Positive Thinking

Positive Thinking Akan Sangat Membantu Pola Pikir Kita Dalam Berkomunikasi Antara Kita Serta berkreasi Maupun Dalam Menunjang Aktivitas Kita

Jumat, 28 Januari 2011

Gelombang Laut

Bandarlampung (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan gelombang di Perairan Merak-Bakauheni, Kamis berkisar 0,4-0,7 meter.

Prakiraan gelombang laut yang berlaku selama 24 jam sejak pukul 07.00 WIB itu juga menyebutkan cuaca di Selat Sunda bagian utara tersebut berpeluang hujan dengan angin bertiup dari Barat ke Barat Laut berkecepatan 05-10 knot.

Di Selat Sunda bagian Selatan tinggi gelombang berpeluang 1,2-2,0 meter, cuaca pun hujan dan angin dari barat ke barat laut dengan kecepatan 10-15 knot.

Gelombang 2,0-3,0 meter berpeluang di Selat Bangka bagian Utara, cuaca berawan dan angin dari barat ke utara dengan kecepatan 10-15 knot.

Di Selat Bangka bagian selatan dan Selat Gelasa tinggi gelombang berkisar 1,5-2,5 meter, cuaca berawan banyak dan angin dari Barat ke Utara dengan kecepatan 10-15 knot pula.

Sementara di Selat Bali bagian Utara ( Ketapang - Gilimanuk ), tinggi gelombang berkisar 0,3-1,25 meter, cuaca berpeluang hujan dan angin dari barat ke barat laut berkecepatan 03-21 knot.

Di Selat Bali bagian Selatan dan Selat Badung tinggi gelombang berkisar 1,5-3,5 meter, cuaca berpeluang hujan dan angin dari barat ke barat laut dengan kecepatan 06-29 knot.

Sedangkan di Selat Lombok Bagian Utara (Padang Bai - Lembar ) dan Selat Lombok bagian Selatan tinggi gelombang berkisar 1,3-3,0 meter, cuaca berpeluang hujan dan angin dari barat ke barat laut dengan kecepatan 05-34 knot.

BMKG juga menginformasikan gelombang 2,0-3,0 meter berpeluang di Perairan Enggano hingga barat Lampung,

Selat Sunda bagian selatan, Perairan selatan Jawa hingga NTB.

Kemudian, Perairan selatan Sumba,Laut Sawu, Perairan Kupang - P. Rote, Laut Timor, Perairan Kep. Anambas, Perairan timur Kep. Riau, Perairan utara Bangka Belitung, Laut Flores, Laut Banda bagian selatan, Perairan Kep. babar - Kep. Tanimbar, Perairan Kep. Kai dan Aru, Laut Arafuru, Perairan Kep. Sangihe dan Kep. Talaud, Perairan utara Sulawesi Utara, Laut Maluku, Perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, dan Perairan utara Papua Barat.

Gelombang 3,0-4,0 meter berpeluang di Perairan Kep. Natuna, Laut Natuna, Laut China Selatan, Perairan Kep. Sermata - Kep. Leti, Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTB, dan Samudera Pasifik timur Filipina. (T013

Selasa, 25 Januari 2011

Gelombang Laut

Gelombang Perairan Labuan Berpeluang Tiga Meter
Lebak (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika mengingatkan nelayan dan pelaku pelayaran diminta waspada karena tinggi gelombang di perairan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten, selama dua hari ke depan berpeluang tiga meter.

Analis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Serang, Halim Perdana Kusumah, Senin malam, menyebutkan, beberapa hari ke depan prakiraan ketinggian gelombang perairan Labuan berkisar 2,0 - 3,0 meter dengan jarak pandang empat sampai enam kilometer.

Gelombang bergerak dari barat dengan kecepatan rata-rata 14 knot atau 28 kilometer per jam.

Tiupan angin dari arah utara dan cuaca berawan serta berpeluang hujan ringan terjadi siang hingga malam hari.

Selain itu, suhu pada siang hari berkisar antara 24 - 31 derajat Celcius.

Selama ini, perairan Labuan, Kabupaten Pandeglang, meliputi Pantai Carita, Panimbang, Sumur, Tanjung Lesung dan Ujungkulon sangat memburuk dan membahayakan bagi nelayan maupun kapal.

Memburuknya cuaca di perairan Labuan akibat adanya tekanan rendah yang terjadi di laut Selatan Pulau Jawa.

Selama terjadi tekanan rendah tentu menimbulkan gelombang tinggi disertai angin kencang juga hujan lebat.

"Kami minta pengunjung wisata pantai dan nelayan agar waspada karena tinggi gelombang berpeluang tiga meter dan angin 14 knot," ujarnya menjelaskan.

Sementara itu, sejumlah nelayan di perairan Labuan mengaku selama dua pekan terakhir tidak berani melaut karena gelombang cukup besar disertai angin kencang.

Selain itu juga tangkapan ikan tampak sepi akibat cuaca buruk tersebut.

"Kami lebih baik menganggur karena ombak dan angin cukup besar sehingga membahayakan perahu kecil," ujar Among (45) seorang nelayan Teluk II Labuan. (MSR/Z002/K004)

Jumat, 21 Januari 2011

Gempa Di Ternate

Ternate Diguncang Gempa 5,3 SR
Jumat, 21 Januari 2011 16:04 WIB | Peristiwa | Umum | Dibaca 536 kali
Bandarlampung (ANTARA News) - Gempa tektonik berkekuatan 5,3 skala ritcher terjadi di Ternate, Mauluku Utara, pada Jumat sekitar pukul 15.11 WIB.

Berdasarkan situs BMKG melaporkan pusat gempa pada 103 Km Barat laut Ternate, Maluku Utara.

Gempa berkekuatan 5,3 SR itu berlokasi 1.70 LU-127,24 BT dengan kedalaman 55 Km itu tidak berpotensi tsunami.

Jalur Pendakian

Jalur Pendakian Argopuro Ditutup
Jember (ANTARA News) - Jalur pendakian menuju Gunung Argopuro yang memiliki ketinggian 3.088 meter dari permukaan laut (mdpl) ditutup sementara akibat cuaca buruk yang terjadi di kawasan Probolinggo-Situbondo pada beberapa pekan terakhir.

Kepala Bidang Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Wilayah III Jawa Timur, Sunandar Trigunajasa, Jumat, mengatakan penutupan tersebut berdasarkan evaluasi tentang kondisi cuaca buruk yang terjadi di sepanjang jalur pendakian Gunung Argopuro.

"Secara resmi jalur pendakian menuju Argopuro ditutup sejak Selasa (18/1) sesuai dengan surat edaran Nomor SE.19/BBKSDA JAT-5/2011, sehingga kami tidak akan memberikan izin pendakian kepada para pendaki atau pecinta alam," tuturnya di kantor Bidang KSDA Wilayah III di Kabupaten Jember.

Gunung Argopuro atau kawasan Suaka Margasatwa Dataran Tinggi Yang (SM DT Yang) merupakan salah satu kawasan konservasi dengan luas 14.177 hektare yang berada di bawah pengelolaan Balai Besar KSDA Jawa Timur.

"Penutupan itu berlaku untuk semua kegiatan, sehingga kami juga melarang kegiatan penelitian dan wisata terbatas di Pegunungan Argopuro hingga batas waktu yang tidak ditentukan," paparnya.

Ia menjelaskan, cuaca buruk yang terjadi seperti curah hujan yang cukup tinggi, angin puting beliung, dan petir sangat membahayakan keselamatan pendaki dan pihak-pihak yang melakukan kegiatan di Gunung Argopuro.

"Pos KSDA yang berada di Desa Baderan, Kecamatan Sumbermalang, Kabupaten Situbondo diterjang angin puting beliung, sehingga sebagian bangunan pos rusak," jelasnya.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya mengimbau kepada pendaki untuk mematuhi rekomendasi tersebut dan tidak melakukan pendakian secara liar tanpa meminta izin BKSDA.

"Saya berharap pendaki juga memperhatikan keselamatan, sehingga tidak melakukan pendakian selama Gunung Argopuro ditutup akibat cuaca buruk," tutur Sunandar.

Jalur pendakian menuju Gunung Argopuro terdapat dua jalur utama yang biasa digunakan para pendaki yakni jalur Baderan (Situbondo) dan jalur Bremi (Probolinggo).

"Jalur pendakian baik melalui Baderan atau Bremi ditutup hingga batas waktu yang tidak ditentukan, bahkan kami sudah mengirim surat edaran penutupan jalur pendakian Gunung Argopuro ke sejumlah organisasi pecinta alam (OPA)," katanya menambahkan.

