Positive Thinking

Positive Thinking Akan Sangat Membantu Pola Pikir Kita Dalam Berkomunikasi Antara Kita Serta berkreasi Maupun Dalam Menunjang Aktivitas Kita

Selasa, 30 November 2010

Masih Sekitar Bromo

Intensitas Letusan Gunung Bromo Menurun
Selasa, 30 November 2010 10:12 WIB
Probolinggo - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) menyatakan Intensitas letusan Gunung Bromo pada Selasa ini mulai menunjukkan tanda-tanda menurun.

Kepala Bidang Mitigasi Bencana Geologi Dari PVMBG Gede Suantika, mengatakan, secara umum intensitas letusan Gunung Bromo yang mulai terjadi sejak 27 November mulai menurun sampai pada 29 November sekitar pukul 20.00 WIB.

"Sisanya tinggal kepulan asap yang ringan yang didominasi oleh uap air dan debu," katanya.

Menurut dia, abu vulkanik yang kemudian disusul hujan abu terjadi pada Senin (29/11) malam dibawa oleh arah angin ke timur laut atau tepatnya dari punjak Cemaralawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo. Sedangkan hujan abu mulai Selasa (30/11) pagi berganti arah ke utara atau menuju bukit penanjakan satu atau ke Kabupaten Pasuruan.

"Mulai pagi hingga siang ini, arah abu vulkanik menuju Probolinggo ke Pasuruan," katanya.

Dikatakan menurun, Gede menjelaskan bahwa gempa tremor yang berlangsung Senin (29/11) ampilutodonya sampai 15 mm, namun sejak Selasa (30/11) dini hari menurun hingga 4-5 mm.

Begitu juga dengan gempa vulkanik pada 29 November jumlahnya 28 kali, namun pada 30 November terekamnnya hanya sebanyak 6 kali. "Namun untuk amplitudo maksimum gempa vulkahnik 36 mm, tetap besar seperti kemarin," katanya.

Secara keseluruhan, lanjut Gede, intensitas letusan Gunung Bromo sudah menurun. "Dihitung dari amplitudo gempa tremor dari 12 menjadi 5. Sedangkan ketinggian kepulan asapnya dari 800 meter menjadi 300 meter," ujarnya.

Namun demikian, kata Gede, dimungkinkan tetap naik lagi sehingga statusnya tetap awas dan terus menjaga kesiapsiagaan.

Berdasarkan data dari Media Centre Badan Nasional Penanggalangan Bencana (BNPBP) Gunung Bromo, terhitung pada Senin (29/11) sejak pukul 00.00 - 06.00 WIB, terjadi 6 kali gempa vulkanik ringan dengan amplitudo mencapai 12 hingga 36 milimeter.

Adapun lama gempa rata-rata antara 10 hingga 28 detik. Gempa tremor juga masih terus terjadi dengan jumlah amplitudo 2 hingga 5 milimeter.

Sedangkan ketinggian asap dan abu yang dikeluarkan dari kawah Gunung Bromo mulai 200 hingga 300 meter. Cuaca agak mendung dengan arah angin mengarah utara (Kabupaten Pasuruan).
(ANT/A024)

Abu Vulkanik Gunung Bromo Mengarah ke Probolinggo

Probolinggo (ANTARA News) - Abu vulkanik Gunung Bromo mulai Selasa pagi ini terlihat mengarah ke utara atau Kabupaten Probolinggo.

Pantauan ANTARA di puncak Cemorolawang, Ngadisari, Sukapura, Probolinggo menyebutkan kepulan asap vulkanik berwarna hitam tebal yang mengarah ke Probolinggo tersebut terlihat jelas sekitar pukul 04.00 WIB.

Asap vulkanik tersebut mengakibatkan hujan abu tipis di sekitar Desa Ngadisari yang terletak 3 kilo meter dari arah Gunung Bromo.

Hujan abu tersebut membuat sejumlah mobil yang diparkir di sejumlah hotel, salah satunya hotel Lava View terlihat kotor terkena debu. Begitu juga sejumlah pepohonan yang daunnya mulai terlihat kotor akibat debu.

"Jaket saya saja juga cepet kotor," kata salah seorang pengunjung Wawan.

Namun demikian, lanjut dia, hal itu tidak menjadikan para pengunjung berhenti melihat keindahan asap Gunung Bromo. Bahkan terlihat sejumlah pengunjung masih menyempatkan diri untuk berfoto-foto.

Sementara itu, petugas di Pos Pantau Gunung Bromo, Mulyono membenarkan abu vulkanik mengarah ke arah utara.

"Ini sudah menurun tapi arahnya berubah," katanya singkat.

Untuk itu, lanjut dia, pihaknya meminta untuk warga yang berada di Cemorolawang, Ngadisari untuk tetap berhati-hati. Bila perlu ia menyarankan agar warga mulai memakai masker karena hujan abu mulai terjadi di daerah tersebut. (A052/K004)

Senin, 29 November 2010

Krakatau

Warga Pesisir Anyer Terbiasa Dengan Letusan Krakatau
Senin, 29 November 2010 06:56 WIB
Warga Pesisir Anyer Terbiasa Dengan Letusan Krakatau
Anyer (ANTARA News) - Sejumlah warga yang tinggal di pesisir Pantai Anyer, Kabupaten Serang mengaku sudah terbiasa dengan suara letusan, dentuman dan getaran yang keluar dari perut Gunung Anak Krakatau sejak satu bulan terakhir.

"Warga Kecamatan Anyer sudah terbiasa mendengar suara letusan dan dentuman Gunung Anak Krakatau," kata salah seoarang warga Bandulu, Anyer, Sarkam, Senin.

Meski suara letusan GAK terdengar sangat jelas malam hari, namun warga Pesisir yang berada di Desa Bandulu sudah tidak khawatir dan was-was lagi. "Mungkin yang masih takut ada saja, tetapi para tetangga saya sekarang sudah terbiasa dengan suara letusan yang sering tergengar menggema," ujarnya.

Senada dijelaskan oleh Munawaroh. Warga yang tinggal di Paku, Anyer, mengaku sudah menikmati dengan aktivitas GAK yang kadang mengeluarkan suara letusan.

"Paling anak saya yang masih berusia tiga tahun, kalau mendengar suara letusan, langsung terbangun dari tidurnya, sedangkan dua orang anak saya yang sudah sekolah biasa-biasa saja," katanya menjelaskan.

Ungkapan yang sama juga disampaikan oleh Erna Wati. Menurut dia, aktivitas kegempaan GAK merupakan fenomena alam yang normal. "Namanya juga gunung yang masih aktif, apalagi gunung itu Gunung Anak Krakatau, yang masih dalam masa pertumbuhan. Jadi kalau gunung itu batuk-batuk adalah hal yang wajar," katanya.

Kepala Pos Pemnatau GAK di Desa Pasauran, Kecamatan Cinangka, Kabupaten Serang, Provinsi Banten, Anton S Pambudi menjelaskan, sudah hampir satu bulan GAK mengeluarkan letusan dan dentuman.

"GAK masih berstatus `waspada` atau level II, jadi masih terus akan mengeluarkan letusan, dentuman dan getaran," kata Anton.

Selama dua hari berturut-turut kata dia, sejak Sabtu dan Minggu (26-27/11), dentuman dan getaran masih terus terjadi.

