Positive Thinking

Positive Thinking Akan Sangat Membantu Pola Pikir Kita Dalam Berkomunikasi Antara Kita Serta berkreasi Maupun Dalam Menunjang Aktivitas Kita

Senin, 25 April 2011

Gempa Susulan Guncang Kendari

Jakarta (ANTARA News) - Gempa susulan dengan kekuatan 5,2 Skala Richter (SR), Senin pagi, kembali mengguncang Kendari, Sulawesi Tenggara.

Berdasarkan situs Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa tersebut terjadi pada pukul 06.25 WIB.

Pusat gempa berada pada 4.11 derajat lintang selatan (LS) dan 122.61 bujur timur (BT) dengan kedalaman 20 kilometer.

Lokasi pusat gempa 16 kilometer tenggara Kendari, Sulawesi Tenggara, 150 kilometer timur laut Baubau, Sulawesi Tenggara, 226 kilometer tenggara Soroako, Sulawesi Selatan, dan 287 kilometer tenggara Singkang, Sulawesi Selatan.

Sebelumnya pada pukul 06.07 WIB, gempa dengan kekuatan 6,0 Skala Richter (SR), tercatat mengguncang Kendari, Sulawesi Tenggara.

Pusat gempa berada pada 4.40 derajat lintang selatan (LS) dan 122.82 bujur timur (BT) dengan kedalaman 18 kilometer.

Lokasi pusat gempa 55 kilometer tenggara Kendari, Sulawesi Tenggara, 120 kilometer timur laut Baubau, Sulawesi Tenggara, 265 kilometer tenggara Soroako, Sulawesi Selatan, dan 312 kilometer tenggara Singkang, Sulawesi Selatan.

BMKG menyebutkan kedua gempa tersebut tidak berpotensi tsunami. (S034/A011/K004)

Pascagempa Warga Kendari Berhamburan Keluar Rumah

Kendari (ANTARA News) - Warga Kota Kendari, Sulawesi Tenggara, berhamburan keluar rumah karena gempa bumi berkekuatan 6,0 skala Richter mengguncang seluruh wilayah itu sekitar pukul 07.07 Wita, Senin.

Berdasarkan keterangan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), pusat gempa di 4.40 derajat lintang selatan (LS) dan 122.82 bujur timur (BT) dengan kedalaman 18 kilometer.

Lokasi pusat gempa yang di catat BMKG setempat yakni 55 kilometer tenggara Kendari, Sulawesi Tenggara, 120 kilometer timur laut Baubau, Sulawesi Tenggara, 265 kilometer tenggara Soroako, Sulawesi Tengah dan 312 kilometer tenggara Sengkang, Sulawesi Selatan.

Pantauan ANTARA, beberapa sekolah dasar (SD) tampak ada yang sengaja meliburkan siswanya dan kuatir, jangan-jangan masih terjadi gempa susulan.

Hingga berita ini diturunkan, tampak warga di sejumlah kompleks perumahan masih berada di luar rumah mereka.

Bahkan beberapa orang tua siswa yang anaknya sedang berada sekolah, menjemput anaknya untuk diajak pulang.

Gempa terjadi empat kali, dan berlangsung hanya berselang beberapa menit antara gempa pertama, kedua, ketiga dan keempat. (A056/M008/K004)

Sabtu, 23 April 2011

Puluhan Kendaraan di Palembang Mogok Terobos Banjir

Palembang (ANTARA News) - Puluhan kendaraan roda empat dan roda dua di Kota Palembang, Sumatera Selatan, Jumat malam mogok setelah melintasi jalan yang digenangi banjir.

Yudi (24) warga Palembang mengaku terpaksa mencari jalur alternatif untuk pulang ke rumahnya di kawasan Kenten, mengingat sejumlah ruas jalan digenangi air hingga mencapai lebih 50 centimeter.

"Kami terpaksa memilih jalan memutar untuk menghindari banjir, ternyata tidak ada jalan yang tak tergenang," kata dia.

Ia menjelaskan, mulai dari Jalan Kolonel H Barlian, Simpang Polda, Jalan Sudirman, dan sejumlah ruas jalan mengalami banjir.

"Ketinggian air sampai melewati knalpot mobil minibus kami," ujar dia lagi.

Yudi menyatakan, hampir setiap ruas jalan yang ia lalui ditemukan mobil dan motor yang mogok.

Akibatnya terjadi kemacetan lalu lintas di ruas jalan yang digenangi air tersebut, kata dia pula.