Selama tahun 2010, tercatat jumlah warga yang melakukan pendakian ke Gunung Argopuro sebanyak 717 orang, dengan rincian sebanyak 675 pendaki domestik dan 42 pendaki mancanegara.(*)

Selasa, 18 Januari 2011

Gempa Di Simeulue

Simeulue Empat Kali Diguncang Gempa
Banda Aceh (ANTARA News) - Gempa bumi empat kali mengguncang kepulauan Simeulue, Provinsi Aceh sepanjang Selasa (18/1), namun sejauh ini tidak ada laporan kerusakan bangunan dan korban jiwa akibat fenomena alam tersebut.

Pangamat gempa Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) stasiun Geofisika Mata Ie, Zulham di Banda Aceh, Selasa malam, menyebutkan tiga dari empat kali gempa dirasakan masyarakat di pulau tersebut.

Gempa bumi berkekuatan 5,7 pada Skala Richter (SR) pukul 18.33 WIB terjadi Selasa, dan guncangannya cukup keras dirasakan masyarakat di kepulauan yang berhadapan langsung dengan Samudera Hindia itu.

Pusat gempa menjelang senja tersebut, Zulham menjelaskan pada posisi 2,47 lintang utara (LU) dan 96,29 bujur timur (BT) dengan kedalaman 10 kilometer, atau berjarak sekitar tujuh kilometer dari pulau itu.

"Posisi gempa yang dirasakan masyarakat Simeulue itu berada di perairan laut," katanya menambahkan.

Sementara itu, anggota DPRK Simeulue Rahmad menyebutkan gempa yang cukup kuat dirasakan menjelang shalat Maghrib tersebut sempat membuat masyarakat panik, terutama warga yang berdomisili di pesisir pantai.

"Sebagian besar warga sempat panik ketika merasakan guncangan gempa kuat itu, terutama kaum perempuan," kata dia menjelaskan.

Pulau Simeulue atau berjarak sekitar 100 mil laut dari pesisir pantai barat Provinsi Aceh itu merupakan salah satu daerah rawan gempa bumi.

Rahmad juga menyebutkan warga yang berada di dalam rumah langsung berhamburan saat merasakan guncangan gempa bumi pada Selasa itu.

Gempa bumi berkekuatan 5,9 pada SR juga mengguncang Simeulue pada Sabtu (16/1) sore, dan tidak ada kerusakan dan korban jiwa manusia.(*)

Senin, 17 Januari 2011

Pantai Bandengan Jepara Ditutup Sementara


jepara (ANTARA News) - Kawasan objek wisata Pantai Bandengan di Jepara, Jawa Tengah, ditutup sementara karena ombak perairan itu cukup besar dan dikhawatirkan mengancam keselamatan pengunjung.

Menurut Pengelola Pantai Bandengan, Djarwono, di Jepara Senin, penutupan sudah diberlakukan sejak beberapa pekan yang lalu, mengingat gelombang air laut cukup besar.

"Bahkan, ketinggian ombak di pantai mencapai lima meter lebih, sehingga kami tak mau ambil risiko dengan keselamatan pengunjung," ujarnya.

Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jepara menginstruksikan untuk menutup sementara Pantai Bandengan, namun tidak bagi obyek wisata yang tidak berada di sekitar pantai.

Akibat penutupan, kata Djarwono, jumlah pengunjung yang datang ke lokasi wisata tersebut turun drastis dibanding dengan hari biasa. "Bahkan, tingkat penurunan jumlah pengunjung objek wisata bisa mencapai 50-an persen," ujarnya.

Sebelumnya, Kantor Pelabuhan Jepara mengeluarkan larangan berlayar bagi perahu maupun kapal motor nelayan mengingat ketinggian ombak bisa mencapai tiga meter hingga enam meter.

Berdasarkan prakiraan cuaca dari Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Klimatologi Semarang, ombak besar yang terjadi saat ini bisa berlangasung hingga beberapa hari kemudian.

(ANTARA/S026)

Minggu, 16 Januari 2011

Debu Krakatau

Debu Krakatau Tidak Bahayakan Pemukiman Warga
Cinangka, Serang (ANTARA News) - Debu yang berasal dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda dan menghujani pemukiman warga di Provinsi Banten tidak membahayakan, karena suhunya tidak panas, serta tidak membahayakan kulit.

"Walaupun sampai sekarang, kami masih belum dapat melihat secara pasti aktivitas kegempaaan Gunung Anak Krakatau (GAK), tapi kami pastikan kegempaan yang terjadi tidak mempengaruhi keselamatan warga baik yang ada di Lampung atau Banten," kata Kepala Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Surono, Minggu.

Dia menjelaskan, sampai saat ini pihaknya belum mengambil langkah untuk memperbaiki dan melihat secara pasti alat penangkap kegempaan yang di GAK akan diperbaiki atau dibersihkan dari debu.

"Kami belum dapat mengambil langkah-langkah perbaikan, karena memang kami belum pasti apakah Solar Panel yang ada pada Seismometer mengalami kerusakan atau tertutup debu," ujarnya.

Petugas sampai saat ini belum berani mendekat dan melihat Solar Panel, karena material yang dikeluarkan oleh GAK masih membahayakan.

"Kami tidak mungkin datang dan menjadi pahlawan untuk melakukan perbaikan dan melihat secara pasti alat kegempaan yang ada di gunung. Tapi yang jelas saat ini debu yang sampai ke pemukiman tidak membahayakan warga," katanya.

Sementara itu, Kepala pos pemantau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi menjelaskan, saat ini status GAK masih level II atau `waspada`.

"Statusnya masih sama, kami masih tetap melarang warga atau siapapun mendekat ke lokasi kegempaan sampai radius dua kilo meter, karena material vulkanik yang dikeluarkan masih bersuhu di atas 600 derajat Celcius," katanya.

Saat ini masih menurut Anton, asap yang keluar dari Gunung GAK mengarah ke Utara atau Banten.

"Debunya masih mengarah ke pos pemantau, sementara aktivitas kegempaan tidak terpantau, diduga alat penangkap gempa, Solar Panel tertutup debu, sehingga tidak bisa mengirim sinyal ke pos pemantau," katanya menambahkan.(*)

Pendampingan

Korban Bencana Lahar Merapi Perlu Pendampingan
Magelang (ANTARA News) - Korban bencana banjir lahar dingin di sejumlah daerah aliran sungai yang berhulu di Gunung Merapi perlu mendapat pendampingan psikologis untuk memulihkan kondisi mereka.

Kepala Seksi Program dan Advokasi Sosial Panti Sosial Antasena Kementrian Sosial, Agung Suhartoyo di Magelang, Minggu, mengatakan, jenis trauma korban banjir lahar dingin hampir sama dengan korban erupsi Gunung Merapi.

Menurut dia, kemungkinan dampak bencana lahar dingin lebih besar, karena khusus di Magelang, banjir lahar dingin merupakan dampak terburuk yang merusak rumah dan menelan korban jiwa.

"Kondisi tersebut berdampak pada semakin tingginya kemungkinan gangguan psikologis warga. Beberapa warga, cenderung mengalami perubahan sikap, terutama pada anak-anak," katanya.

Ia mengatakan, pada malam hari saat anak-anak terlelap tidur, mereka dibangunkan dan diajak berlarian untuk menjauhi air bah yang datang.

Agung mengatakan, mereka butuh proses pendampingan serius. Jangan sampai trauma ini dipendam dan justru berdampak lebih besar di masa yang mendatang.

Bagi orang dewasa, katanya, mungkin akan mempengaruhi psikologis mereka dan bagi anak justru akan lebih berbahaya karena dapat mengganggu pertumbuhannya.

Ia mengatakan, untuk anak-anak harus mulai dijauhkan dari lingkungan yang dianggap tidak sehat bagi proses pertumbuhan mereka. Jangan dibiarkan mereka terlalu sering mengingat kejadian tersebut.

Beberapa warga yang ditemui di lokasi pengungsian mengaku masih trauma akibat banjir lahar dingin besar pada 9 Januari 2011 dan mereka tidak mau tinggal di kampungnya.

Seorang warga Dusun Sudisari yang rumahnya hanyut terbawa banjir lahar dingin, Munir, mengatakan, jika sudah memasuki musim kemarau dirinya akan tetap bertahan di rumah kakaknya di dusun lain.

"Saya tidak mau tinggal di sekitar lokasi banjir lahar dingin. Banjir lahar yang saya alami cukup menjadi pengalaman pertama dan terakhir," katanya.

Seorang warga Dusun Glagah, Desa Sirahan, Kecamatan Salam, Salmidah, mengatakan, rumahnya hanya terendam pasir sekitar 1,5 meter, namun dia mengaku enggan kembali ke rumah karena trauma dengan kejadian banjir lahar yang melanda kampungnya.

Ia juga khawatir dengan pertumbuhan anak bungsunya, Santoso. Sejak banjir lahar dingin lalu, ke mana-mana anaknya selalu minta ditemani.(*)

Sabtu, 15 Januari 2011

Gempa Bumi

Simeulue Gempa, Warga Panik
Banda Aceh (ANTARA News) - Warga Kepulauan Simeulue dilaporkan panik akibat gempa kuat yang mengguncang daerah itu pada Sabtu, sekitar pukul 18.30 WIB.