"Dentuman dan getaran selama dua hari berturut-turut masing-masing sebanyak empat dan tiga kali," katanya menambahkan. (ANT-152/K004)

Minggu, 28 November 2010

Liar's Dan Aristya Colection di Pesona Kayangan II Depok


Dewi awalnya menekuni bidang parfum yang memiliki branded, sedang Astrid seoarng mahasiswi di salah satu Fakultas Hukum dibilangan Depok. Mereka sama-sama memiliki ide bagaimana meningkatkan penghasilan.
Dua ide dari 2 orang anak manusia itu disinkronkan oleh mereka berdua sehingga menjadi satu sinergi yang bermanfaat bagi mereka berdua.Ringan saja sebenarnya dengan saling memahami kelebihan dan kekurangan masing-masing, akhirnya mereka akan mendapatkan satu keluaran yang bermanfaat bagi mereka berdua.
Setelah mereka melakukan survey lapangan, mereka mendapat ide untuk menjual koleksi fashion mereka dengan tanpa menngganggu kegiatan utama mereka. Tempat mereka mengimplementasikan ide mereka di dalam bazaar mingguan yang memang dilakukan setiap hari minggu pagi hingga siang hari di depan Perumahan Pesona Kayangan II Depok.
Dua anak manusia itu menekuni kegiatannya, dan nampaknya sedikit demi sedikit mengalami kemajuan, enam bulan yang lalu mereka hanya menempati ruang 3 X 3 saat ini tempat mereka telah 4 X lebih luas dari enam bulan yang lalu. saat ditemui oleh Cinthya Eyes, Astrid menyatakan bahwa mereka mencoba melakukan kegiatannya secara mandiri, yang utama menurutnya jangan membuat repot repot orang tua ( misalnya minta rekomendasi orang tua)dan hilangkan rasa gengsi, yang penting semua yang dilakukan tetap menjunjung tinggi kebenaran.
wooow, Cinthya Etes juga mencoba menanyakan omzet mereka setiap minggu, menurut dewi omzet mereka cukup lumayan, yaa cukuplah untuk meningkatkan taraf hidup mereka secara mandiri....wooooooow.
Semoga sukses sobat.

Sabtu, 27 November 2010

Info Bromo dari Kantor Berita Antara

Polisi Optimalkan Sosialisasi Warga Sekitar Bromo
mengoptimalkan sosialisasi kepada warga yang tinggal di sekitar Gunung Bromo terkait status awas gunung setempat.

"Masih ada penduduk di sini yang tinggal di radius 100 meter dari kawah gunung. Ini yang menjadi prioritas kami untuk terus melakukan sosialisasi," kata Kapolres Probolinggo, AKBP Zulfikar Tarius pada saat rapat koordinasi penanggulangan bencana di Cemorolawang, Desa Ngadisari, Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo, Sabtu.

Menurut Zulfikar, penduduk sekitar Gunung Bromo hingga saat ini masih menganggap bahwa keluarnya asap hitam tebal dari kawah gunung merupakan hal biasa karena sering terjadi setiap tahunnya.

Padahal Badan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sudah meningkatkan status Gunung Bromo dari siaga ke awas.

Ia menilai warga kurang mempedululikan dampak yang akan terjadi jika gunung tersebut benar-benar meletus seperti halnya yang terjadi pada Gunung Merapi.

Untuk itu, lanjut dia, petugas kepolisian bekerja sama dengan aparat TNI terus melakukan sosialisasi kepada warga setempat.

"Biasanya sosialisasi kami lakukan pada malam hari. Kalau pagi sampai sore, mereka bekerja," ujarnya.

Diketahui dari pantauan PVMBG Gunung Bromo kembali mengalami dua letusan minor pada Sabtu (27/11) pukul 05.09 WIB hingga 11.45 WIB.

Sebelum meletus terjadi gempa vulkanik dangkal sebanyak 20 kali dengan amplitudo 25 milimeter. Sedangkan ketinggian abu diperkirakan 1.000 meter.
(ANT/A024)

Dari Bromo

Bantuan di Bromo Disalurkan, Jika Penduduk Mengungsi
Jumat, 26 November 2010 23:15 WIB
Bantuan di Bromo Disalurkan, Jika Penduduk Mengungsi
Surabaya (ANTARA News) - Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak akan menyalurkan bantuan logistik kepada warga di sekitar Gunung Bromo selama mereka tidak bersedia mengungsi.

"Selama mereka tidak mau mengungsi, kami tidak akan memberikan bantuan logistik," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Pemprov Jatim, Gunarto, di Surabaya, Jumat malam.

Pihaknya telah menyiapkan 20 lokasi pengungsian di sejumlah gedung sekolah, balai desa, dan fasilitas umum lainnya di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo.

Bahkan petugas pun telah disiagakan untuk membantu warga sekitar Gunung Bromo, baik yang ada di Kecamatan Sukapura, Kabupaten Probolinggo maupun Kecamatan Tosari, Kabupaten Pasuruan, untuk mengungsi.

"Namun tetap saja mereka, khususnya yang tinggal di Kabupaten Probolinggo tidak mau mengungsi," kata Gunarto yang terus memantau aktivitas Gunung Bromo melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim.

Sejak Gunung Bromo ditetapkan status Awas (level IV) tiga hari lalu, Pemprov Jatim sudah meminta warga yang tinggal di sekitar radius tiga kilometer dari kawah untuk mengungsi.

Pemprov Jatim juga meminta warga setempat membawa serta binatang ternaknya. "Kalau memang ada yang mati, pemerintah yang akan menanggungnya," kata Gunarto.

Bahkan, Pemprov Jatim juga siap mencairkan dana bencana senilai Rp25 miliar yang dialokasikan dalam Perubahan APBD tahun 2010, untuk menangani dampak letusan gunung api yang berada di wilayah perbatasan Kabupaten Probolinggo, Kabupaten Pasuruan, dan Kabupaten Malang itu.

"Prosedur mitigasi sebagaimana rekomendasi PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) juga telah kami siapkan," katanya.

Setelah sempat tenang selama dua hari, Gunung Bromo kembali mengalami peningkatan aktivitas, Jumat petang sekitar pukul 17.22 WIB.

Kepala Sub-Bidang Pengamatan Kegunungapian PVMBG, Agus Budianto, mengatakan peningkatan aktivitas itu ditandai dengan naiknya magma ke permukaan kawah hingga mencapai ketinggian 600-700 meter.

Menurut dia, sifat letusan yang terjadi saat itu hanya efusif (tertahan), tidak eksplosif seperti yang sempat terjadi tiga hari sebelumnya.

Meskipun demikian pihaknya akan memantau peningkatan aktivitas itu melalui data kegempaan, baik tremor, vulkanik, maupun tektonik.

Jumat, 26 November 2010

Berita Duka

Artis Senior Ida Kusuma Meninggal Dunia

VIVAnews – Artis senior, Ida Kusuma, meninggal dunia di Rumah Sakit Puri Cinere, Jakarta Selatan, Kamis, 25 November 2010, sekitar pukul 20.00 WIB. Artis yang namanya bersinar di era 1980-an ini meninggal di sela syuting film Cinta Fitri.

Jenazah pemilik nama lengkap Siti Endeh Ida Hendarsih Atmadi Kusumah ini, sekarang masih di Rumah Sakit Cinere.

Menurut Tiara, keponakan dari artis senior Connie Suteja, Ida Kusuma meninggal karena serangan jantung. “Lalu, dari tempat syuting, kru film membawanya ke rumah sakit, tapi tidak tertolong,” kata dia saat dihubungi VIVAnews.com.

Kabar meninggalnya Ida Kusuma langsung tersebar luas ke seantero negeri lewat jejaring sosial, twitter. Mereka sangat kehilangan Ida. Di antaranya desainer Iwet Ramadhan menulis. "Beliau meninggal di lokasi syuting, prinsip matching till the day I die dipegangnya dengan teguh...RIP ibu Ida."

Ida Kusuma merupakan bintang film yang melegenda di zamannya. Film pertama yang dibintanginya berjudul Puteri Revolusi pada 1955. Sejumlah film legendaris juga pernah dibintangi oleh Ida. (art)

Minggu, 21 November 2010

Beberapa Desa Wisata Masih Bisa Dikunjungi

35 Desa Wisata Selamat dari Erupsi Merapi
Jakarta (ANTARA News) - Sebanyak 35 desa wisata di Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, selamat dari letusan Gunung Merapi meski beberapa di antaranya rusak ringan hingga sedang.