Warga Palembang lainnya, Riani (22), seorang perawat di RS Muhammad Hoesin Palembang, menyatakan bahwa hujan deras mengguyur kota itu sejak sebelum maghrib sampi mengakibatkan ruang tunggu ICU di rumah sakit tersebut kebanjiran.

Akibatnya petugas berupaya menyedot air, agar tidak masuk ke ruangan lain, kata dia lagi.

Pemkot Palembang secara rutin mengalokasikan dana sebesar Rp200 juta, untuk perawatan drainase dan kolam retensi dari APBD setempat.

Asisten Bidang Ekonomi Pembangunan Palembang, Apriadi S Busri, mengatakan perawatan drainase dilaksanakan secara rutin.

Namun memang belum bisa optimal mengingat Palembang memang sebagian besar berupa lahan rawa, kata dia.

Senin, 18 April 2011

Tanah Longsor di Malang, 10 Tewas

Malang (ANTARA News) - Korban tewas akibat tanah longsor di Dusun Klangon, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Minggu (17/4), mencapai sepuluh orang.

Korban ke-10, Andra (19) warga Dusun Klangon, telah meninggal di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, pada Minggu malam, saat menjalani perawatan akibat mengalami luka-luka.

"Total korban yang meninggal hingga Minggu malam menjadi 10 orang, dan korban tewas terakhir meninggal di RSSA Malang setelah menjalani perawatan," kata Sekretaris Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Malang, Apriliyanto, Senin.

Hal ini dibenarkan Kapolsek Ngantang, AKP Prayitno.Sementara, sembilan korban tewas sebelumnya adalah Suwandi (25), Suwoko (43), Sugianto (41), Ali Priyo Supatin (42), Dirham Nur Abidin (32), Poniman (30), Misdiono (44), Kasno (21) dan Mulyono (30). Seluruhnya, warga Dusun Klangon.

Sedangkan korban yang hingga saat ini menjalani perawatan sebanyak tujuh orang, yakni Ponari (32), Raun (53), Agung (13), Suwarno (55), Lukman (11), Slamet Wahyudi (41) serta Slamet Riyanto (21).

Peristiwa tanah longsor terjadi sekitar pada Minggu pukul 11.30 WIB, ketika para korban mencari kayu bakar yang rencananya akan dibuat hajatan pernikahan anak dari Sutomo (35), warga RT21/RW07 Dusun Klangon, Desa Pandansari, Kecamatan Ngantang.

Ketika memungut kayu di pinggir Sungai Nambaan yang posisinya tepat di bawah tebing curam, tiba-tiba sejumlah batu dan tanah berjatuhan dari tebing. Akibatnya, sejumlah warga yang sedang mencari kayu itu tertimbun, Dan sembilan orang tewas di tempat.

Sementara itu, biaya perawatan bagi korban yang kini dirawat di RSSA Malang sepenuhnya akan ditanggung oleh Pemkab Malang.

"Seluruh biaya perawatan bagi mereka yang luka-luka maupun yang masih dirawat di Ngantang akan ditanggung oleh Pemkab Malang," ujar Bupati Malang, Rendra Kresna.
(*)

Jumat, 15 April 2011

Hujan Berpeluang di Perairan Merak-bakauheni

Bandarlampung (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca di Perairan Merak-Bakauheni, Jumat, berpeluang hujan.

Selain itu, tinggi gelombang di Selat Sunda bagian utara tersebut berkisar 0,4-0,8 meter, dan angin dari barat ke barat laut dengan kecepatan 05-15 knot.

Di Selat Sunda bagian selatan, cuaca pun berpeluang hujan, angin dari barat ke barat laut dengan kecepatan 05-15 knot, dan tinggi gelombang 1,0-1,5 meter.

Cuaca berawan banyak berpeluang di Selat Bangka bagian utara, angin cari barat ke utara dengan kecepatan 03-08 knot, dan tinggi gelombang 1,3-1,5 meter.

Di Selat Bangka bagian selatan cuaca berawan banyak/hujan, angin dari barat ke utara dengan kecepatan 0,5-0,8 meter, dan tinggi gelombang 0,5-0,8 meter.

Cuaca di Selat Gelasa cuaca berawan banyak, angin dari barat ke utara dengan kecepatan 03-08 knot, dan tinggi gelombang 0,8-1,3 meter.

Sementara di Selat Bali bagian utara cuaca berpeluang hujan, angin dari timur ke tenggara dengan kecepatan 04-18 knot, dan tinggi gelombang 0,2-0,5 meter.