Sekretaris Komisi C DPRK Simeuleu, Rahmad, mengatakan hampir seluruh warga yang berdomisili di pinggir pantai keluar dari rumah bahkan ada yang berlarian ke arah dataran yang lebih tinggi.

"Banyak warga yang berkumpul didepan rumahnya dan berlarian ke arah gunung, mereka terlihat sangat panik," kata Anggota Dewan dari Partai Pemuda Indonesia (PPI) itu.

Menurutnya, gempa juga mengakibatkan aliran listrik juga padam. Hingga saat ini belum menyala, katanya.

Informasi gempa yang dipublikasikan melalui situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan guncangan gempa yang terjadi pukul 18:36:06 WIB berada di 2.35 LU - 96.22 BT atau 21 km barat daya kota Sinabang Provinsi Aceh.

Gempa berkekuatan 5.0 pada Skala Ricter terjadi pada kedalaman 26 kilometer.(*)

Jumat, 14 Januari 2011

Gempa Bumi Di Gorontalo

Gempa 5,3 SR Guncang Gorontalo
Gorontalo (ANTARA News) - Gempa berkekuatan 5,3 Skala Richter (SR) terjadi di Gorontalo pada Jumat pukul 07.04 WITA.

Berdasarkan data Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika Gorontalo, pusat gempa terletak di lokasi 0,94 derajat Lintang Selatan dan 124,19 Bujur Timur, atau 206 kilometer arah Tenggara Gorontalo.

"Gempa ini terjadi di kedalaman sepuluh kilometer, namun tidak berpotensi tsunami," ujar Hasan dari BMKG.

Gempa tersebut dirasakan oleh sebagian warga Kota Gorontalo dalam beberapa detik.

"Saya sempat merasakannya, tapi tidak lama dan tidak terlalu kencang sehingga saya dan keluarga tidak panik," kata Ismail, salah seorang warga.

Provinsi Gorontalo merupakan salah satu daerah rawan gempa di Indonesia, karena Pulau Sulawesi terletak di antara tiga lempeng yakni Australia, Filipina dan Sunda.

Gempa terbesar di Gorontalo terjadi pada November 2008 dengan kekuatan 7,7 SR.

Gempa itu menyebabkan satu orang tewas dan ribuan rumah rusak. (D015/K004)

Gelombang Laut di Enggano

Gelombang Tujuh Meter di Perairan Enggano
Bengkulu (ANTARA News) - Prakiraan tinggi gelombang laut di perairan Enggano, Bengkulu 12 jam ke depan berkisar antara tiga hingga tujuh meter.

Gelombang tujuh meter itu juga berpeluang terjadi di perairan Lampung hingga Selat Sunda, kata analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika pada stasiun Meteorologi Fatmawati Soekarno Bengkulu Suparwi, Jumat.

Ia menjelaskan, angin di wilayah Samudra Hindia Barat Bengkulu diperkirakan berhembus dari arah Barat laut sampai Utara dengan kecepatan antara 10-23 knot dan tinggi gelombangnya berkisar antara 1,25 hingga tiga meter.

Sedangkan angin di perairan Bengkulu berpeluang berhembus dari arah Barat hingga Timur laut dengan kecepatan antara 05-22 knot, dengan tinggi gelombangnya antara 0,75 sampai tiga meter.

Kondisi cuaca di wilayah Bengkulu, katanya, berpeluang cerah hingga hujan pada sore dan malam hari, sedangkan suhu udaranya berkisar antara 23-31 derajat celcius dan kelembabannya antara 60-97 persen.

Gelombang tinggi dan angin kencang masih berpotensi terjadi di wilayah Bengkulu, terutama hembusan angin pada sore dan malam hari, katanya.

Gelombang tinggi di wilayah Bengkulu saat ini sebagian besar nelana tidak melaut, kendati pun ada yang melaut namun hanya beberapa mil dari pantai, kata Heswan seorang pengusaha kapal ikan di Bengkulu.

Nelayan yang melaut itu, katanya, sebagian besar menggunakan kapal kapasitas kecil karena gelombang di kawasan pantai relatip rendah, namun BMKG tetap memperingatkan agar nelayan tidak melaut, ujarnya. (Z005/K004)

Kamis, 13 Januari 2011

Gelombang Laut di Lampung

Gelombang di Barat Lampung Berpeluang Empat Meter
Bandarlampung (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menprediksikan tinggi gelombang di Perairain Barat Lampung, berkisar tiga hingga empat meter.

Prakiraan gelombang yang berlaku pada Kamis, antara pukul 07.00 WIB dan 19.00 WIB tersebut juga berpeluang terjadi di Selat Sunda bagian selatan, Laut Sawu, Perairan Kep. Anambas.

Kemudian, Laut Natuna, Perairan timur Kep. Riau, Perairan Kalimantan Barat, Perairan utara Bangka Belitung, Selat Karimata, Laut Banda bagian selatan, Samudera Pasifik timur Philipina.

Gelombang berketinggian 4,0-5,0 meter, berpeluang di Perairan selatan Jawa hingga NTB, Laut Timor, Perairan Kep. Natuna, Laut Jawa bagian tengah dan timur, Laut Bali.

Selanjutnya di Laut Sumbawa, Laut Flores, Perairan Kep. Sermata dan Kep. Leti, Perairan Kep. Babar dan Kep Tanimbar Laut Arafuru bagian barat.

Sedangkan gelombang di atas 5,0 meter berpeluang di Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia selatan Jawa hingga NTT.

Sementara gelombang yang lebih rendah yakni antara 2,0-3,0 meter berpeluang di Perairan barat Kep. Mentawai, Perairan Bengkulu, Laut Jawa bagian barat, dan Perairan selatan Kalimantan.

Juga di Selat Makassar bagian selatan, Perairan selatan Sulawesi Selatan, Perairan Sulawesi Tenggara, Laut Sulawesi bagian timur, Perairan Kep. Sangihe Talaud, Perairan Sulawesi Utara, Laut Maluku bagian utara, Perairan utara Halmahera, Laut Halmahera, Perairan utara Papua Barat, Laut Banda bagian utara, Perairan Kep. Aru dan Kep. Kai, Laut Arafuru bagian timur.

BMKG juga menginformasikan, pada kurun waktu tersebut adanya potensi hujan lebat disertai petir yakni di Perairan Sumba-Rote, Laut Sawu bagian selatan, Perairan Kep.Natuna, Laut Natuna, Laut Banda baigan timur, dan Perairan barat Papua Barat. (T013/M019/K004)

Kecepatan Angin di Bengkulu

BMKG: Angin Kencang Landa Bengkulu
Bengkulu (ANTARA News) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika menghimbau kepada masyarakat Bengkulu agar mewaspadai ancaman angin kencang akan melanda daerah ini beberapa hari ke depan.

Angin di wilayah Bengkulu umumnya bertiup dari arah Barat hingga Timur laut dengan kecepatan rata-rata 41 kilometer per jam, kata analisis BMKG pada stasiun Meteorologi Fatmawati Bengkulu Harist Syahid Hakim, Kamis.

Ia menjelaskan, hembusan angin kencang itu berpotensi terjadi sore hingga malam hari, terutama di wilayah pesisir Mukomuko hingga Kabupaten Kaur.

Peringatan dini dari BMKG menyebutkan, akan terjadi gelombang tinggi antara tiga hingga tujuh meter di perairan Enggano, Bengkulu hingga perairan Lampung.

Prakiraan angin di wilayah Samudra Hindia Barat Bengkulu 12 jam ke depan akan bertiup dari arah Barat hingga Utara dengan kecepatan antara 10 sampai dengan 23 knot dan tinggi gelombangnya berkisar antara dua hingga empat meter.

Sedangkan angin di perairan Bengkulu berpelung berhembus dari arah Barat hingga Timur laut dengan kecepatan antara 05-23 knot dan tinggi gelombangnya antara satu sampai empat meter.

Mengenai suhu udara di wilayah Bengkulu pada umumnya berawan, namun ada beberapa daerah berawan hingga hujan pada sore dan malam hari, suhu udaranya anatra 23-31 derajat celcius dan kelembabannya antara 65-96 persen.

Angin kencang tersebut tetap membuat warga Kota Bengkulu cemas karena dikhawatirkan terjadi pohon tumbang, terlebih daerah ini banyak terdapat pohon-pohon besar, kata P Siregar seorang warga Kota Bengkulu. (Z005/K004)
Dua Gempa Besar Terjadi di Indonesia
Pandeglang (ANTARA News) - Sebanyak dua gempa besar dengan kekuatan 5,3 pada skala Richer, terjadi di Indonesia selama Rabu sampai pukul 20:00 WIB. Data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Rabu, menyebutkan gempa pertama terjadi di Melonguane Provinsi Sulawesi Utara pada pukul 08:45:25 WIB.

