Bengkulu (ANTARA
News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bengkulu
memprakirakan musim kemarau panjang yang melanda daerah itu akan
berakhir pada pertengahan September 2011.
"Berdasarkan pemantauan
kami peralihan musim kemarau ke penghujan di daerah ini diprakirakan
terjadi pada pertengahan September 2011," kata Kepala Seksi Observasi
dan Informasi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Pulau
Baai Bengkulu, Sudiyanto, Minggu.
Ia menjelaskan, beberapa hari
terakhir telah muncul awan jenis Comulus Nimbus atau awan jenis rendah
yang bisa memicu terjadinya turun hujan dalam beberapa hari ke depan.
"Selain
itu, saat ini suhu di permukaan laut pantai barat Sumatera di Provinsi
Bengkulu tergolong panas yakni di atas 37 derajad Celcius sehingga
mendukung munculnya awal jenis Comulus Nimbus sebagai pemicu turunnya
hujan," katanya.
Berdasarkan pantauan BMKG Pulau Bai Bengkulu
dalam empat hari terakhir, sudah terjadi hujan lokal dengan intensitas
rendah antara 0 hingga 20 milimeter per hari di beberapa wilayah daerah
ini.
"Hujan lokal hanya berlangsung beberapa menit saja dengan intensitas rendah antara 0 hingga 20 milimeter per hari," katanya.
Bila
musim hujan telah tiba pada pertengahan hingga akhir September 2011, ia
memperkirakan curah hujan yang terjadi masih dalam intensitas rendah
dan sedang.
"Curah hujan dengan intensitas sedang yakni 20 hingga
50 mili meter per hari. Meski intensitas curah hujannya rendah dan
sedang, namun masyarakat harus mewaspadai angin kencang serta petir,"
katanya.
Ia menjelaskan, angin kencang dan petir yang terjadi
pada pertengahan hingga akhir September 2011 diperkirakan akan muncul
secara tiba-tiba serta membahayakan keselamatan jiwa penduduk.
"Saat
terjadi angin kencang dan petir, masyarakat diminta tidak berada di
lapangan terbuka serta berteduh di bawah pohon yang rawan roboh. Karena
angin kencang bisa memicu terjadinya gelombang laut di pantai Bengkulu
hingga di atas tiga meter, kepada para nelayan disarankan untuk
berhati-hati bila mencari ikan di laut," katanya.
Sementara itu,
akibat musim kemarau, ratusan hektare sawah di Kota Bengkulu terancam
gagal panen akibat kurangnya pasokan air yang mengairi areal persawahan
daerah itu.
"Dari 1.536 sawah yang sudah ditanami didaerah ini
sebanyak 246,75 hektare atau 16,06 persen sudah mengalami kekeringan dan
terancam gagal panen apabila hujan tidak turun dalam dua minggu ke
depan," kata Kepala Dinas pertanian dan peternakan Kota Bengkulu Arif
Gunadi,
Lokasi sawah yang terancam gagal panen tersebut berada di
Kecamatan Gading Cempaka seluas 41,5 hektare, Sungai Serut seluas 97
hektare dan Muara Bangkahulu seluas 108,25 hektare. Tanaman padi yang
mengalami kekeringan dan terancam gagal panen tersebut rata-rata berusia
1,5 bulan.
"Jika dalam satu minggu ini masih ada hujan yang
turun maka para petani masih bisa memanen hasil padi mereka mencapai 70
persen dari keseluruhannya, namun bila tidak turun hujan dipastikan
ratusan hektare tanaman padi akan gagal panen," katanya.
(ANT-213/Z002/K004)
Mediant Global Mandiri merupakan gabungan dari beberapa kumpulan anak muda kreatif yang tergabung dalam : 1. Dian Production dan Chicak Music Studio serta Liar's Colection dan Aristya Colection , Beralamat di : Jln. H. Enang No. 28 Cisalak, Cimanggis Depok. telp: 0218732662
Positive Thinking
Positive Thinking Akan Sangat Membantu Pola Pikir Kita Dalam Berkomunikasi Antara Kita Serta berkreasi Maupun Dalam Menunjang Aktivitas Kita
Senin, 12 September 2011
Minggu, 11 September 2011
Waspadai Angin Puting Beliung
Jpnn
BOGOR -
Data dan informasi Stasiun Klimatologi Dramaga Bogor, Leny Jantika
mengakui curah hujan tahun ini di Jawa Barat lebih kecil dibanding tahun
lalu. Secara keseluruhan pada kemarau tahun ini curah hujan berada di
bawah normal. Berdasarkan pemantauan stasiun klimatologi, prakiraan
sifat hujan di bawah normal pada September ini akan melanda di sebagian
kecil Bogor bagian barat, Karawang utara, Purwakarta selatan, Subang
selatan, Sumedang utara, Bandung barat, Sukabumi tengah, Garut utara dan
timur, serta beberapa wilayah lainnya di Jawa Barat.
