Kalibawang tertutup material Gunung Merapi berupa pasir hingga ketinggian 2,5 meter dari dasar saluran. Meskipun sudah dibuka, air juga tidak dapat masuk, karena terlalu padatnya material pasir dan memenuhi badan saluran irigasi tersebut. Kami belum dapat memastikan, kapan saluran kembali akan dibuka," katanya.
Ia mengatakan Sungai Progo banyak dialiri material vulkanik dari anak sungai yakni Sungai Pebelan dan Kaliputih di Magelang, Jawa Tengah.
"Saluran irigrasi Kalibawang masih akan ditutup hingga material Merapi habis, dan tentunya tidak dapat dipredikasi kapan dapat dioperasikan salurannya. Untuk sementara, petani hanya bisa memanfaatkan air hujan dan sumber air lainnya," katanya.
Menurut dia, akibat tidak beroperasinya saluran irigrasi Kalibawang menyebabkan terganggunya saluran irigasi lainnya yakni Kalibawang I, Kalibawang II, Pekik Jamal, Pengasih Barat , dan Pengasih Timur.
"Kami terus membersihkan sedimen material erupsi Merapi dengan air yang dialirkan ke saluran untuk membersihkan sedimen sisa pengerukan dan dialirkan ke pintu pengurasan. Namun belum berani meneruskan ke saluran untuk didistribusikan karena air masih membawa material pasir yang dapat menutup pintu air," katanya.
Akibatnya, persawahan seluas 7.150 hektare terganggu pengairannya, dan diperkirakan hasil produksi padi pada musim tanam pertama akan mengalami penurunan drastis.
Kecil kemungkinan bebas banjir
Kepala Balai Besar Wilayah Serayu Opak Bambang Hargono memprediksikan sangat kecil kemungkinan Sungai Code di Kota Yogyakarta yang merupakan aliran Sungai Boyong, bebas dari banjir lahar dingin Gunung Merapi .
"Saat ini ada sekitar 140 juta meter kubik material vulkanik Merapi hasil erupsi 2010, sehingga diperkirakan kawasan Sungai Code tidak pernah bebas dari banjir lahar dingin," katanya, di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, kemungkinan tersebut diasumsikan melalui analisis bahwa Gunung Merapi setiap 10 tahun sekali meletus tiga kali.
"Setiap meletus akan menghasilkan material vulkanik baru, yang tentunya pada musim hujan material ini akan hanyut ke bawah melalui sungai yang berhulu di Gunung Merapi," katanya.
Ia mengatakan dengan adanya ancaman itu, maka idealnya kawasan bantaran sungai yang berhulu di Merapi dikosongkan dari permukiman penduduk, terutama kawasan Sungai Code. "Apakah warga di kawasan Sungai Code akan direlokasi, itu bukan kewenangan kami, namun kewenangan pemerintah daerah," katanya.
Bambang mengatakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen-PU) No.63/1993 sudah mengatur kawasan bantaran sungai yang menyebutkan 15 meter hingga 30 meter di pinggir sungai (tergantung dari kedalaman sungai tersebut) sebaiknya dikosongkan dari permukiman.
"Permen-PU ini menyebutkan selanjutnya adalah tugas pemerintah daerah yang mengatur peruntukannya berdasarkan peraturan daerah masing-masing. Saat ini permasalahan banjir lahar dingin timbul karena disana ada pemukiman. Kalau tidak ada maka ancamannya juga bisa tidak ada. Sifat alam memang begitu," katanya.
Ia mengatakan saat ini lima BUMN milik Kementerian PU sudah turun menormalisasi sejumlah sabo dam di lereng dan kaki Gunung Merapi.
"BUMN tersebut terdiri atas PT Waskita Karya di Sungai Gendol, PT Pembangunan Perumahan, PT Adi Karya, PT Brantas Diparaya, dan PT Wijaya Karya yang bekerja di Sungai Putih, dan Kali Batang, Magelang," katanya.
Yogyakarta (ANTARA News) - Sekitar 100 sabo dam di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi saat ini dipenuhi material vulkanik, sehingga dikhawatirkan masih akan terjadi banjir lahar dingin di sejumlah sungai itu.
"Hampir 50 persen dari 244 sabo dam di sejumlah sungai yang berhulu di Gunung Merapi kondisinya saat ini rata dengan permukaan sungai akibat dipenuhi material vulkanik. Kami berusaha menormalkan kembali dengan membuat `guide channel` agar terbentuk lagi saluran untuk aliran air," kata Kepala Balai Besar Wilayah Serayu Opak Bambang Hargono, di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, meskipun saat ini sabo dam tersebut tertimbun material vulkanik Merapi, ternyata sabo dam telah berfungsi menyelamatkan wilayah hilir sungai dari terjangan banjir lahar dingin yang lebih parah.
"Sekitar 50 sabo dam di sepanjang Sungai Boyong telah menyelamatkan kota Yogyakarta dari banjir lahar dingin di Sungai Code yang lebih parah," katanya.
Ia mengatakan pihaknya telah mendapatkan dana Rp20 miliar dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) guna normalisasi sabo dam agar dapat berfungsi masimal yakni menahan laju luncuran material vulanik dari puncak Merapi.
"Selain untuk normaliasi sabo dam dana tersebut juga digunakan untuk memperkuat tepian-tepian sungai terutama di kelokan dengan bronjong-bronjong agar material Merapi tetap bisa mengikuti aliran sungai tidak membludak ke daratan," katanya.