Gempa tersebut terjadi pada episentrum 3,63 lintang utara dan 126,84 bujur timur.

Pusat agempa berada di 135 kilometer tenggara Melonguane dengan kedalaman 24 km.

Sedangkan gempa kedua mengguncang Ujungkulon Kabupaten Pandeglang, Banten pada pukul 19:44:46 WIB, terjadi pada titik koordinat 7,10 lintang selatan dan 105,15 bujur timur.

Pusat gempa berada di 50 km barat daya Merak Kota Cilegon Provinsi Banten atau 184 km barat daya Kalianda Provinsi Lampung, dengan kedalaman 20 kilometer.(*)

Rabu, 12 Januari 2011

Gunung Selamet

Jalur Pendakian Gunung Slamet Ditutup
Gunung Slamet dilihat dari Pos Pengamatan Gunung Api Slamet di Desa Gambuhan, Pulosari, Pemalang, Jateng. (ANTARA/Idhad Zakaria)
Tegal (ANTARA News) - Jalur pendakian Gunung Slamet di perbatasan wilayah Kabupaten Tegal dan Purwokerto, mulai Januari hingga Maret 2011 ditutup dengan pertimbangan cuaca yang tidak menentu dan menjaga kelestarian alam.

Anggota Gabungan Pecinta Alam Gunung Slamet (Galas) Kabupaten Tegal Untung Budi Pramono, di Tegal, Rabu, mengatakan, pendakian di Gunung Slamet kemungkinan dibuka lagi mulai April 2011, setelah kondisi cuaca normal.

"Saat ini jalur pendakian ke Gunung Slamet masih berkabut tebal, dan sering terjadi badai, sehingga bisa membahayakan para pendaki," katanya.

Ia mengatakan, dalam kondisi cuaca normal, jalur pendakian ke Gunung Slamet cukup diminati para pecinta alam untuk melakukan aktivitas pendakian ke gunung yang mempunyai ketinggian sekitar 700 meter di atas permukaan laut itu (dpl) itu.

Namun, kata dia, untuk mengantisipasi terjadinya bahaya dan keselamatan para pecinta alam yang ingin melakukan pendakian, Gabungan Pecinta Alam Gunung Slamet sebagai pengelola jalur pendakian Gunung Slamet melarang para pendaki melakukan aktivitas pendakian mulai Janruari hingga Maret mendatang.

Ia mengatakan para pecinta alam dipersilakan melakukan aktivitas pendakian ke Gunung Slamet mulai Mei-Juni 2011 bersamaan dengan acara kegiatan pendakian massal nasional yang telah diagendakan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Tegal bekerjasama dengan Galas.

"Acara kegiatan pendakian massal nasional ini merupakan agenda tahunan yang diselenggarakan oleh Pemkab Tegal bekerjasama dengan Gabungan Pecinta Alam Gunung Slamet (Galas)," katanya.

Menurut dia dari pengalaman kegiatan pendakian massal nasional tersebut diikuti oleh sejumlah mahasiswa pecinta alam dan komponen masyarakat pecinta alam, seperti dari Solo, Yogyakarta, Bandung, Bali, dan Jakarta.

"Kami meminta para kelompok pecinta alam yang ingin melakukan kegiatan itu agar memberikan identitas yang sebenarnya sebab belum lama ini ada kejadian sekelompok pendaki yang semula memberikan keterangan dari mahasiswa Universitas Negeri Jakarta ternyata mereka membantah bukan dari universitas tersebut," katanya.

Selasa, 11 Januari 2011

Debu Krakatau

Debu Vulkanik Krakatau Meluas ke Pandeglang
Cinangka, Serang (ANTARA News) - Abu vulkanik yang keluar dari Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda terus meningkat, bahkan selain menyebar di daerah pesisir Pantai Cinangka, Serang, juga sampai ke Kabupaten Pandeglang.

"Sudah hampir setengah bulan ini debunya sampai ke daerah Labuan, Pandeglang," kata salah seorang warga setempat, Kardi, Selasa.

Dia menjelaskan, tak jarang warga sekitar mengalami sakit mata, lantaran terkena debu Krakatau.

"Mata saya sempat merah, karena kelilipan debu. Tapi sekarang sudah sembuh, dikasih obat tetes mata," katanya menambahkan.

Terpisah, kepala Pos Pemantau Gunung Anak Krakatau (GAK) di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, mengakui debu GAK masih menghujani pos pemantau.

"Debunya sampai sekarang masih menghujani kantor kami di Cinangka," katanya menambahkan.

Hal ini masih menurut Anton, dikarenakan asap Krakatau dengan ketinggian mencapai 500 meter mengarah ke utara atau Banten.

"Asapnya berwarna kelabu, sangat terlihat jelas dari pos pemantau," ujarnya.

Hingga saat ini kata Anton, Solar Panel pada Seismometer, alat deteksi gempa, belum berfungsi akibat tertutup abu tersebut.

"Kami belum bisa memonitor aktivitas kegempaan Gunung Anak Krakatau, karena Solar Panel, salah satu komponen pada Seismometer tertutup debu," katanya.

Ia menjelaskan, kondisi kegempaan yang tidak terpantau karena abu yang menempel pada panel solar semakin tebal. Bahkan, hujan yang terjadi beberapa waktu lalu tidak membuat abu itu hilang dari alat itu.

"Ya kemungkinan debunya sangat tebal, sehingga selama beberapa minggu ini kami tidak bisa memantau kegempaan. Biasanya tidak seperti ini. Tertutup debu, tetapi itu hanya beberapa jam," ujarnya.

Sementara itu, gunung yang berada di Selat Sunda itu juga terus mengeluarkan dentuman dan getaran berkali-kali.

"Lima kali dentuman, dan delapan kali getaran yang kami rasakan dan dengar," katanya.

Banjir Rob di Demak

Banjir Rob Landa Sepuluh Desa di Demak
Demak (ANTARA News) - Pasang air laut (rob) membanjiri sepuluh desa yang tersebar di Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, Jawa Tengah, sejak Selasa dinihari.

Menurut Camat Sayung Arief Sudaryanto, banjir rob tersebut terjadi diperkirakan sejak pukul 03.30 WIB, dengan ketinggian genangan di masing-masing desa bervariasi.

Sepuluh desa yang tekena banjir rob tersebut, yakni Desa Sriwulan, Bedono, Purwosari, Sidogemah, Gemulak, Tugu, Timbulsloko, Surodadi, Sidorejo, dan Banjarsari.

Banjir rob terparah, katanya, terjadi di Desa Banjarsari, Timbulsloko, dan Sriwulan.

Akibat banjir rob tersebut, katanya, beberapa perkantoran dan fasilitas umum terendam, seperti kantor kecamatan, polsek, koramil, sejumlah sekolah, dan Puskesmas.

"Perangkat elektronik untuk melayani pembuatan KTP juga terendam. Tetapi, belum bisa dipasitkan rusak atau masih bisa dioperasikan," ujarnya.

Sebetulnya, kata dia, upaya penanggulangan sudah dilakukan, seperti penanaman mangrove dan pembuatan jalan kabupaten penghubung antardesa di sisi utara, yang sekaligus difungsikan sebagai tanggul penahan gelombang.

Selain itu, kata dia, LSM peduli lingkungan asal Jepang juga ikut memberikan bantuannya guna mengurangi banjir rob di wilayah Sayung.

Banjir rob kali ini, kata dia, merupakan yang paling parah setelah kejadian serupa juga sempat terjadi pada tahun 1997 dan 1998.

Salah seorang warga Desa Sayung yang hendak mengurus KTP, Amin Tohari mengaku, tidak bisa mengurus KTP di kantor kecamatan, karena terendam banjir rob.

"Bahkan, sejumlah perangkat elektronik untuk menunjang pembuatan KTP juga terkena rob," ujarnya.

Ketinggian banjir rob di Kantor Polsek Sayung mencapai 40 centimeter.

Selain Polsek Sayung, rumah dinas dokter Puskesmas, serta SMP 1 Sayung dan SD Purwosari juga terendam dengan ketinggian bervariasi antara 20 centimeter hingga 60 centimeter.

Akibat bencana tersebut, aktivitas kegiatan belajar mengajar di SD Purwosari dan SMP 1 Sayung terpaksa dihentikan sementara hingga ketinggian genangan mulai surut.

Sementara itu, Kapolsek Sayung AKP Suwarno mengaku, sudah ada upaya membangun tanggul mengelilingi polsek serta mengoperasikan satu pompa air untuk mengurangi genangan.

"Banjir kali ini tidak hanya disebabkan karena rob, tetapi air hujan juga turut mendukung," ujarnya.

Sebelum di belakang Kantor Polsek Sayung didirikan bangunan, katanya, rob tidak terlalu parah. "Saat ini, genangan rob semakin tinggi. Bahkan tidak hanya menggenangi halaman, namun mulai masuk ke dalam kantor," ujarnya.