Namun, di beberapa wilayah seperti Bogor bagian utara, tengah, selatan dan barat, lalu Purwakarta utara bagian tengah, Indramayu selatan bagian timur serta Cirebon utara dan selatan, masih berada di atas normal. Artinya, beberapa daerah ini masih akan merasakan guyuran hujan dengan intensitas tinggi. “Pada dasarnya curah hujan di sebagian wilayah Bogor masih di atas normal, tapi sebagian lagi sudah mulai kering,” kata dia.
Leny mengatakan, hal-hal yang menimbulkan potensi kekeringan di antaranya, kondisi defisit curah hujan, masa puncak musim kemarau dimana curah hujan berada di bawah normal, permulaan musim kemarau lebih maju dari rata-rata, daya tampung waduk menurun, serta petani lebih memaksakan menanam padi dengan melakukan illegal pumping. “Kondisi kering yang berkepanjangan ini berpotensi menyebabkan bencana kebakaran,” terangnya.
Menurut Leny, pada musim kemarau ini Stasiun Klimatologi Dramaga juga mengimbau masyarakat Bogor untuk mewaspadai bahaya puting beliung yang bisa terjadi kapan saja. Ia mencontohkan puting beliung pada Rabu (7/9) di Bogor bagian tengah. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa angin tersebut terjadi di bawah awan Cumulonimbus (Cb). Angin terjadi dalam waktu singkat antara tiga hingga lima menit dengan kecepatan mencapai 40-50 km/jam. Angin bersifat lokal dan luasannya sekitar sepuluh kilometer.
Awan Cb, imbuhnya, dapat menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai kilat atau petir dan angin kencang. Berdasarkan citra satelit pada Rabu (7/9), pukul 16:00 hingga 20:00, terjadi pertumbuhan awan Cb disekitar Bogor. “Masyarakat harus mewaspadai puting beliung dengan mengenali tanda-tandanya,” terangnya.
Puting beliung dapat diketahui dengan memperhatikan tanda-tanda sebelum kemunculannya. Dapat dipastikan, sehari sebelum kemunculannya, udara pada malam hari hingga pagi panas atau pengap dan gerah. Sekitar pukul 10:00 pagi, terlihat tumbuh awan Cb berlapis-lapis. Di antara awan tersebut, ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepi sangat jelas berwarna abu-abu dan menjulang tinggi seperti bunga kol sayuran.
Untuk mengetahui kedatangan puting beliung juga bisa dengan mengamati dahan dan ranting pepohonan di sekitar. Jika dahan bergoyang cepat dan terasa ada sentuhan udara dingin, ada kemungkinan puting beliung akan menyerang. Namun, sebelumnya ditandai dengan hujan deras secara tiba-tiba, serta sambaran petir yang cukup keras. Puting beliung lebih sering terjadi pada siang hari dengan kecepatan 30 hingga 40 knots serta berdurasi singkat. (ful/rur/ric)
Namun, di beberapa wilayah seperti Bogor bagian utara, tengah, selatan dan barat, lalu Purwakarta utara bagian tengah, Indramayu selatan bagian timur serta Cirebon utara dan selatan, masih berada di atas normal. Artinya, beberapa daerah ini masih akan merasakan guyuran hujan dengan intensitas tinggi. “Pada dasarnya curah hujan di sebagian wilayah Bogor masih di atas normal, tapi sebagian lagi sudah mulai kering,” kata dia.
Leny mengatakan, hal-hal yang menimbulkan potensi kekeringan di antaranya, kondisi defisit curah hujan, masa puncak musim kemarau dimana curah hujan berada di bawah normal, permulaan musim kemarau lebih maju dari rata-rata, daya tampung waduk menurun, serta petani lebih memaksakan menanam padi dengan melakukan illegal pumping. “Kondisi kering yang berkepanjangan ini berpotensi menyebabkan bencana kebakaran,” terangnya.