Begitu pula di Selat Bali bagian selatan dan Selat Badung cuaca berpeluang hujan, angin dari timur ke tenggara dengan kecepatan 04-20 knot, dan tinggi gelombang 0,3-0,8 meter.

Hal serupa terjadi di Selat Lombok bagian utara dan Selat Lombok bagian selatan yakni cuaca berpeluang hujan, angin dari timur laut ke tenggara dengan kecepatan 04-18 knot, dan tinggi gelombang 0,2-0,8 meter.

BMKG juga menginformasikan, gelombang 2,0-3,0 meter berpeluang di Laut Cina Selatan, Perairan Kep. Sangihe dan Talaud, Perairan utara P. Halmahera, Laut Halmahera bagian utara, serta Perairan timur Fhilipina. (T013/M019/K004)

Selasa, 12 April 2011

Merapi Bentuk Kubah Lava Baru Diameter 400 M

"Secara visual jika Merapi dilihat dari jauh, tidak ada perubahan."
VIVAnews - Gunung Merapi hingga kini masih berstatus waspada. Namun, paska erupsi 2010, Merapi kini memiliki kubah lava baru berdiameter 400 meter.

"Kubah itu merupakan proses lanjut dari erupsi kemarin, dan kini mengalami penambahan hingga berdiameter 400 meter," kata Subandryo, Kepala BPPTK Yogyakarta, saat dihubungi, Selasa 12 April 2011.

Menurut Subandryo, kubah lava baru itu tidak dapat terlihat secara visual. "Secara visual jika Merapi dilihat dari jauh, tidak ada perubahan, karena kubah lava itu tidak sampai meluber ke luar," ujarnya.

Kini, lanjut Subandryo, kondisi Merapi kembali mereda. Setelah pada akhir pekan kemarin menunjukkan peningkatan aktivitasnya yakni terjadi gempa vulkanik Multi Phase (MP) yang meningkat tajam. "Belum ada perkembangan lebih lanjut," ujarnya.

Peningkatan tajam aktivitas gempa terjadi pada Jumat 8 April 2011. Gempa vulkanik MP dalam sehari tercatat 50 kali. Angka ini bertambah dua kali lipt pada Sabtu. "Namun itu bukan hal yang istimewa, karena kondisinya memang masih normal," kata Subandryo. (umi)

Sabtu, 09 April 2011

Merapi Kembali Menggeliat, Diprediksi Akan Muncul Kubah Baru

Muchus Budi R. - detikNews
Boyolali - Aktivitas gunung Merapi di perbatasan Jateng - DIY kembali menunjukkan peningkatan. Pantauan petugas di lapangan, dimungkinkan peningkatan aktivitas tersebut seiring adanya indikasi bakal munculnya kubah baru di gunung teraktif di dunia tersebut.

Petugas pos pengamatan Gunung Merapi di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Purwono, memaparkan sepanjang Jumat (8/4) kemarin terjadi peningkatan aktivitas Merapi terutama gempa multiphase (MP) tercatat terjadi 122 kali. Sedangkan guguran terjadi 5 kali dan gempa vulkanik B sebanyak 5 kali.

"Dari data kegempaan terutama pada gempa MP itu, memang menunjukkan terjadinya peningkatan aktivitas. Sedangkan kondisi Gunung Merapi hingga saat ini memang dalam status waspada," papar Purwono saat ditemui di pos pengamatan gunung Merapi di Desa Jrakah, Kecamatan Selo, Sabtu (9/4/2011).

Dia membandingkan dengan aktivitas yang terjadi sehari sebelumnya, yaitu Kamis (7/4) tercatat gempa MP hanya tercatat sebanyak 9 kali, guguran 10 kali dan gempa vulkanik A dan B masing-masing sebanyak satu kali.

Sedangkan pada Sabtu (9/4/2011) ini, dari pukul 00.00 WIB hingga 06.00 WIB, gempa MP tercatat terjadi sebanyak 22 kali, guguran sebanyak 4 kali, tidak ada gempa vulkanik A dan gempa vulkanik B sebanyak 8 kali.

"Peningkatan aktivitas ini diindikasikan akan tumbuh kubah baru di puncak Merapi. Kami belum bisa memperkirakan arah kubah baru tersebut, karena hingga saat ini belum terlihat. Aktivitasnya masih di dalam perut bumi, belum sampai ke permukaan," lanjutnya.

Lebih lanjut Purwono menjelaskan, energi dari perut bumi akan mendorong magma ke permukaan dan akhirnya membentuk kubah. Namun bisa saja gerakan magma dari dalam menuju permukaan puncak itu berhenti jika energi yang mendorongnya melemah dan akan kembali naik jika dorongannya meninggi.