Antisipasi Bencana Gempa

Banten Putar Film "Gempa 7,0 SR"
Serang (ANTARA News) - Kementerian Komunikasi dan Informatika bekerja sama dengan Pemerintah Provinsi Banten akan memutar film "Gempa 7,0 Skala Richter" pada Selasa (11/1) dalam upaya sosialisasi antisipasi gempa dan tsunami.

Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informasi Provinsi Banten Husni Hasan dalam siaran persnya di Serang, Senin, mengatakan, kegiatan pemutaran film tersebut akan dilangsungkan di alun-alun barat Kota Serang sekitar pukul 19.30 WIB.

Kegiatan tersebut akan dihadiri Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Gubernur Banten Ratu Atut Chosiyah, unsur Muspida Banten, organisasi kemanusiaan, kemasyarakatan, keagamaan, instansi terkait, pemuda dan masyarakat lainnya.

"Pemutaran film ini untuk memberikan informasi kepada masyarakat Banten tentang antisipasi dan penanganan dalam rangka meminimalisasi dampak bencana gempa bumi dan tsunami," kata Husni Hasan.

Sehingga, kata dia, dengan sosialisasi tersebut, masyarakat mengetahui informasi tentang antisipasi bencana dalam rangka meminimalisir dampak baik materi maupun korban jiwa, mengingat Provinsi Banten merupakan daerah yang rawan terjadi gempa.

Menurutnya, merujuk pada catatan Direktorat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (DVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, ada 28 wilayah di Indonesia yang dinyatakan rawan gempa dan tsunami.

Wilayah rawan bencana tersebut di antaranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Bengkulu, Lampung, Banten, Jateng dan DIY bagian selatan, Jatim bagian selatan, Bali, NTB dan NTT. Kemudian Sulut, Sulteng, Sulsel, Maluku Utara, Maluku Selatan, Biak, Yapen dan Fak-Fak di Papua serta Balikpapan, Kaltim.

Provinsi Banten adalah wilayah yang dilintasi oleh lempeng Sunda. Lempeng Sunda adalah sebuah lempeng tektonik yang berlokasi di Asia Tenggara dan umumnya dianggap sebagai bagian dari Lempeng Eurasia.

Menurutnya, lempeng Sunda mencakup Laut China selatan, Laut Andaman, bagian selatan dari Vietnam dan Thailand bersama-sama dengan Malaysia dan pulau-pulau Kalimantan, Sumatera, Jawa, serta Sulawesi di Indonesia, dan juga barat daya kepulauan Filipina dan Palawan serta Kepulauan Sulu.

Selain itu, secara geografis di Banten terdapat Gunung aktif yakni Gunung Anak Krakatau (GAK) di Selat Sunda yang saat ini dalam status waspada, sehingga sewaktu-waktu dapat erupsi/meletus. Hal ini harus diwaspadai mengingat sejarah letusan Gunung Krakatau melegenda yang letusannya sangat dahsyat dan memakan korban jiwa ribuan orang.

"Mengingat kondisi tersebut, berdasarkan pengalaman dari gempa bumi yang telah terjadi, ada beberapa tip yang bisa dipelajari jika terjadi gempa bumi secara tiba-tiba. Sehingga jatuhnya korban bisa diminimalisir," kata Husni Hasan. (M045/Z002/K004)

Senin, 10 Januari 2011

Akibat Lahar Dingin Merapi

Penutupan Jalan Magelang-Yogya Mungkin Dua Hari
Magelang (ANTARA News) - Penutupan jalan utama Magelang-Yogyakarta di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jateng, kemungkinan lebih dari dua hari kedepan untuk proses pembersihan material lahar dingin berupa batu dan pasir.

Proses pembersihan diperkirakan memakan waktu lama mengingat tebalnya material sisa letusan Merapi yang menutupi badan jalan itu, kata Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang, Utoyo, di Magelang Senin.

Material setebal sekitar dua hingga tiga meter dan memanjang 700 meter telah menutupi badan jalan.

Empat alat berat dioperasikan untuk mengeruk material vulkanik. "Jika kondisi memungkinkan mudah-mudahan dalam dua hari pengerukan sudah selesai dan akses jalan bisa normal kembali," katanya.

Selain pengerukan pasir di jalan, perlu diupayakan juga solusi pencegahan banjir agar tidak meluap lagi ke jalan raya Magelang-Yogyakarta.

"Petugas sedang berusaha mengembalikan alur Sungai Putih yang menyimpang dari jalur (semula) dan menutup jalan," katanya.

Mandor operator alat berat, Yanto, mengatakan, pembersihan material tidak akan selesai dalam sehari karena material yang menutup jalan kali ini lima kali lebih besar dibanding kejadian Senin (3/1), apalagi terdapat batu-batu berukuran besar yang susah digeser.

Kapolres Magelang AKBP Kif Aminanto mengatakan, petugas tetap berjaga agar warga tidak menerobos kawasan jalan yang sedang dibersihkan. Sebanyak 125 personel diterjunkan untuk mengamankan proses pembukaan jalan itu.

Ia mengatakan, selain berusaha menghalau warga yang hendak menonton lokasi bencana, petugas juga mengarahkan arus lalu lintas menuju jalur alternatif supaya tidak terjadi kemacetan, yaitu melalui Kecamatan Ngluwar dan Kecamatan Srumbung.

Truk-truk besar, katanya, diarahkan parkir di tepi jalan yang lapang di Muntilan. Khususnya truk yang tidak mau diarahkan melalui Purworejo.

Berdasarkan pantuan, aliran banjir lahar baru muncul kembali di sebelah Pasar Desa Jumoyo berjarak sekitar 50 meter dari aliran baru yang muncul pada banjir sebelumnya Senin (3/1).

Retijo, petugas Pos Pengamatan Gunung Merapi di Ngepos, Srumbung, mengatakan, saat ini aliran justru semakin lurus setelah sejumlah dam penahan banjir ambrol. "Banyak sabo dam ambrol di hulu sungai membuat aliran banjir makin deras," katanya.

Aliran berliku yang sebelumnya terdapat di Sungai Putih sekarang mati tertimbun pasir dan batu-batu besar. Jembatan Sungai Putih di Dusun Gempol Desa Jumoyo juga tertutup material.

Retijo mengatakan, banyaknya material merapi yang ada di bantaran Kali Putih membuat proses normalisasi sungai membutuhkan waktu yang cukup lama. Bahkan nyaris tidak mungkin dilakukan karena setiap kali normalisasi, banjir yang datang beberapa jam langsung memenuhi badan sungai.

Gelombang Laut di Perairan Riau

Gelombang Tinggi Landa Perairan Riau dan Kepri
Pekanbaru (ANTARA News) - Stasiun Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika Pekanbaru menyatakan gelombang tinggi melanda perairan Riau dan Kepulauan Riau (Kepri) yang berpotensi membahayakan pelayaran.

"Saat ini dan sepekan ke depan, dunia pelayaran diminta mewaspadai gelombang tinggi di Riau dan Kepri menyusul terjadinya cuaca buruk hingga sepekan ke depan," kata analis Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Sanya Gautami, di Pekanbaru, Ahad.

Di bagian Selatan Riau, lanjutnya, wilayah perairan Kabupaten Indragiri Hilir gelombang tinggi berkisar antara 0,75 meter hingga mencapai dua meter dengan kecepatan angin 8-15 knot perlu diwaspadai.

Ancaman di laut cukup tinggi berpotensi terjadi di perairan Natuna dan Tarempa, Kepri, dengan ketinggian gelombang dua meter hingga lima meter lebih serta kecepatan angin 15 knot atau 30 km per jam berpotensi membalikkan kapal.

"Kondisi gelombang di tambah cuaca ekstrim yang berpotensi terjadi sewaktu-waktu, bisa membalikkan kapal penumpang terutama yang terbuat dari bahan fiber," katanya.

Berdasarkan catatan BMKG Pekanbaru, kedua wilayah perairan itu memiliki karakter gelombang yang berbeda.

Seperti kondisi normal gelombang di Indragiri Hilir tidak lebih dari meter karena berada di Selat Malaka, sedangkan perairan Natuna dan Tarempa yang menghadap ke Laut China Selatan tidak lebih dari dua meter.

Menurut analis cuaca itu, ketinggian gelombang laut di Riau dan Kepri itu terjadi karena adanya gangguan cuaca di Samudra Hindia dan Laut China Selatan yang mengarah ke wilayah kedua provinsi itu.

Pemanasan lokal yang terjadi di darat, secara tidak langsung menimbulkan pola angin konvergensi sehingga dengan adanya gangguan cuaca itu menyebabkan ketinggian gelombang laut dan meningkatkan kecepatan angin.