"Dari 38 desa wisata di wilayah Sleman sebanyak 3 desa wisata hancur terkena awan panas Gunung Merapi, 14 desa wisata rusak ringan hingga sedang, serta sisanya selamat dan utuh," kata Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sleman, Untoro Budiharjo, ketika dihubungi dari Jakarta, Minggu.

Ia mengatakan, tiga desa wisata yang hancur dan musnah adalah desa wisata Gondang, Kinahrejo, dan Petung. Sedangkan 14 desa wisata yang rusak ringan hingga sedang setelah masa tanggap darurat akan segera dibenahi agar dapat kembali menerima kunjungan wisatawan.

"Sebanyak 21 desa wisata lainnya berada dalam radius yang jauh dari zona bahaya Merapi atau di luar 20 km dari puncak Merapi," katanya.

Sejumlah desa wisata yang utuh dan jauh dari jangkauan letusan Merapi itu di antaranya Desa Malangan, Sendari, dan Mlangi, dinyatakan masih sangat memungkinkan untuk dikunjungi wisatawan.

Untoro menambahkan, desa-desa wisata yang jauh dari zona bahaya Merapi itu masih tetap beroperasi dan menerima kunjungan wisatawan seperti sediakala meskipun terjadi penurunan kedatangan pelancong.

"Untuk tiga desa yang musnah, kami masih menunggu untuk menyusun rencana apa yang dapat kami lakukan terhadap tiga desa itu setelah masa tanggap darurat selesai," katanya.

Selain desa wisata, beberapa objek wisata di lereng Merapi untuk sementara waktu ditutup dan belum dapat dipastikan kapan dibuka kembali karena menunggu penurunan status gunung tersebut dari status awas saat ini.

"Pembukaan objek wisata di lereng Merapi tergantung pada status gunung itu, sepanjang masih awas tidak mungkin kami buka," katanya.

Untoro tidak dapat memprediksikan sampai kapan objek wisata di lereng Merapi akan dibuka kembali.

"Di Sleman ada beberapa tempat yang sama sekali tidak mungkin dijelajahi misalnya Kaliadem. Tapi di tempat-tempat tertentu Sleman aman untuk dikunjungi," katanya.

Beberapa kegiatan tahunan yang digelar di lereng Merapi seperti malam tahun baru dan merti desa di Kaliurang juga kemungkinan besar ditiadakan tahun ini karena kondisinya masih belum memungkinkan.

Saat ini pihaknya terus bekerja sama dengan para pelaku pariwisata di Sleman dan sekitarnya untuk memulihkan sektor pariwisata di wilayah itu.

Pihaknya juga akan melakukan fam trip untuk anak-anak para pengungsi Merapi dan melakukan travel dialog pada akhir tahun.

Untoro mengatakan, ke depan pariwisata Sleman akan difokuskan pada wisata budaya yang saat ini mulai dirintis dengan pembentukan pusat pengembangan budaya di setiap kecamatan.

"Ini akan dikemas di desa-desa wisata dengan melibatkan masyarakat sehingga bisa menyajikan wisata yang lebih murah sekaligus melestarikan seni dan budaya lokal," katanya.
(T.H016/N002/P003)

Sabtu, 20 November 2010

Sedikit Informasi

Bandara Adisutjipto Beroperasi Lagi

Liputan6.com, Yogyakarta: Bandara Adisutjipto sejak siang pukul 12.00 WIB resmi dibuka. Hal itu dinyatakan oleh kepala bandara Adisutjipto Agus Adriyanto usai jumpa pers di Dinas Pariwisata, di Jalan Malioboro, Yogyakarta, Sabtu (20/11).

"Saya sudah mendapat informasi kalau sejak pukul 12 siang. Bandara Adisutjipto sudah beroperasi kembali," kata Agus.

Pembukaan Bandara Adisutjipto tersebut berlaku untuk rute penerbangan yang melalui jalur utara yaitu Jakarta, Indramayu, Semarang, Blora, Solo, dan Yogyakarta.

"Semua rute penerbangan dari Jakarta ke Yogyakarta dan sebaliknya harus melalui rute tersebut. Sementara itu untuk rute selatan yang lebih dekat ke Gunung Merapi belum dibuka," ujar Agus.

Namun, kata dia penerbangan dari dan ke Yogyakarta baru akan efektif besok. Kemungkinan hari ini belum ada penerbangan karena belum ada penumpang, katanya.

Mengenai jadwal penerbangan dari dan ke Yogyakarta untuk esok hari, ia mengatakan, hal tersebut tergantung pada masing-masing maskapai penerbangan. "Namun yang jelas, Direktorat Jenderal Perhubungan Udara telah mengeluarkan Notice to Airmen (Notam) yang menyatakan Bandara Adisutjipto sudah dapat dibuka," katanya.

Ia berharap dibukanya kembali Bandara Adisutjipto dapat mengangkat perekonomian dan industri pariwisata di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta yang sempat lesu.

Seperti diketahui sejak 26 Oktober silam, aktivitas Gunung Merapi mulai nampak. Dampak tersebut berpengaruh kepada Bandara Adisutjipto. Pada 8 November silam, bandara ditutup hingga 15 November dan penerbangan pesawat sipil dan komersil dilarang. Saat itu hanya pesawat militer yag boleh mengudara.

Pengambil alihan penutupan bandara dilakukan oleh administrasi bandara karena kondisi darurat dan ditutup hingga sabtu ini. "Jadi penutupan karena kandungan udara pascameletusnya Merapi, mengandung asam sulfatara yang membahayakan mesin pesawat sehingga membahayakan penumpang," kata Agus.

Sebelumnya diberitakan, Bandara Adisutjipto belum normal lebih dari 15 hari bandara tidak beroperasi. Bahkan puluhan calon penumpang banyak yang kecewa karena belum ada kepastian soal waktu operasi bandara [baca: Bandara Adisutjipto Belum Beroperasi]. (MEL/Ant)

Dari Merapi

Hujan Abu di Magelang

Liputan6.com, Magelang: Hujan abu dari Gunung Merapi mengguyur Kota Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (20/11). Namun, hujan abu tidak mengganggu para pengguna lalu lintas dan aktivitas warga kota yang berjarak sekitar 50 kilometer barat puncak Merapi itu.

Para pengendara sepeda motor dan pejalan kaki yang melewati sejumlah ruas jalan di kota itu mengenakan masker. "Sejak tadi sekitar pukul 06.00 WIB, hujan abu turun, tetapi hanya tipis," kata Cahyono, warga Perumahan Korpri Kampung Ngembik, Kelurahan Kramat, Kecamatan Magelang Utara, Kota Magelang.

Hujan abu juga dirasakan warga Desa Ngadirojo, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang. "Di jok sepeda motor yang saya parkir di depan rumah, saya lihat ada abu yang berasal dari letusan Merapi," kata Sugiyono, warga setemapat.

Di Dusun Gemer, Desa Ngargomulyo, Kecamatan Dukun, yang jaraknya sekitar enam kilometer barat puncak Merapi, justru tidak merasakan hujan abu. "Tidak ada (hujan abu, red) di sini, gunung hanya tertutup kabut tebal," kata Supriyanto.

Petugas Pengamatan Gunung Merapi di Pos Bukit Ketep, Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Yulianto, mengatakan, kepulan asap solvatara yang keluar dari puncak Merapi tertiup angin ke arah barat laut. "Asapnya condong ke arah barat laut, sehingga kemungkinan terjadi hujan abu di daerah barat dari puncak Merapi," katanya.

Sejak pukul 00.00 hingga 07.00 WIB, kata Yulianto, terjadi dua kali guguran material, tiga kali gempa vulkanik, dan dua kali gempa tektonik yang terpantau dari pos setempat. "Gempa tremor hingga saat ini masih beruntun. Saat ini (sekitar pukul 07.15 WIB, red) Gunung Merapi tertutup kabut tebal," katanya.(ANT/SHA)

Kamis, 18 November 2010

Info Merapi

Intensitas Erupsi Merapi Terus Menurun


Liputan6.com, Sleman: Aktivitas erupsi Gunung Merapi berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral terus menurun. Namun demikian masih meluncurkan awan panas berintensitas kecil. Hal ini yang membuat status awas Merapi masih tetap dipertahankan.