Menurut Leny, pada musim kemarau ini Stasiun Klimatologi Dramaga juga mengimbau masyarakat Bogor untuk mewaspadai bahaya puting beliung yang bisa terjadi kapan saja. Ia mencontohkan puting beliung pada Rabu (7/9) di Bogor bagian tengah. Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa angin tersebut terjadi di bawah awan Cumulonimbus (Cb). Angin terjadi dalam waktu singkat antara tiga hingga lima menit dengan kecepatan mencapai 40-50 km/jam. Angin bersifat lokal dan luasannya sekitar sepuluh kilometer.
Awan Cb, imbuhnya, dapat menyebabkan terjadinya hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai kilat atau petir dan angin kencang. Berdasarkan citra satelit pada Rabu (7/9), pukul 16:00 hingga 20:00, terjadi pertumbuhan awan Cb disekitar Bogor. “Masyarakat harus mewaspadai puting beliung dengan mengenali tanda-tandanya,” terangnya.
Puting beliung dapat diketahui dengan memperhatikan tanda-tanda sebelum kemunculannya. Dapat dipastikan, sehari sebelum kemunculannya, udara pada malam hari hingga pagi panas atau pengap dan gerah. Sekitar pukul 10:00 pagi, terlihat tumbuh awan Cb berlapis-lapis. Di antara awan tersebut, ada satu jenis awan yang mempunyai batas tepi sangat jelas berwarna abu-abu dan menjulang tinggi seperti bunga kol sayuran.
Untuk mengetahui kedatangan puting beliung juga bisa dengan mengamati dahan dan ranting pepohonan di sekitar. Jika dahan bergoyang cepat dan terasa ada sentuhan udara dingin, ada kemungkinan puting beliung akan menyerang. Namun, sebelumnya ditandai dengan hujan deras secara tiba-tiba, serta sambaran petir yang cukup keras. Puting beliung lebih sering terjadi pada siang hari dengan kecepatan 30 hingga 40 knots serta berdurasi singkat. (ful/rur/ric)
Selasa, 06 September 2011
Gempa Aceh 6,7 SR, Warga Mengungsi ke Bukit
VIVAnews - Gempa 6,7 skala Richter yang mengguncang Singkil Baru, Nanggroe Aceh Darussalam, sempat membuat warga lari ke perbukitan. Mereka khawatir akan terjadi bencana tsunami pasca gempa yang berada di kedalaman 78 kilometer itu.
Sobki, warga Singkil yang dihubungi VIVAnews.com menyebutkan, sebagian warga Singkil yang berada di pinggiran pantai kini memilih meninggalkan rumah mereka dan mencari tempat yang lebih aman.
"Hanya sebagian saja yang pergi ke arah Kecamatan Gunung Meriah, di sana daerah perbukitan. Tapi, banyak juga warga yang tetap bertahan di rumahnya," kata Sobki kepada VIVAnews.com, Selasa 6 September 2011.
Saat gempa terjadi, Sobki mengaku merasakan getaran gempa yang cukup kuat. "Barang-barang di rumah saya ada yang berjatuhan," kata dia. Hingga kini belum diperoleh informasi adanya kerusakan bangunan maupun korban jiwa dalam peristiwa itu.
Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menyebutkan gempa terjadi pada pukul 00.55.12 WIB di kedalaman 78 kilometer. Pusat gempa berada sekitar 59 kilometer Timur Laut Singkil Baru, NAD.
Gempa dirasakan hampir di seluruh wilayah di Aceh. Di Banda Aceh gempa dirasakan dengan dua kali hentakan. Warga panik dan berhamburan keluar rumah. Belum diketahui adanya korban jiwa. "Getarannya cukup kuat, tapi belum ada laporan kerusakan," kata Munawier, warga Beurawe, Banda Aceh.
Sementara itu, di Pulau Simeulue, gempa juga dirasakan cukup kuat. "Getarannya kencang sekali, bangunan rumah sakit seperti mau roboh," kata Ivonda Sari, perawat di rumah sakit umum Simeulue. (Laporan: Muhammad Riza, Aceh l art)
Langganan:
Postingan (Atom)