Jika di darat, kedua fenomena alam yang berbeda itu menyebabkan angin kencang yang disertai hujan deras dan berpotensi terjadinya angin puting beliung.(*)

Minggu, 09 Januari 2011

Gunung Krakatau

Debu Krakatau Hujani Rumah Warga di Banten
Cinangka, Serang (ANTARA News) - Debu Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda masih menghujani pemukiman warga Banten, sementara pos pemantau masih kesulitan melihat aktivitas gunung tersebut.

"Asapnya masih mengarah ke timur atau Banten, dengan ketinggian mencapai 600 meter dan terlihat mengeluarkan abu vulkanik," kata Kepala Pos Pemantau GAK di Desa Pasauran Kecamatan Cinangka, Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi, Minggu.

Dia menjelaskan abu vulkanik yang dikeluarkan gunung tersebut masih berbahaya dan membawa material seperti batu dan kerikil yang bersuhu di atas rata-rata.

"Suhunya capai 600 derajat Celcius lebih, dan sangat berbahaya bila terkena tubuh makhluk termasuk manusia," katanya menambahkan.

Oleh karena itu meski aktivitas kegempaan tidak terpantau, Pusat Vulkanalogi dan Mitigasi Bencana geologi (PVMBG) Bandung, Provinsi Jawa barat belum menurunkan status GAK dari level II atau waspada ke level I atau aktif normal.

"Kegempaan GAK masih belum terpantu, karena diduga alat penangkap gempa pada Seismometer, Solar Panel tidak berfungsi akibat tertutup debu yang keluar dari perut GAK," katanya.

PVMBG, kata Anton, masih melarang warga atau turis mendekat, sampai dengan radius dua kilo meter.

"Status GAK belum kami turunkan, maka larangan warga juga belum dicabut," katanya.

Ditambahkan, akibat kegempaan yang terjadi sejunmlah warga di Provinsi Banten seperti di Kota Cilegon, Serang dan Kabupaten Pandeglang mengaku khawatir, apalagi debu vulkanik sudah mengotori pemukiman warga di daerah tersebut. (*)

Sabtu, 08 Januari 2011

TMC Polda, akan mengadakan Lomba Foto

Syarat dan Ketentuan Lomba Foto Polisi Dan Tertib Lalu Lintas
Ketentuan lomba :

- Peserta diwajibkan lebih dahulu untuk menjadi followers Akun Twitter TMC Polda Metro. (http://twitter.com/TMCPoldaMetro)

- Lomba terbuka untuk Umum dan Pelajar.

- Kategori yang dilombakan adalah Kategori umum (Ketertiban lalu lintas, Pelanggaran yang dilakukan pengemudi dan Prasarana jalan) dan aktifitas petugas Polantas di Lapangan.

- Pemotretan dapat dilakukan menggunakan kamera digital ataupun kamera handphone.

- Foto yang dikirimkan harus hasil karya sendiri, asli tanpa olah digital (tanpa menambah atau mengurangi unsur gambar dalam sebuah foto)

- Foto yang dikirimkan tidak diperkenankan mengandung unsur provokatif, pornografi dan SARA.

- Panitia berhak mendiskualifikasikan foto yang dianggap mengandung unsur-unsur tersebut.

- Panitia berhak menggunakan foto yang dikirim untuk publikasi dan dokumentasi Dit Lantas Polda Metro Jaya.

- Kirimkan foto milik anda via twitpic, mypict dan plixi ke akun Twitter @TMCPoldaMetro dengan format : @TMCPoldaMetro (informasi & lokasi kejadian) (link Picture) (ditambah hastag) #fotolalin.


Contoh pengiriman foto:

1. @TMCPoldaMetro Jl. Sudirman Lancar krn ada Polantas mengatur jalan http://plixi.com/p/12345xxx #fotolalin
2. @TMCPoldaMetro Jl. Bangka macet krn angkot ngetem http://plixi.com/p/12345xxx #fotolalin
3. @TMCPoldaMetro Traffic Light Mampang-Raguan gangguan, lalin padat merayap http://plixi.com/p/12345xxx #fotolalin

Batas Akhir Pengiriman Foto Periode I (Pertama) :
Senin, 28 Februari 2011

Hadiah berupa:

• Satu unit sepeda motor Honda Revo

• 2 buah unit Sepeda lipat beserta helm ekslusif

• Dan hadiah menarik lainnya

-----

• Pengumuman pemenang akan dilakukan pada Maret 2011
• Keputusan Dewan Juri mutlak, sah & tidak dapat diganggu gugat.

Demikian informasi yang kami berikan. Partisipasi masyarakat dalam mengikuti lomba ini merupakan perhatian bagi kami untuk meningkatkan pelayanan.



*Ditlantas Polda Metro Jaya Gelar Lomba Foto Twitter


Info Keterangan Lebih Lanjut:
Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya
Jl. Jenderal Sudirman Kav. 55
Jakarta Selatan

Telp : 021-5276001
Fax : 021-5275090
SMS : 1717
email: tmc@lantas.metro.polri.go.id

Kamis, 06 Januari 2011

Kondisi Cuaca Hari Ini

BMKG: Di Sejumlah Wilayah Berpeluang Hujan Disertai Petir
REPUBLIKA.CO.ID,BANDAR LAMPUNG--Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan hujaan lebat disertai petir berpeluang di sebagian wilayah Indonesia. Prakiraan cuaca yang berlaku, Kamis, antara pukul 07.00-19.00 WIB itu, berpeluang terjadi di Laut Andaman, Selat Malaka, Perairan Barat Lampung, Perairan Pulau Bangka, Perairan Selatan Jawa Barat, Laut Flores, serta Perairan Kepulauan Kai dan Kepulauan Aru.

Selain itu, adanya awan gelap (cumulonimbus) di lokasi tersebut dapat menimbulkan angin kencang dan menambah tinggi gelombang. Sementara itu, gelombang 2,0-3,0 meter, berpeluang di Laut Andaman, Perairan Utara Aceh, Perairan Kepulauan Mentawai hingga Bengkulu.

Kemudian, Selat Sunda bagian Selatan, Perairan Selatan Jawa Barat hingga Jawa Timur, Perairan Selatan Kepulauan Natuna, Laut Natuna, Perairan Timur Kepulauan Riau, Perairan Utara Pulau Bangka, Perairan Sulawesi Utara, Laut Maluku, Perairan Kepulauan Sangihe dan Kepulauan Talaud, Perairan Utara Halmahera, Laut Halmahera, dan Perairan Utara Papua Barat.

Gelombang 3,0-4,0 meter berpeluang di Perairan Barat Lampung,Perairan Selatana Banten, Samudra Hindia Barat Lampung hingga Jawa Barat, Perairan Utara Kepulauan Natuna dan Kepulauan Anambas. Sedangkan gelombang 4,0-5,0 meter berpeluang di Laut Cina Selatan, Samudra Pasifik Timur Filipina.

Rabu, 05 Januari 2011

Gempa di Padang

Gempa 5,8 SR Guncang Padang
Padang (ANTARA News) - Gempa berkekuatan 5,8 Skala Richter (SR) pada Rabu pukul 17:15:38 mengguncang Kota Padang, Sumatera Barat, di tengah guyuran hujan.

Situs Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, pusat gempa berada pada koordinat 2,61 Lintang Selatan (LS) dan 99,95 bujur Timur (BT) pada kedalaman 19 Kilometer.

Episentrum gempa berjarak sekitar 15 Kilometer arah Barat Laut, Pulau Pagai Utara, Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat.

BMKG mmencatat, gempa dengan durasi yang dirasakan warga selama lima detik itu tidak berpotensi tsunami.

Warga yang merasakan gempa sedikit yang nampak keluar bangunan karena pada saat yang sama Kota Padang diguyur hujan deras.

Puting Beliung di Jateng

Puting Beliung Berpeluang Landa Jateng Selatan
Cilacap (ANTARA News) - Stasiun Meteorologi Cilacap memprakirakan angin puting beliung berpeluang terjadi di wilayah Jawa Tengah bagian selatan dalam kurun waktu satu pekan kedepan.

"Peluang tersebut terjadi karena masih tingginya pemanasan lokal di sejumlah daerah sehingga pembentukan awan Cumulonimbus (Cb) yang mengakibatkan angin puting beliung sangat tinggi," kata analis cuaca Stasiun Meteorologi Cilacap, Teguh Wardoyo, di Cilacap, Rabu.

Menurut dia, hal itu disebabkan adanya daerah pusat tekanan rendah yang baru muncul di Samudera Hindia barat daya Jawa Barat.

Terkait hal itu, dia mengatakan, pihaknya terus mengamati perkembangan daerah pusat tekanan rendah tersebut terhadap kemungkinan menjadi bibit badai dalam tiga hingga tiga hari ke depan.

"Daerah pusat tekanan rendah tersebut baru muncul hari ini, sedangkan yang berada di Samudera Hindia barat daya Sumatra mulai melemah sejak kemarin (Selasa, red.) dan di utara Australia telah menghilang sejak Senin (3/1)," katanya menambahkan.