"Gunung Merapi hingga Kamis pagi masih meluncurkan awan panas dengan intensitas kecil. Aktivitas ini terekam pada Kamis pukul 03.34 WIB. Meski erupsinya mengalami penurunan intensitas, namun aktivitas masih tergolong tinggi dan statusnya tetap awas," kata Kepala PVMBG Surono di Sleman, Yogyakarta, Kamis (18/11).

Surono mengatakan, Merapi memang masih mengeluarkan awan panas, guguran tercatat terjadi tiga kali, gempa vulkanik terjadi hingga 16 kali, dan tremor terus beruntun. Tremor yang terjadi beruntun ini sangat berkorelasi dengan hembusan asap yang tebal dan pekat yang disertai dengan abu vulkanik.

Ia mengimbau masyarakat tetap ada pada jarak aman dengan dan bersabar hingga gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta benar-benar stabil. "Ancaman awan panas maupun lahar masih tetap ada sehingga masyarakat jangan lengah dengan kondisi Merapi yang fluktuatif. Tolong warga sabar menunggu," katanya.(ANT/JUM)

Selasa, 16 November 2010

Sekedar Info :

Merapi Berangsur Anteng

Liputan6.com, Klaten: Fluktuasi Kondisi Gunung Merapi mulai normal Selasa (16/11) pagi. Suara gemuruh yang berasal dari perut gunung cenderung berkurang. Cuaca yang cerah pun membuat Merapi terlihat jelas dari atas sampai bawah. Demikian dilaporkan seorang pemantau yang berada di Desa Balerante, Klaten, Jawa Tengah, dari radio panggil.

"Gunung Merapi sudah berangsur agak anteng pagi ini. Tidak ada aktivitas sejak pukul 07.00 pagi sampai sekarang. Abu vulkanik juga tak terlihat menyembur dari puncak Merapi. Tapi kita tetep waspada dan berdoa di sini," katanya.

Sementara itu, aktivitas warga di kawasan Muntilan, juga kembali berangsur normal. Pasar Muntilan dan sejumlah toko-toko milik warga sudah kembali buka. Jalan utama di daerah itu, Jalan Pemuda, ramai dilalui pengguna jalan baik roda empat atau pun roda dua. Kendati demikian, Jalan Veteran, Muntilan, masih sepi dari aktivitas warga.(AZW/ULF)

Minggu, 14 November 2010

Informasi Merapi

Merapi Tak Keluarkan Awan Panas

Liputan6.com, Yogyakarta: Aktivitas Gunung Merapi sejak Sabtu (13/11) hingga Ahad (14/11) tercatat stabil dan tidak mengeluarkan awan panas. Hal ini berdasarkan pengamatan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral.

"Gunung Merapi sempat tidak mengeluarkan awan panas meskipun ada hujan abu vulkanik tipis," kata Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM, Surono, Ahad (14/11).

Berdasarkan hasil pantauan yang dilakukan Badan Penyelidikan dan Pengembangan Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta menjelaskan awan panas Gunung Merapi terakhir keluar pada Jumat (12/11) sebanyak dua kali, sedangkan sepanjang Sabtu (13/11) hingga Minggu (14/11) aktivitas tersebut tidak ditemui.

Surono mengatakan meski demikian, erupsi masih berlangsung dengan intensitas yang cukup tinggi dan status Merapi masih dinyatakan pada level awas.

Hasil laporan semua petugas teramati asap dengan tinggi maksimal 2.000 meter berwarna putih abu-abu hingga kecokelatan. Intensitasnya pekat dan condong ke arah selatan hingga barat daya. Hujan abu tipis terjadi sejak kemarin yang mulai teramati dari Desa Manisrenggo serta sempat terjadi gempa tektonik berdurasi 88 detik.

Surono mengatakan hingga Ahad, pukul 00.00 WIB, teramati kolom asap dan sebelumnya pada Sabtu (13/11) pukul 19.45 WIB tampak titik api diam yang terlihat dari CCTV Deles. Endapan lahar teramati di semua sungai yang berhulu di Gunung Merapi.

Status Merapi hingga kini belum diturunkan sehingga kalangan masyarakat diminta tetap waspada dan radius jarak aman masih 20 kilometer.

Aktivitas Gunung Merapi berdasarkan data seismik yang tercatat di BPPTK Yogyakarta terjadi gempa vulkanik sebanyak 26 kali, Guguran 25 kali, Gempa tektonik 3 kali, dan tremor yang terjadi beruntun. (Ant)

Selasa, 09 November 2010

Mungkin Berguna Bagi Anda

Tips Hindari Bahaya Abu Vulkanik dari Blog Informasi Dan Pengetahuan

1. Apabila mungkin, hindari daerah-daerah yang terkena zona abu

2. Tutup mulut dan hidung atau kenakan masker standard kesehatan karena debu abu vulkanik berbahaya bagi pernafasan.

3. Gunakan kacamata untuk melindungi mata

4. Lindungi kulit dari iritasi akibat debu vulkanik

5. Bersihkan atap dari abu secepatnya karena bisa meruntuhkan atap bangunan bila debu itu tebal.

6. Hati-hati ketika bekerja di atap bangunan rumah

7. Hindari mengendarai kendaraan di daerah hujan abu lebat. Karena mengendarai kendaraan mengakibatkan debu tersedot dan dapat merusak mesin kendaraan tersebut.

8. Bagi yang memiliki riwayat penyakit pernafasan, sedapat mungkin hindari kontak dengan abu vulkanik

9. Tinggal di rumah sampai keadaan dinyatakan aman di luar rumah

10. Hindari daerah bahaya yang telah ditetapkan oleh pemerintah daerah

11. Aliran lahar dan banjir bisa datang tiba tiba, kebakaran hutan, bahkan aliran awan panas yang mematikan tidak terdeteksi jangkauannya bisa membayakan.

12. Jangan coba coba dekati gunung api yang sedang meletus

13. Apabila melihat permukaan aliran air sungai naik cepat cari daerah yang lebih tinggi. Apabila aliran lahar melewati jembatan jauhi jembatan tersebut.

14. Aliran lahar memiliki daya kekuatan yang besar, membentuk aliran yang mengandung lumpur dan bahan gunung api lainnya yang dapat bergerak dengan kecepatan 30-60 kilometer perjam.

15. Awan panas yang mengandung debu gunungapi dapat membakar tumbuhan yang dilaluinya dengan amat cepat.

16. Ikuti informasi berita tentang gunung api melalui media cetak maupun elektronik.

Senin, 08 November 2010

Berita Merapi Hari Ini dari Kantor Berita Antara

[Merapi Masih Simpan Energi Besar] Merapi Masih Simpan Energi Besar

Yogyakarta (ANTARA) - Gunung Merapi masih menyimpan energi yang besar, sehingga Badan Geologi belum dapat memprediksi kapan letusannya akan mereda.

"Sejak 3 November 2010 sampai sekarang Merapi telah empat hari meletus tanpa henti, itu berarti energi yang tersimpan masih besar," kata Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) R Sukhyar, di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, energi yang dikeluarkan Gunung Merapi sejak letusan 3 November hingga 7 November 2010 masih terus berlangsung hingga sekarang, bahkan lebih besar dibanding letusan pertama yang terjadi pada 26 Oktober 2010.

Ia mengatakan energi letusan Gunung Merapi pada 3-7 November 2010 tiga kali lebih besar dengan energi letusan pada 26 Oktober 2010. "Kami tidak dapat memprediksi kapan energi tersebut habis, sehingga Gunung Merapi tidak lagi meletus. Sekarang, kita ikuti dulu saja apa yang dimaui gunung ini," katanya.

Meskipun energi yang dimiliki Merapi masih besar, namun Sukhyar mengatakan untuk sementara radius aman masih ditetapkan pada jarak di luar 20 kilometer dari puncak gunung.