"Aktvitas Merapi sendiri saat ini sebenarnya masih cukup tinggi. Di dekat puncak masih terdengar suara desingan gas. Sedangkan akibat erupsi lalu kondisi puncak Merapi saat ini juga membentuk seperti tapal kuda dan mengarah ke selatan," demikian Purwono.

Kamis, 07 April 2011

Pilot Mulai Keluhkan Kabut Asap di Pontianak

Sungai Raya, Kalbar (ANTARA News) - Sejumlah maskapai mulai mengeluhkan kabut asap yang terjadi dari pembakaran lahan di sekitar Kecamatan Sungai Raya karena mengganggu jarak pandang dan aktivitas penerbangan di Bandar udara Supadio Pontianak.

"Akibat musim kering yang mendera Kalimantan Barat, banyak para penerbang yang melayangkan protesnya. Asap sudah menganggu, terutama di pagi hari, jarak pandang bagi penerbangan menjadi dekat sehingga menyebabkan para pilot mengeluhkan ke kami," ungkap Kepala Divisi Operasi Bandara Supadio Pontianak, Irmadani, saat dihubungi di Sungai Raya, Kamis.

Menurutnya, para penerbang protes karena jarak pandang ke bawah menuju landasan di Bandara Supadio Pontianak tertutup kabut asap sehingga susah dilihat dan menjadi dekat.

Pilot, lanjut dia, jadi cukup kesulitan dalam mendeteksi keberadaan landasan meski dengan jarak pandang 400 "feet" dalam dunia penerbangan masih dapat ditoleransi dan tidak begitu mengkhawatirkan.

Namun, keluhan para pilot tersebut juga harus diakomodasi karena kalau dibiarkan terus akan semakin mengganggu dunia penerbangan di Kalbar.

"Tidak menutup kemungkinan karena asap dalam beberapa waktu ke depan, bandara terpaksa ditutup," ucapnya.

Ancaman lain adalah terganggunya perekonomian di Kalbar. "Makanya harus ada langkah antisipasi atau pencegahan," kata dia menegaskan.

Pengelola Bandara Supadio Pontianak sudah melakukan berbagai langkah termasuk mengimbau melalui jejaring sosial seperti twitter yang berisi anjuran supaya warga Kalbar tidak

melakukan pembakaran lahan, hutan atau memainkan layang-layang di sekitar bandara.

"Pembakaran akan memunculkan kabut asap dalam jumlah banyak dan mengakibatkan penerbangan juga terganggu. Kita harapkan masyarakat mengetahuinya," katanya.

Sementara itu, pihak perusahaan perkebunan PT Peniti Sungai Purun di Kabupaten Pontianak, Kalimantan Barat menyatakan bahwa sudah 95 persen kebakaran lahan di dalam areal perusahaan tersebut sudah berhasil dipadamkan dan dikendalikan.

"Laporan dari petugas menunjukkan hal itu," kata Corporate Affair PT Peniti Sungai Purun (PSP), Didiet Fadriana.

Luas lahan yang terbakar di perusahaan tersebut diperkirakan telah menghanguskan 400 hektare. (T011/K004)

Gempa 5,9 SR Guncang Kepulauan Nias

Medan (ANTARA News) - Gempa berkekuatan 5,9 Skala Richter melanda sejumlah daerah di Kepulauan Nias, Sumatera Utara, Rabu (6/4) malam, pukul 21.01 WIB.

Petugas Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Polonia Medan Daniel Hutapea yang dihubungi ANTARA Medan, Kamis dinihari, mengatakan, gempa itu berlokasi di 1.55 lintang utara dan 97.5 bujur timur.

Gempa berkekuatan 5,9 SR tersebut berpusat di 67 Km barat laut Gunung Sitoli dengan kedalaman 15 Km di bawah permukaan laut.

Dari pemantauan yang dilakukan, gempa itu diperkirakan tidak memiliki potensi untuk menimbulkan gelombang tsunami.

Dari pemantauan itu juga diketahui getaran gempa tersebut terasa hingga sekitar tiga MMI di kawasan Sibolga dan Tapanuli Tengah.

Pihak BMKG belum menerima laporan mengenai kerusakan yang terjadi akibat gempa tersebut. "Belum ada laporan," kata Daniel yang juga petugas forecaster atau peramal cuaca penerbangan. (I023/R014/K004)

Selasa, 05 April 2011

Kabut Asap Dumai Sisakan Jarak Pandang di Bawah 300 Meter

Dumai (ANTARA News) - Kabut asap sisa kebakaran hutan dan lahan yang menutupi wilayah udara Kota Dumai, Provinsi Riau, Selasa pagi mengakibatkan jarak pandang di kota yang berhadapan dengan Selat Malaka itu berkisar dibawah 300 meter.