Oleh karena itu, kata dia, curah hujan di wilayah Jateng selatan diprakirakan akan berada di atas normal meskipun secara umum kondisi cuaca berawan sebagian hingga berawan banyak dan berpeluang terjadi hujan ringan hingga sedang yang kadang disertai petir pada sore hingga malam hari.

Sementara di wilayah perairan selatan Jawa, lanjutnya, keberadaan daerah pusat tekanan rendah tersebut dapat memengaruhi tinggi gelombang meskipun saat ini berada pada kisaran 0,7 hingga 3 meter setelah sempat mencapai kisaran 1 sampai 4,5 meter akibat tekanan rendah di Samudera Hindia barat daya Sumatra dan di utara Australia.

"Jika daerah tekanan rendah yang baru muncul ini semakin menguat, kemungkinan tinggi gelombang akan kembali mengalami peningkatan dan curah hujan pun akan semakin tinggi. Oleh karena itu, kami akan terus memantau perkembangan daerah pusat tekanan rendah tersebut dalam kurun tiga hingga empat hari ke depan," katanya menegaskan.

Letusan Gunung Bromo

PVMBG: Intensitas Letusan Gunung Bromo Fluktuatif
Surabaya (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan intensitas letusan Gunung Bromo Jawa Timur hingga saat ini masih fluktuatif atau naik-turun.

"Kami belum bisa memastikan apakah ada perubahan status Gunung Bromo mengingat masih fluktuatif," kata Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG, Indrasto saat dihubungi ANTARA melalui ponselnya, Selasa.

Menurut Indrasto, gempa tremor secara terus menerus masih terjadi dengan amplitudo antara 5-10 milimeter. "Hingga kini masih terjadi hujan abu, tapi kadarnya mulai berkurang jika dibandingkan dengan sepekan lalu," ujarnya.

Sedangkan abu vulkanik Gunung Bromo yang sebelumnya berwana hitam kelam yang sempat membuat sejumlah rumah warga penuh dengan abu setebal 10-15 meter kini mulai berwana putih kelabu dengan arah angin menuju ke timur laut.

Namun demikian, lanjut dia, pihaknya tetap meminta semua pihak khususnya warga di sekitar Gunung Bromo yakni Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo untuk tetap siaga.

"Daerah terlarang hingga saat ini masih berlaku untuk 2 kilo meter dari kawah Bromo (kawasan Kaldera)," ujarnya.

Sebelumnya, puluhan warga Desa Ngadirejo yang jaraknya sekitar 4-5 kilometer dari kawah Gunung Bromo pada 30 Desember 2010 sempat mengungsi karena khawatir letusan susulan akan terjadi lebih besar.

Warga tersebut sempat ditampung selama semalam di kantor Kecamatan Sukapura, hotel dan gedung sekolahan yang merupakan daerah aman dengan radius 15 Kilometer dari kawah Gunung Bromo.(*)
(T.A052/S019/R009)

Luapan Lahar Dingin Merapi

70 Rumah Terendam Lahar Merapi
Magelang (ANTARA News) - Sebanyak 70 rumah di Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, terendam material lahar dingin Gunung Merapi menyusul terjadi banjir lahar dingin di Sungai Putih pada Senin (3/1) malam.

Kepala Kesbangpolinmas dan Penanggulang Bencana Kabupaten Magelang, Eko Triyono, di Magelang, Selasa, mengatakan akibat luapan banjir lahar dingin mengakibatkan sebanyak 70 rumah di Dusun Gempol tertimbun material setinggi satu hingga dua meter.

Selain 70 rumah tersebut, terdapat sejumlah rumah di pinggir aliran Sungai Putih mengalami hal yang sama, yakni di Dusun Sirahan delapan rumah dan Dusun Salakan delapan rumah.

Hingga Selasa siang sejumlah warga Dusun Gempol berupaya memindahkan barang-barang rumah tangga yang masih bisa diselamatkan ke tempat yang lebih aman.

Eko mengatakan, kondisi rumah yang tertimbun tersebut sekarang tidak bisa digunakan.

"Secara lisan kami telah melaporkan kondisi tersebut ke Provinsi Jateng dan mengusulkan agar hunian sementara untuk korban erupsi Merapi di Kecamatan Dukun yang kurang diminati masyarakat bisa dialihkan untuk korban lahar dingin yang memang membutuhkan," katanya.

Sebanyak 111 hunian sementara yang rencananya dibangun di Kecamatan Dukun, hingga saat ini baru dibangun delapan buah karena warga korban erupsi Gunung Merapi kurang berminat untuk menempatinya.

Ia mengatakan, kalau usulan pengalihan pembangunan hunian sementara tersebut disetujui, Pemerintah Desa Jumoyo siap menyediakan tanah bengkok yang aman dari bahaya lahar dingin untuk pembangunan hunian sementara tersebut.

Ketua Komisi VIII DPR, Abdul Kadir Karding saat meninjau lokasi bencana lahar dingin di Jumoyo, mengatakan bisa saja pembangunan hunian sementara untuk korban erupsi Merapi dialihkan untuk korban lahar dingin.

"Kalau memang hunian sementara korban erupsi Merapi tidak terpakai, saya kira tidak ada masalah digunakan untuk korban lahar dingin ini. Hal itu bisa dimungkinkan. Saya akan koordinasi dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana dan Kementerian Pekerjaan Umum," katanya.

Ia mengatakan, dari pada hunian sementara di Dukun tidak terpakai lebih baik digunakan untuk korban lahar dingin, selama memungkinkan dari sisi teknis anggaran.

"Apa pun namanya, korban bencana lahar dingin Merapi ini harus ditangani secara cepat oleh siapa pun, baik oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana maupun Kementerian Pekerjaan Umum," katanya.

Selasa, 04 Januari 2011

Pendaki Gunung Selamet

Dua Pendaki Gunung Slamet Selamat
Tegal (ANTARA News) - Dua pendaki Gunung Slamet yang sempat dinyatakan hilang tersesat saat mendaki gunung yang berada di perbatasan Tegal dengan Purwokerto, Jateng, itu ditemukan dalam kondisi selamat.

Gilang (20) dan Adam (20) dari Universitas Negeri Jakarta (UNJ) dinyatakan hilang sejak Jumat (31/12) lalu. Keduanya mendaki Gunung Slamet bersama tujuh rekan lainnya, namun terpisah saat cuaca berkabut.

"Pencarian terhadap dua pendaki ini dilakukan selama delapan jam. Saat ditemukan, kedua pendaki itu sudah dalam kondisi pucat dan mengalami kelelahan," kata Untung, anggota Gabungan Pecinta Alas (hutan) Slamet (Galas) di Tegal, Selasa.

Untung menjelaskan, dua pendaki itu terpisah dari rekan-rekannya ketika turun dari Gunung Slamet karena kondisi cuaca buruk dan berkabut.

"Namun dari sembilan pendaki itu, dua diantaranya tersesat dan baru ditemukan setelah empat hari kemudian," katanya.

Semula para pendaki sudah diingatkan oleh Gabungan Pecinta Alas Slamet Tegal agar mengurungkankan pendakiannya karena cuaca buruk.

"Namun, mereka memaksakan diri mendaki ke gunung yang mempunyai ketinggian 700 meter di atas permukaan laut itu," katanya.

Gilang, pendaki yang tersesat mengaku dirinya sempat salah jalur saat akan turun dari Gunung Slamet.

Saat itu, katanya, kondisi cuaca di sekitar wilayah Gunung Slamet terjadi hujan deras dan diselimuti kabut disertai badai.

"Akibat kondisi itu, kami akhirnya menunda turun dari Gunung Slamet karena dikhawatirkan dalam perjalanannya terjadi longsor dan angin kencang. Saya dan Adam turun terakhir tetapi karena jarak pandang yang tidak jelas akhirnya tersesat," katanya.

Tinggi Gelombang Laut Di Jayapura

Tinggi Gelombang Laut di Papua Bisa 3 Meter
Jayapura (ANTARA News) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika memprakirakan, tinggi gelombang di samudera Pasifik, perairan utara Sorong hingga utara pulau biak, Papua, mencapai 2.00 hingga 3.00 meter pada Selasa hingga Rabu (5/1).

Sementara cuaca di wilayah Provinsi Papua diprakirakan cerah berawan pada pagi hari hingga siang serta hujan lokal berpotensi terjadi pada malam hari," kata Kepala Bidang Data Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah V Jayapura Sudaryono.

Sudaryono mengatakan, untuk sebagian wilayah Provinsi Papua Barat, cuaca diprakirakan akan turun hujan pada malam hari.

Menurut dia, hujan dengan intensitas ringan hingga sedang juga berpeluang terjadi di sebagian Perairan Papua pada malam hari.

Menyinggung perubahan cuaca yang tidak menentu, dia memperkirakan akibat pengaruh tekanan rendah di perairan utara Australia dan Samudera Pasifik.