Penetapan radius aman tersebut, menurut dia didasarkan pada data-data sejarah letusan Gunung Merapi, khususnya jarak luncur awan panasnya. "Berdasarkan fakta sejarah, jarak luncur awan panas Merapi tidak pernah lebih dari 15 kilometer, yaitu hanya berkisar 12-13 kilometer, sehingga radius 20 kilometer itu belum akan diubah," katanya.

Kawah berdiameter 400 meter yang telah terbentuk di puncak gunung ini lebih terbuka ke selatan atau mengarah ke hulu Kali Gendol, sehingga awan panas yang diluncurkan Merapi akan mengarah ke kali tersebut.

Namun demikian, Sukhyar mengatakan sebanyak 12 sungai yang berhulu di Gunung Merapi harus tetap diwaspadai, khususnya untuk ancaman awan panas dan lahar dingin.

Sementara itu, intensitas gempa vulkanik Gunung Merapi pada Minggu pukul 00.00 sampai pukul 00.06 WIB kembali meningkat dibanding dua hari sebelumnya.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Surono mengatakan berdasarkan laporan hasil pemantauan aktivitas Merapi hingga pukul 06.00 WIB telah terjadi 31 kali gempa vulkanik.

"Intensitas gempa vulkanik tersebut meningkat cukup tinggi dibanding Jumat dan Sabtu. Pada Jumat (5/11) sama sekali tidak ada gempa vulkanik," katanya, di Yogyakarta.

Selain meningkatnya intensitas gempa vulkanik, Gunung Merapi juga masih terus meluncurkan awan panas, dan awan panas beruntun terjadi pada pukul 03.02 WIB yang meluncur ke Kali Gendol dan Kali Woro. "Rentetan awan panas tersebut diawali dengan gempa vulkanik," katanya.

Sementara itu, suara gemuruh Merapi juga masih terdengar beruntun dari Kecamatan Kemalang dan Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, pada pukul 03.00 hingga pukul 05.30 WIB.

Kolom asap letusan setinggi enam kilometer berwarna kelabu condong ke barat terlihat dari Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten, dan kilat terlihat dari Yogyakarta.

PVMGB masih mengimbau kepada masyarakat untuk tetap mewaspadai ancaman banjir lahar karena intensitas hujan masih tinggi, apalagi material erupsi terus bertambah.

Masyarakat juga tetap diminta untuk tidak beraktivitas di sepanjang alur sungai yang berhulu di Merapi, yang meliputi Kali Woro, Kali Gendol, Kali Kuning, Kali Boyong, Kali Bedog, Kali Krasak, Kali Bebeng, Kali Sat, Kali Lamat, Kali Senowo, Kali Trising, dan Kali Apu.

Status aktivitas vulkanik gunung berapi ini masih tetap "awas", dan wilayah aman bagi pengungsi serta masyarakat adalah tetap di luar radius 20 kilometer.

Terdengar sampai Gunung Kidul

Suara gemuruh Gunung Merapi terdengar sampai Kecamatan Semin, wilayah paling utara Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, yang berbatasan dengan Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Minggu pagi.

"Suara gemuruh Gunung Merapi menjelang Shalat Shubuh membuat warga khawatir dan kemudian mereka memukul kentongan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadi gempa karena gemuruh itu terdengar cukup lama," kata Kepala Desa Bendung, Kecamatan Semin, Sukardi di Semin.

Ia mengatakan sempat mencari sumber suara gemuruh tersebut dengan melihat ke arah Gunung Merapi dari depan kantor Balai Desa Bendung bersama sejumlah warga.

"Kami penasaran dengan suara gemuruh pagi tadi dan berusaha melihat Gunung Merapi dari depan kantor Balai Desa Bendung dan yang terlihat adalah sinar merah menyala seperti bara pada arah barat daya yang merupakan letak Gunung Merapi dari tempat kami," katanya.

Meskipun jaraknya jauh dari Gunung Merapi, Sukardi mengatakan tetap mengimbau warganya meningkatkan kewaspadaan.

Suara gemuruh tersebut sempat membuat anak-anak dan warga ketakutan, karena suaranya terdengar begitu jelas, terkadang volumenya sangat jelas dan kadang mereda. Gemuruh itu terdengar dalam waktu hampir dua jam.

"Anak-anak kami yang sudah terbangun menjadi takut dan tidak mau ditinggal, karena mendengar suara gemuruh itu," kata salah seorang warga Dusun Pencil, Bendung, Semin, Rukmini yang rumahnya berada di bukit.

Suara gemuruh pada Minggu pagi tersebut membuat banyak warga menjadi penasaran dan berkumpul di tempat-tempat yang lebih tinggi, dan tidak terhalang pepohonan agar dapat melihat ke arah Merapi.

Sementara itu, aktivitas seismik Merapi hingga Minggu pukul 12.00 WIB masih tinggi, ditandai dengan gempa tremor, guguran, awan panas beruntun, dan 31 kali gempa vulkanik.

Berdasarkan data dari PVMBG Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Minggu, aktivitas seismik gunung ini sampai sekarang masih tinggi, sehingga masyarakat diminta waspada dengan mematuhi jarak aman di luar radius 20 kilometer.

Laporan pengamatan Gunung Merapi dari Pos Ketep menyebutkan pada Minggu pukul 09.00 WIB terjadi banjir lahar skala kecil di Kali Pabelan di wilayah Kecamatan Sawangan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, dan diikuti hujan abu dan pasir vulkanik dalam radius 10 kilometer dari puncak gunung ini.

Warga masyarakat di "ring road" barat Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), dan di Prambanan, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah (Jateng), masih mendengar suara gemuruh serta suara yang menggelegar dari puncak gunung di perbatasan DIY dan Jateng itu.

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta Subandriyo mengatakan pihaknya telah memasang dua alat seismometer yang ditempatkan di Ketep dan Museum Gunung Merapi untuk melengkapi alat di Pos Plawangan.

Kedua alat tersebut digunakan untuk menggantikan tiga alat pemantauan yang telah rusak terkena letusan Gunung Merapi. "Kemungkinan besar masih akan ada lokasi baru, tetapi masih dikaji lokasi yang aman sekaligus mampu memancarkan sinyal yang baik ke BPPTK," katanya.

Hanya isu

Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian Yogyakarta Subandrio menegaskan tidak benar akan terjadi awan panas sejauh 60 kilometer dari puncak Gunung Merapi, karena kabar itu hanya isu.

"Masyarakat diminta tetap tenang, jangan panik, karena dalam sejarah Merapi belum pernah terjadi luncuran awan panas sejauh itu," katanya, di Yogyakarta, Minggu, menanggapi berbagai isu mengenai Gunung Merapi yang meresahkan masyarakat yang di antaranya menyebutkan akan terjadi awan panas sejauh 60 kilometer.

Oleh karena itu, kata dia, masyarakat diminta tetap tenang, dan mengikuti imbauan institusi yang berwenang seperti Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, maupun Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK).

"Masyarakat tidak perlu terpengaruh adanya isu tersebut, dan luncuran awan panas tidak mungkin melampaui jarak hingga ke zona aman yang telah ditentukan yaitu di luar 20 kilometer," katanya.

Subandrio mengatakan awan panas memang masih terjadi, dan antara pukul 11.00 hingga pukul 12.00 WIB, Minggu, terdengar suara gemuruh cukup keras dari Gunung Merapi. "Awan panas pada hari itu jarak luncurnya sejauh 1,5 kilometer hingga lima kilometer, dan dominan ke arah hulu Kali Gendol dan Woro," katanya.

Menurut dia, dalam beberapa hari terakhir arah luncuran awan panas ke hulu Kali Gendol, Boyong, dan Kali Krasak. "Tetapi pada Minggu, dominan ke Kali Gendol dan Woro," katanya.