Akibat kabut asap tebal ini, setiap pengendara, rata-rata terlihat menyalakan lampu agar kendaraan lawan dapat melihat satu sama lain.

"Kabut asap hari ke hari semakin parah sehingga jarak pandang terus berkurang. Kalau sebelumya jarak pandang masih sekitar 500-600 meter," kata warga pengendara di Dumai, Dedi.

Pria 43 tahun yang ditemui ANTARA dekat rumahnya di Jalan Ombak ini mengatakan, kabut asap tebal juga membuat dirinya terpaksa melajukan sepeda motor dengan kecepatan di bawah 60 kilometer per jam.

"Hal ini saya lakukan untuk menghindari berbagai kemungkinan yang dapat mencelakakan diri. Selain itu, saya juga memakai masker setiap berkendara agar terhindar dari ISPA (infeksi saluran pernafasan atas)," ucapnya.

Di kesempatan terpisah, Kepala Kantor Lingkungan Hidup (KLH) Kota Dumai, H Basri, mengaku heran dengan pekatnya kabut asap menutupi Dumai, hal ini disebabkan pantauan satelit NOAA 18 pada Senin (4/4), di Dumai hanya terdapat satu titik api.

"Kalau tak salah di Dumai hanya ada satu titik api dari sekitar 30an yang terpantau berada di Riau. Bisa jadi asap tebal pagi ini merupakan asap kiriman dari derah lain terutama Kabupaten Rokan Hilir karena disana terdapat lebih 20 titik api," kata Basri. (FZR/M019/K004)

Ini Keunikan Gempa Cilacap


Gempa Cilacap sangat berbeda dengan gempa-gempa sebelumnya, yaitu gempa 2006 dan 2009.

VIVAnews - Gempa bumi yang terjadi di Cilacap, Jawa Tengah, pada Senin 4 April 2011 dikategorikan sebagai gempa unik. Gempa yang terjadi kali ini berbeda dengan gempa-gempa sebelumnya.

Demikian disampaikan pakar Geodesi Institut Teknologi Bandung, Irwan Meilano saat berbincang dengan VIVAnews.com, Senin malam, 4 April 2011. "Gempa yang terjadi sangat unik, mekanismenya berbeda dengan gempa 2006 maupun gempa 2009," kata Irwan.

Menurut Irwan, gempa yang berkekuatan 7,1 skala Richter (sR) itu terjadi di dekat pertemuan antara lempeng Australia dengan lempeng Indo-Australia atau yang sering disebut sebagai lempeng Eurasia. Pada gempa yang terjadi pada 2006 dan 2009, kata Irwan, terjadi di antara pertemuan kedua lempeng. "Tepat pada bidang kontak kedua lempeng," kata dia.

Pada gempa 2006 dan 2009 tersebut, kedua lempeng saling tumbuk dan bagian lempeng yang saling bertemu itu mengalami kenaikan. "Bagian yang bertemu itu naik ke atas, sehingga pada waktu itu disertai tsunami," kata dia.

Namun, dia melanjutkan, pada gempa kali ini tidak terjadi pada bidang kontak lempeng, melainkan pada salah satu lempeng. Menurut Irwan, gempa yang terjadi Senin pukul 03.06.39 WIB itu terjadi di bagian lempeng Australia yang masuk ke lempeng Eurasia.

"Jadi, mekanismenya, gempa terjadi di lempeng turun atau sesar normal," kata dia.

Dia menambahkan, tipe gempa yang terjadi di Cilacap itu pada umumnya terjadi pada gempa-gempa susulan, setelah terjadinya gempa utama. "Namun pada gempa ini terjadi pada gempa utama. Ini yang juga menarik untuk kami teliti lagi," kata dia.

Meskipun demikian, menurut dia, gempa yang terjadi dengan mekanisme sesar normal tersebut dapat menyebabkan terjadinya tsunami. Lantas mengapa gempa pada Senin itu tidak terjadi tsunami? "Selain magnitud (kekuatan gempa) kecil, ya juga tidak terjadi di antara pertemuan lempeng," kata dia.

Para pakar sendiri, dia menjelaskan, sedang meneliti kejadian gempa Cilacap tersebut. Sejauh ini, belum didapat kesimpulan ilmiah tentang gempa yang dianggap unik tersebut. (art)