"Kondisi itu memengaruhi pembentukan daerah pertemuan angin yang memanjang di Laut Jawa serta dari Laut Banda hingga Laut Arafuru," ujarnya.

Kondisi itu, lanjut dia, juga berpengaruh terhadap proses pertumbuhan awan hujan yang semakin meningkat di wilayah timur dan barat laut serta perairan utara Papua.

Selain itu, ujar Sudaryono, kelembaban udara yang cukup besar dan suhu muka laut yang masih hangat juga memberikan dukungan terhadap pertumbuhan awan hujan.

Sudaryono mengatakan, topografi Papua yang berbatasan langsung dengan Samudera Pasifik serta arah angin dari laut Filipina menjadi salah satu penyebab perubahan cuaca, seperti pembentukan awan dan hujan yang begitu cepat di Papua sehingga pihaknya sulit memprediksi.

"Kami selalu memberitahukan tentang perkembangan cuaca untuk peringatan kepada warga seperti melalui media, radio pantai, TNI Angkatan Laut, dan administrator pelabuhan," katanya.

Untuk itu, Sudaryono mengimbau para nelayan dan masyarakat yang ingin menggunakan tranportasi laut dan udara untuk lebih sering memperhatikan informasi cuaca sebelum melakukan perjalanan.(*)

Senin, 03 Januari 2011

Lahar Dingin Merapi

Lahar Dingin Tutup Jalur Magelang-Yogyakarta
ilustrasi (ANTARA/Anis Efizudin)
Magelang (ANTARA News) - Banjir lahar dingin Gunung Merapi di Sungai Putih di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Senin malam meluap mengakibatkan jalur utama Magelang-Yogyakarta ditutup total untuk semua jenis kendaraan.

Berdasarkan pantauan di lokasi kejadian, kendaraan dari arah Magelang dialihkan melalui Ngluwar, terutama untuk kendaraan roda dua dan kendaraan kecil, sedangkan truk besar terlihat antre di jalur itu, dan beberapa di antaranya memilih balik arah.

Lahar dingin terlihat meluap di Pasar Desa Jumoyo dengan ketinggian lumpur lebih dari 50 sentimeter. Badan jalan yang terendam lahar dingin sepanjang kurang lebih 300 meter, yakni dari Pasar Jumoyo hingga Sungai Cumprit di sebelah barat Sungai Putih.

Aliran lahar dingin selain membawa material berupa pasir dan batu juga menghanyutkan beberapa batang pohon, bahkan beberapa pohon kelapa terlihat terbawa arus air melintas di badan jalan raya.

Anggota SAR Magelang, Burhan mengatakan, akibat hujan di puncak Merapi mengakibatkan banjir lahar dingin di sejumlah sungai yang berhulu di Merapi, antara lain Sungai Lamat, Sungai Pabelan, Sungai Blongkeng, dan Sungai Putih.

Ia mengatakan banjir lahar dingin di Sungai Putih terjadi mulai pukul 18.00 WIB, dan Jembatan Gempol, Desa Jumoyo ditutup untuk arus kendaraan mulai sekitar pukul 18.30 WIB karena aliran lahar dingin mulai meluap.

Sekitar pukul 20.25 WIB masyarakat yang berkerumun menyaksikan banjir lahar di sebelah barat Jembatan Gempol dibubarkan dan kendaraan yang ada diminta balik arah oleh polisi karena banjir yang meluap ke jalan raya bertambah besar.

Kasat Lantas Polres Magelang AKP R Widiyanto mengatakan terpaksa jalur tersebut ditutup untuk arus kendaraan karena cukup membahayakan.

Ia mengatakan kalau banjir sudah berhenti maka akan dikerahkan alat berat untuk menyingkirkan material yang menutup jalan agar jalur utama Magelang-Yogyakarta segera normal kembali.(*)

Gempa di Bengkulu

Bengkulu Diguncang Gempa 5,9 SR
Bengkulu (ANTARA News) - Provinsi Bengkulu sekitar pukul 22.19 WIB diguncang gempa berkekuatan 5,9 skala Richter, namun tidak berpotensi tsunami.

Situs Badan Meterologi klimatologi dan Geofisika menyebutkan, gempa itu berlokasi 4.68 Lintang Selatan (LS) dan 101.16 Bujur Timur (BT).

Pusatnya berada sekitar 157 km barat daya Bengkulu dan dalamnya 13 km.

Gempa tersebut sempat mengejutkan warga yang sedang lelap tidur, namun kemudian terhenti dan warga tetap waspada, ujar seorang warga Kota Bengkulu Syamsudin.

Provinsi Bengkulu sebelumnya dua kali diguncang gempa besar yaitu tahun 2000 berkekuatan 7,3 SR dan tahun 2007 getarannya mencapai 7,9 SR.

Merusakan ribuan buah rumah dan menelan korban jiwa ratusan orang dengan kerugian mencapai ratusan miliar rupiah. (*)

Minggu, 02 Januari 2011

Abu Vulkanik Bromo

Malang Belum "Tersentuh" Abu Vulkanik Bromo
Malang (ANTARA News) - Setelah beberapa pekan lalu diguyur hujan abu, kini wilayah Malang belum "tersentuh" kembali oleh abu vulkanik yang disemburkan Gunung Bromo (2.329 mdpl).

Kepala Desa Ngadas, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang Kartono, Minggu mengakui, sampai sekarang kondisi Desa Ngadas dan Jarak Ijo masih aman dari semburan abu vulkanik Gunung Bromo.

"Sekarang masih aman, karena anginnya tidak mengarah ke wilayah Malang. Kalau anginnya mengarah ke barat (Malang), maka wilayah Malang yang terkena semburan abu vulkanik Bromo, sekarang kelihatannya masih ke arah Probolinggo dan Lumajang," ucapnya.

Menurut dia, masyarakat di desanya saat ini juga masih tetap melakukan aktivitas seperti biasa, tidak ada yang dievakuasi.

Sabtu, 01 Januari 2011

Gunung Bromo

Intensitas Letusan Gunung Bromo Turun
Surabaya (ANTARA News) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menyatakan intensitas letusan Gunung Bromo, Sabtu, berangsur menurun pascaletusan strombolian atau lava pijar disertai suara gemuru dari kawah yang terjadi pada 30 Desember 2010.

"Kami berharap setelah letusan strombolian, intensitas letusan menurun," kata Kepala Bidang Pengamatan dan Penyelidikan Gunung Api PVMBG Indrasto saat dihubungi ANTARA melalui ponselnya.

Menurut dia, letusan jenis strombolian menarik perhatian, dan tidak terlalu berbahaya. Letusan ini mengeluarkan sejumlah kecil lava yang menjulang setinggi 15 hingga 90 meter ke udara, dengan letupan-letupan pendek.

Lava cukup kental, sehingga tekanan gas harus terlebih dulu meningkat sebelum mampu mendesak material-material terbang ke udara. Ledakan-ledakan yang teratur pada letusan ini dapat menimbulkan bunyi dentuman seperti suara bom, namun letusannya relatif kecil.

Letusan strombolian, secara umum tidak menghasilkan aliran lava, namun sebagian lava mungkin akan menyertai proses letusan. Letusan ini juga mengeluarkan sejumlah kecil abu tepra.

"Seperti kembang api yang keluar dari kawah gunung menuju ke atas," katanya.

Selain itu, lanjut dia, gempa tremor secara terus menerus masih terjadi dengan amplitudo antara 5-20 milimeter. "Ketinggian abu vulkanik menurun hingga 400 meter (sebelumnya ketinggiannya sampai 1.500 hingga 2.000 meter) dengan arah menuju timur laut," katanya.

Namun demikian, Indrasto mengatakan bahwa hujan abu masih terjadi di sekitar gunung Bromo tepatnya di Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo yang berjarak sekitar 4-5 kilometer dari Gunung Bromo.

"Hujan abu masih terjadi, tapi sekarang mulai tipis tidak seperti hari-hari sebelumnya," ujarnya.

Hingga saat ini status Gunung Bromo diketahui masih siaga, namun pihak PVMBG masih belum bisa memastikan apakah gunung tersebut masih bisa aktiv lagi atau tidak. "Mudah-mudahan intensitas letusan di Gunung Bromo secepatnya menurun sehingga warga sekitar bisa beraktivitas seperti biasanya," ujarnya.

Sebelumnya, puluhan warga Desa Ngadirejo yang jaraknya sekitar 4-5 kilometer dari kawah Gunung Bromo pada 30 Desember sempat mengungsi karena khawatir letusan susulan akan terjadi lebih besar.

Warga tersebut sempat ditampung selama semalam di kantor Kecamatan Sukapura, hotel dan gedung sekolahan yang merupakan daerah aman dengan radius 15 Kilometer dari kawah Gunung Bromo.
(A052/M008/A038)

Selamat Natal dan Tahun Baru 2011