Ia mengatakan Kali Gendol saat ini sudah dipenuhi endapan awan panas, karena awan panas terus-menerus terjadi sejak letusan pada 26 Oktober 2010. "Kali Gendol sekarang sudah penuh dengan endapan awan panas, dan apabila masih terus bertambah dengan volume yang sama, maka jika terjadi awan panas yang menuju ke sungai itu jarak luncurnya bisa jauh," katanya.

Meskipun luncuran awan panas bisa jauh, kata Subandrio tidak akan lebih dari 20 kilometer. "Namun, yang harus diwaspadai, awan panas Merapi saat ini terjadi terus menerus, dan setiap saat luncurannya bisa berubah arah," katanya.

Sehingga, kata dia, jika ada warga masuk ke zona tidak aman, itu sangat berisiko. "Oleh karena itu, agar warga tidak sering menengok ternak sapinya yang masih berada di zona tidak aman, sebaiknya sapi itu dibawa turun atau dievakuasi, atau bagaimana caranya lebih baik dijual," katanya.

Isu meresahkan

Sementara itu, seorang pakar geologi dari Universitas Gadjah Mada Yogyakarta mengimbau masyarakat untuk tidak mempercayai isu terkait erupsi Gunung Merapi, karena dengan meneruskan isu melalui pesan layanan singkat kepada orang lain, berarti ikut menyebarluaskan isu yang belum tentu benar, tetapi justru meresahkan.

"Jangan percaya isu mengenai erupsi Merapi, karena isu itu belum tentu benar, dan ikuti saran serta imbauan pemerintah khususnya dari institusi resmi yang memiliki kewenangan terkait dengan perkembangan aktivitas gunung tersebut seperti Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi, serta Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta," kata pakar geologi dari Universitas Gadjah Mada Agus Hendratno, di Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, sudah ada institusi resmi dari pemerintah yaitu PVMBG dan BPPTK yang memiliki kewenangan penuh untuk urusan Gunung Merapi sekaligus menginformasikannya kepada pemerintah daerah dan masyarakat guna mengambil langkah-langkah yang tepat terkait dengan upaya penyelamatan.

"Institusi-institusi pemerintah itu yang semestinya diikuti dan dipatuhi, bukan isu-isu yang tidak jelas sumbernya yang hanya menambah keresahan dan kepanikan," katanya.

Sedangkan terkait dengan pengungsi Merapi, Agus Hendratno yang juga pemerhati dan mempelajari mitigasi bencana, berpendapat, pemerintah perlu memberikan bantuan dana sekadarnya kepada pengungsi khususnya kepala keluarganya untuk menunjang mobilitas mereka selama berada di tempat pengungsian.

Ia memberi gambaran selama ini setiap terjadi bencana dan kemudian pengungsi ditampung di suatu tempat, pemerintah dan para pihak penyumbang lebih banyak memberi bantuan berupa logistik terutama bahan pangan dan makanan siap dikonsumsi, serta obat-obatan maupun keperluan utama lainnya.

"Tetapi sering, salah satu di antara bantuan-bantuan tersebut jumlahnya berlebihan, karena tidak ada pengaturan dalam penyalurannya ke beberapa lokasi pengungsi, sehingga tidak jarang bantuan berupa nasi bungkus misalnya sampai basi karena menummpuk dan jumlahnya berlebihan, sehingga mubazir," katanya.

Oleh karena itu, dari pengalaman selama ini alokasi dana dari pemerintah untuk pengadaan logistik khususnya bahan pangan ketimbang jumlahnya berlebihan, maka lebih baik diberikan berupa uang, tetapi jangan terlalu besar atau secukupnya, untuk keperluan biaya mobilitas kepala keluarga pengungsi di antaranya membeli bahan bakar minyak (BBM) bagi kendaraannya, maupun membeli pulsa untuk telepon selulernya.

"Sebab, mereka selama di tempat pengungsian pasti melakukan komunikasi menggunakan telepon seluler dengan saudara maupun keluarganya di luar daerah, begitu pula mobilitasnya pasti tinggi, apalagi sebagai kepala keluarga," katanya.

Agus mengatakan siapa pun yang berada di tempat pengungsian untuk jangka waktu yang tidak jelas, karena bisa hanya beberapa hari, tetapi bisa juga lama, tentunya mengganggu konsentrasi pekerjaannya, terutama yang wiraswasta maupun pedagang serta petani dan peternak. "Mereka tidak bisa mencari nafkah untuk keluarganya, dan tentu di antara mereka hanya sebagian yang memiliki tabungan," katanya.

Mahasiswa pulang kampung

Ribuan mahasiswa asal luar Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan puluhan mahasiswa asing yang sedang menempuh studi di berbagai perguruan tinggi di Yogyakarta, memilih pulang kampung karena takut dengan letusan Merapi.

"Sekitar 71 dari 300 mahasiswa asal Malaysia pada Minggu ini sudah pulang ke negaranya dan sisanya masih dalam proses kepulangan," kata Kepala Humas dan Protokoler Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Suryo Baskoro, Minggu.

Sementara ribuan mahasiswa asal luar daerah juga pulang, menyusul kebijakan sejumlah perguruan tinggi negeri (PTN) dan perguruan tinggi swasta (PTS) di DIY yang meliburkan kegiatan kuliah hingga 13 November 2010.

Beberapa PTN dan PTS yang meliburkan kegiatan kampus, antara lain UGM, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), Universitas Islam Indonesia (UII), Uviversitas Pembangunan Nasional (UPN), Universitas Atma Jaya Yogyakarta, dan berbagai universitas lain.

"Saya memilih pulang kampung ke Bengkulu karena kampus meliburkan perkuliahan agar lebih tenang dan aman," kata Fina mahasiswa Fakultas Psikologi UII saat sedang menukarkan uang pembelian tiket di Bandara Adisutjipto Yogyakarta.

Nurlianingsih, mahasiswa semester pertama Sastra Inggris UNY mengaku dirinya memilih pulang karena orang tuanya terus menelepon dan khawatir. "Kebetulan kuliah diliburkan dan saya memilih pulang agar keluarga dan orang tua tenang," katanya saat di temui di Stasiun Tugu Yogyakarta.

Berdasarkan pantauan, hampir semua sarana transportasi kereta api dan bus dipenuhi penumpang, bahkan lonjakan penumpang mulai Jumat (5/11) sore dengan tujuan berbagai kota lain naik hingga 100 persen.

Selain pulang kampun tidak sedikit pula mahasiswa yang memilih menjadi relawan bagi korban bencana letusan Gunung Merapi. "Yang penting orang tua tahu kondisi saya aman. Sekali-kali ingin berbuat dan berguna buat orang lain. Padahal selama ini saya tidak pernah masak," katanya Susanti mahasiswi yang menjadi relawan.

"Bencana Merapi juga membutuhkan relawan, makanya kami liburkan hinga 13 November 2010 agar mahasiswa bisa pulang atau menjadi relawan," kata Suryo.

Korban meninggal 88 orang

Korban meninggal dunia akibat letusan awan panas vulkanik Gunung Merapi hingga Minggu siang yang berada di instalasi Forensik Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta bertambah empat orang sehingga menjadi 88 orang.

"Korban meninggal dunia di Rumah Sakit (RS) Sardjito Yogyakarta bertambah lagi empat orang dari sebelumnya 84 orang sehingga menjadi 88 orang, sebanyak 31 korban di antaranya berhasil diidentifikasi," kata Kepala Bagian Hukum dan Humas RS Sardjito Yogyakarta Trisno Heru Nugroho, di Yogyakarta, Minggu.

Jumlah meninggal di RS Sardjito Yogyakarta akibat letusan awan panas Gunung Merapi pada Jumat (5/11) dini hari terdiri atas 35 laki-laki dewasa, 35 perempuan dewasa, 11 anak-anak, dan tujuh jenazah tidak diketahui jenis kelaminnya. Sebanyak 31 jenazah sudah dapat teridentifikasi, namun baru sembilan jenazah yang diambil keluarganya.