Bambang mengatakan, pihaknya belum bisa memprediksi kapan normalisasi tersebut bisa selesai. "Setelah masa tanggap darurat ini mungkin normalisasi baru selesai, kami akan terus melakukan normalisasi dengan dana usulan di APBN 2011," katanya.
Ia mengatakan sebenarnya keberadaan 244 sabo dam di sungai yang berhulu di Merapi ini adalah bagian dari rencana pembangunan 279 sabo dam yang seharusnya dibangun berdasarkan "master plan" 2001.
"Setelah erupsi Merapi sekarang ini, `master plan` tersebut harus dicermati kembali, karena dibuat dengan asumsi untuk menampung delapan juta meter kubik material vulkanik. Sementara erupsi Merapi baru-baru ini menghasilkan sekitar 140 juta meter kubik material vulkanik baru," katanya.
Irigasi Kalibawang
Sementara itu, saluran irigasi Kalibawang di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (12/12) tertutup kembali oleh material vulkanik hasil erupsi Gunung Merapi.
"Jadi, kami belum mengatahui batas waktu pembukaan kembali saluran irigrasi Kalibawang yang tersumbat material Gunung Merapi tersebut," Kepala Bidang Pengairan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Kabupaten Kulon Progo Agus Wikanto, di Wates, Selasa.
Ia mengatakan sebenarnya saluran irigasi Kalibawang telah dibuka sejak 9 Desember lalu tetapi Minggu (12/12) sore saluran itu tertutup kembali material pasir Gunung Merapi.
"Saluran irigrasi Kalibawang tertutup material Gunung Merapi berupa pasir hingga ketinggian 2,5 meter dari dasar saluran. Meskipun sudah dibuka, air juga tidak dapat masuk, karena terlalu padatnya material pasir dan memenuhi badan saluran irigasi tersebut. Kami belum dapat memastikan, kapan saluran kembali akan dibuka," katanya.
Ia mengatakan Sungai Progo banyak dialiri material vulkanik dari anak sungai yakni Sungai Pebelan dan Kaliputih di Magelang, Jawa Tengah.
"Saluran irigrasi Kalibawang masih akan ditutup hingga material Merapi habis, dan tentunya tidak dapat dipredikasi kapan dapat dioperasikan salurannya. Untuk sementara, petani hanya bisa memanfaatkan air hujan dan sumber air lainnya," katanya.
Menurut dia, akibat tidak beroperasinya saluran irigrasi Kalibawang menyebabkan terganggunya saluran irigasi lainnya yakni Kalibawang I, Kalibawang II, Pekik Jamal, Pengasih Barat , dan Pengasih Timur.
"Kami terus membersihkan sedimen material erupsi Merapi dengan air yang dialirkan ke saluran untuk membersihkan sedimen sisa pengerukan dan dialirkan ke pintu pengurasan. Namun belum berani meneruskan ke saluran untuk didistribusikan karena air masih membawa material pasir yang dapat menutup pintu air," katanya.
Akibatnya, persawahan seluas 7.150 hektare terganggu pengairannya, dan diperkirakan hasil produksi padi pada musim tanam pertama akan mengalami penurunan drastis.
Kecil kemungkinan bebas banjir
Kepala Balai Besar Wilayah Serayu Opak Bambang Hargono memprediksikan sangat kecil kemungkinan Sungai Code di Kota Yogyakarta yang merupakan aliran Sungai Boyong, bebas dari banjir lahar dingin Gunung Merapi .
"Saat ini ada sekitar 140 juta meter kubik material vulkanik Merapi hasil erupsi 2010, sehingga diperkirakan kawasan Sungai Code tidak pernah bebas dari banjir lahar dingin," katanya, di Yogyakarta, Selasa.
Menurut dia, kemungkinan tersebut diasumsikan melalui analisis bahwa Gunung Merapi setiap 10 tahun sekali meletus tiga kali.
"Setiap meletus akan menghasilkan material vulkanik baru, yang tentunya pada musim hujan material ini akan hanyut ke bawah melalui sungai yang berhulu di Gunung Merapi," katanya.
Ia mengatakan dengan adanya ancaman itu, maka idealnya kawasan bantaran sungai yang berhulu di Merapi dikosongkan dari permukiman penduduk, terutama kawasan Sungai Code. "Apakah warga di kawasan Sungai Code akan direlokasi, itu bukan kewenangan kami, namun kewenangan pemerintah daerah," katanya.
Bambang mengatakan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum (Permen-PU) No.63/1993 sudah mengatur kawasan bantaran sungai yang menyebutkan 15 meter hingga 30 meter di pinggir sungai (tergantung dari kedalaman sungai tersebut) sebaiknya dikosongkan dari permukiman.
"Permen-PU ini menyebutkan selanjutnya adalah tugas pemerintah daerah yang mengatur peruntukannya berdasarkan peraturan daerah masing-masing. Saat ini permasalahan banjir lahar dingin timbul karena disana ada pemukiman. Kalau tidak ada maka ancamannya juga bisa tidak ada. Sifat alam memang begitu," katanya.
Ia mengatakan saat ini lima BUMN milik Kementerian PU sudah turun menormalisasi sejumlah sabo dam di lereng dan kaki Gunung Merapi.
"BUMN tersebut terdiri atas PT Waskita Karya di Sungai Gendol, PT Pembangunan Perumahan, PT Adi Karya, PT Brantas Diparaya, dan PT Wijaya Karya yang bekerja di Sungai Putih, dan Kali Batang, Magelang," katanya.
Langganan:
Postingan (Atom)