Ia mengatakan sebagai rumah sakit rujukan pasien korban letusan Gunung Merapi maka RS Dr Sardjito hingga Minggu pagi menerima sebanyak 138 pasien luka bakar dan luka lainnya yang masuk ke instalasi rawat darurat, dan 61 di antaranya telah diizinkan pulang.

Korban letusan yang masih menjalani rawat inap di RS ini adalah sebanyak 30 pasien luka bakar dan 47 pasien nonluka bakar. Mereka kini tengah mendapat perawatan intensif dari kalangan tim medis rumah sakit ini, katanya.

Korban meninggal akibat letusan Gunung Merapi pada Jumat (5/11) dini hari rencananya akan dimakamkan secara massal di Tempat Pemakaman Umum Sayegan, Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman, Minggu sekitar pukul 15.00 WIB.

"Serah terima jenasah akan dilakukan di RS Sardjito pada pukul 13.00 WIB yang akan diterima Asisten Sekretaris Daerah II Pemerintah Kabupaten Sleman Sunartono," katanya.

Menurut dia, jenazah yang akan dimakamkan secara massal tersebut adalah jenazah yang belum dapat teridentifikasi serta jenazah yang belum diambil oleh keluarganya. "Sesuai dengan ketentuan, dalam waktu 3x24 jam apabila ada jenazah yang belum bisa teridentifikasi, maka jenazah tersebut akan dimakamkan," katanya.

Ia mengatakan dari total 88 jenazah yang akan dimakamkan secara massal sebanyak 79 orang, karena jenazah yang lain telah diambil keluarganya masing-masing untuk dimakamkan.

Sementara itu, sebanyak 77 jenazah korban letusan Gunung Merapi pada Jumat (5/11), dimakamkan secara massal di pemakaman Dusun Beran, Desa Margodadi, Kecamatan Sayegan, Kabupaten Sleman, Minggu malam.

"Jenazah yang dimakamkan itu adalah yang sudah teridentifikasi maupun belum," kata Kepala Bidang Kedokteran Kepolisian Polda DIY AKBP Agustinus di Yogyakarta.

Menurut dia, jumlah jenazah yang berada di Instalasi Forensik RS Dr Sardjito hingga Minggu adalah 88 jenazah, namun baru dapat teridentifikasi 43 jenazah dan sisanya belum dapat teridentifikasi.

Sebanyak enam jenazah dari korban langsung letusan Gunung Merapi dan dua jenazah yang meninggal di bangsal RS Dr Sardjito telah diambil oleh keluarganya, dan hingga sekarang masih ada tujuh jenazah hasil evakuasi Minggu pagi yang masih berada di Instalasi Forensik RS Dr Sardjito.

Agustinus mengatakan, meskipun dimakamkan secara massal, namun tiap-tiap jenazah akan diberi nisan untuk membuat nama bagi jenazah yang sudah teridentifikasi dan nomor label bagi jenasah yang belum teridentifikasi.

"Selebihnya, data ante mortem dan post mortem dari setiap jenazah tersebut akan disimpan oleh DVI yang bisa digunakan kembali apabila ada keluarga yang ingin melakukan konfirmasi," lanjutnya.

Sementara itu, dr Lipur dari bagian forensik RS Dr Sardjito mengatakan bahwa tujuh jenazah yang baru diterima RS Dr Sardjito tersebut masih akan diidentifikasi. "Bagian rekonsiliasi yang menyatukan data ante mortem dan post mortem pun masih terus bekerja," katanya.

Hingga Minggu, Pos Ante Mortem di RS Dr Sardjito telah menerima sekitar 200 laporan orang hilang.

Tinjau kantor BNPB

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Minggu, meninjau kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana di Jalan Kenari Yogyakarta, Daerah Istimewa Yogyakarta.

Presiden didampingi Ibu Negara Ani Yudhoyono dan sejumlah menteri tiba di kantor Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sekitar pukul 15.00 WIB.

Di tempat tersebut Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selain meninjau ruang kantor, juga mendapat penjelasan mengenai kondisi terkini Gunung Merapi. Penjelasan disampaikan Kepala BNPB Syamsul Maarif.

Usai mendapat penjelasan, Presiden Yudhoyono kemudian meninjau ruang media center. Ketika masuk ruangan, presiden langsung mengucapkan terima kasih kepada insan pers. "Terima kasih, terima kasih, telah menyampaikan informasi kepada rakyat mengenai kondisi Gunung Merapi," katanya.

Menurut dia, rakyat ingin mengetahui perkembangan Merapi dan penanganan yang dilakukan jajaran pemerintah. "Dengan adanya media center di kantor BNPB diharapkan akan memudahkan insan pers dalam menyampaikan informasi kepada rakyat," katanya.

Presiden Yudhoyono beserta rombongan selanjutnya meninjau kantor BPPTK Yogyakarta dan tempat pengungsian di Stadion Maguwoharjo, Kabupaten Sleman.

Sementara itu, Ibu Negara Ani Yudhoyono mengajak anak-anak di kawasan lereng Gunung Merapi yang kini berada di tempat pengungsian Stadion Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, agar lebih mencintai Gunung Merapi.

Ajakan tersebut disampaikan Ibu Negara Ani Yudhoyono saat mengunjungi penampungan pengungsi anak-anak di Stadion Maguwoharjo Depok, Yogyakarta, Minggu.

Dalam kesempatan tersebut Ibu Negara Ani Yudhoyono ditunjukkan sebuah lukisan Gunung Merapi berserta dengan "wedhus gembel" (awan panas) yang keluar dari puncak Merapi hasil karya Tejo yang merupakan satu dari ratusan anak yang mengungsi karena bencana letusan gunung ini. "Ini gunung Merapi dan ini adalah `wedhus gembel`," kata Tejo.

Mendapat penjelasan tersebut Ibu Negara kemudian menanyakan kepada Tejo apakah rumahnya rusak akibat letusan Gunung Merapi dan dijawab tidak. "Apakah rumahmu rusak, sekarang semua harus mencintai Gunung Merapi karena Gunung Merapi merupakan ciptaan Tuhan," kata Ibu Negara.

Setelah itu, Ibu Negara meninjau dapur umum untuk para pengungsi letusan Gunung Merapi di area Stadion Maguwoharjo, Depok, Sleman.

Ibu Negara dan rombongan yang tiba sekitar pukul 10.30 WIB itu, langsung menuju ke lokasi penampungan pengungsi ibu dan balita di sisi barat Stadion Maguwoharjo, Sleman.

Dalam kesempatan tersebut Ibu Negara menyalami ibu-ibu dan anak-anak serta membagikan bingkisan berupa buku-buku untuk anak-anak. "Maksud Ibu Negara berkunjung ke sini untuk bertemu dengan warganya yang sedang menderita, namun kenapa warga yang ingin bertemu justru dihalangi pagar betis tentara yang sangat rapat," kata salah satu pengungsi Sajarwo dari Desa Wukirsari, Cangkringan, Sleman.**3***

Kendaraan segala medan

Palang Merah Indonesia (PMI) berencana menerjunkan dua unit "Hagglundsdi" (kendaraan segala medan) untuk menembus medan yang berbahaya, dan menembus dusun-dusun yang diterjang awan panas Merapi, dan belum terevakuasi.

"Kami hari ini sudah terjunkan dua unit `Hagglundsdi` untuk membantu evakusi korban letusan Gunung Merapi di dusun-dusun yang belum tersentuh," kata Ketua PMI Jusuf Kalla di Pusat Pengungsi Stadion Maguwoharjo, Sleman, DI Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, pihaknya akan bekerja sama dengan Kopassus membantu evakuasi korban letusan Gunung Merapi. "Dipilihnya Kopassus karena mereka memiliki keahlian khusus mengunakan kendaraan `hagglundsdi` guna memperlancar evakuasi," papar mantan wapres ini.

Kepala Badan Geologi Kementerian ESDM Sukhyar mengingatkan kondisi Merapi masih cukup berbahaya, sehingga tim evakuasi perlu berhati-hati.

"Wilayah yang diterjang awan panas masih sangat berbahaya dan sebaiknya dihindari tim evakuasi, serta menunggu sampai kondisi aman," katanya.

Menurut dia, saat ini arah luncuran awan panas sulit diprediksi, karena aktivitas vulkanik Merapi fluktuatif dan menyebar ke segala arah. "Saat ini, daya eksplosifitas Merapi memang mengalami penurunan, namun intensitas aktivitas vulkaniknya cukup tinggi. Bahkan berdasar pantauan pukul 03.00 WIB, letusan terjadi dan tinggi kolom asap mencapi enam Kilometer," katanya.

Ia menuturkan, kondisi tersebut mengindikasikan pasokan magma terus berlangsung, dan saat ini di puncak sudah terbentuk kawah berdiameter 400 meter. "Pasokan magma ke Merapi cukup besar, salah satunya diliat dari material vulkanik yang dikeluarkan sudah mencapai 100 juta meter kubik lebih," katanya.

Pemerintah telah membentuk tim untuk mendata dan mengidentifikasi sapi milik warga korban bencana erupsi Gunung Merapi di DIY dan Jateng, kata Menteri Pertanian Suswono. "Tim tersebut saat ini sedang menjalankan tugasnya," katanya di Istana Kepresidenan Gedung Agung Yogyakarta, Minggu.

Menurut dia, untuk mengganti sapi milik warga korban Merapi tersebut pemerintah menyediakan anggaran sebesar Rp100 miliar. Pemerintah masih membahas mengenai prosedur penggantian sapi tersebut.

"Kami akan melakukan kajian mengenai kepemilikan sapi tersebut, apakah sebagai mata pencaharian bagi pemiliknya atau tidak. Hal itu akan membedakan nilai penggantian, dan pemerintah akan mengganti dengan harga yang layak," katanya.

Sebelumnya, Menko Kesra Agung Laksono mengatakan, pemerintah akan berupaya mengganti ternak sapi milik warga yang menjadi korban bencana letusan Gunung Merapi.

Namun, menurut dia, prosedur, mekanisme, dan besaran nilai penggantian sapi mati masih dalam pembahasan dan akan ditentukan indeksnya. "Jadi, pemerintah berupaya memberikan ganti rugi bagi pemilik sapi yang mati. Dengan demikian, tidak hanya sapi hidup yang diganti pemerintah," katanya.

Ia mengatakan, pemerintah menyiapkan pembelian sapi hidup di kawasan rawan bencana Merapi. Untuk pembelian sapi tersebut diperlukan prosedur dan akuntabilitas yang bisa dipertanggungjawabkan.

"Pembelian sapi tersebut merupakan salah satu upaya agar warga pemilik sapi tidak kembali ke daerah bahaya Merapi hanya untuk mengurusi ternaknya yang ditinggal mengungsi," katanya.

Jumat, 05 November 2010

Berita Merapi dari Kantor Berita Antara

Kurang Dari 20 Km Terancam Bahaya Merapi


[Kurang Dari 20 Km Terancam Bahaya Merapi] Kurang Dari 20 Km Terancam Bahaya Merapi

Yogyakarta (ANTARA) - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi menetapkan wilayah aman dari ancaman bahaya Gunung Merapi menjadi lebih dari 20 kilometer dari puncak gunung, dari sebelumnya lebih dari 15 kilometer.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) Badan Geologi Surono, di Yogyakarta, Jumat dini hari, mengatakan, sejak pukul 00.55 WIB wilayah aman dari ancaman bahaya Merapi menjadi lebih dari 20 kilometer.

Penetapan tersebut diambil untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, terkait dengan erupsi Merapi yang masih tinggi, termasuk kepanikan warga yang dikhawatirkan bisa menyebabkan musibah yang lain.

Suara gemuruh yang diduga dari Gunung Merapi terdengar sampai kota Yogyakarta, Jumat dini hari sekitar pukul 00.30 WIB, sehingga menyebabkan kepanikan sebagian warga kawasan utara kota ini, dan terjadi peningkatan arus kendaraan yang melaju dari wilayah utara ke selatan.

Dilaporkan hujan pasir halus cukup deras mengguyur wilayah Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta. Di sebagian wilayah Kabupaten Sleman listrik padam sejak pukul 00.50 WIB.

Lereng Gunung Merapi di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, Jumat, pukul 00.50 WIB, dihujani kerikil setelah sebelumnya mengeluarkan suara gemuruh yang desertai getaran keras dan petir sehingga membuat para pengungsi ketakutan.

Suara gemuruh, getaran keras, dan petir menyambar yang langsung disusul hujan kerikil membuat ribuan pengungsi bergegas turun gunung teraktif di Indonesia itu untuk mencari tempat perlindungan yang aman.

Hal ini membuat ribuan pengungsi di tiga kecamatan, yaitu Kecamatan Pakem, Turi, dan Cangkringan bergerak ke selatan mengendarai mobil, sepeda motor, dan kendaraan TNI. Relawan, TNI, polisi, dan petugas pemerintah setempat membantu mengevakuasi pengungsi.

Mobil yang membawa kalangan pengungsi harus bersabar karena pengungsi yang menggunakan kendaraan bermotor buru-buru menuju ke tempat yang aman. Pengungsi ada yang mengarah ke kampus Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, dan bahkan ke arah Solo, Jawa Tengah.

Para pengungsi tidak sempat membawa benda apa pun karena terburu-buru ingin menyelamatkan diri ke tempat yang lebih aman setelah gunung yang teraktif di Indonesia itu mengeluarkan suara gemuruh keras dan hujan kerikil yang berlangsung hampir selama satu jam.

Peningkatan status tersebut dikarenakan aktivitas Gunung Merapi menunjukkan peningkatan yang membahayakan. Oleh karena itu, pemerintah setempat diimbau untuk segera mengevakuasi warga.

Arus kendaraan terus memadati jalan raya Kaliurang - Yogyakarta, ketika warga bergerak ke selatan atau menjauh dari Gunung Merapi, sejak Jumat dini hari pukul 01.00 WIB.

Dari pemantauan, kendaraan bermotor roda dua maupun roda empat yang melaju di jalan itu tampak kotor karena abu dan pasir vulkanik yang melekat di kendaraan terkena air hujan sehingga lengket.

Listrik PLN di sebagian wilayah Kabupaten Sleman padam sejak pukul 01.15 WIB, sementara gerimis dan hujan abu serta kerikil vulkanik belum reda hingga pukul 02.10 WIB.

Sebelumnya, suara gemuruh yang diduga dari Gunung Merapi terdengar sampai kota Yogyakarta, Jumat dini hari sekitar pukul 00.30 WIB, sehingga menyebabkan kepanikan sebagian warga kawasan utara kota ini, dan terjadi peningkatan arus kendaraan yang melaju dari wilayah utara ke selatan.

Dilaporkan hujan pasir halus cukup deras mengguyur wilayah Kabupaten Sleman, dan Kota Yogyakarta. Di sebagian wilayah Kabupaten Sleman listrik padam sejak pukul 00.50 WIB.

Ditampung di stadion

Belasan ribu pengungsi dari Kecamatan Pakem, Turi, dan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Jumat, memadati Stadion Maguwoharjo Sleman setelah Gunung Merapi mengeluarkan suara gemuruh yang disusul hujan kerikil.

Tampak ribuan sepeda motor memadati halaman stadion, sedangkan ratusan mobil, truk, dan pikap yang mengangkut para pengungsi parkir di stadion itu. Pemeritah kabupaten setempat membagi para pengungsi berdasarkan daerahnya masing-masing agar mudah terpantau.

Para pengungsi beristirahat sambil tiduran di tikar yang memang sudah disiapkan di stadion. Pengungsi yang terdiri atas orang tua, lansia, dan anak-anak tampak kelelahan setelah melakukan pengungsian dari daerahnya masing-masing dengan menggunakan sepeda motor, truk, dan pikap.

Anggota Polri, TNI, dan relawan hingga kini masih terus mengatur arus pengungsi letusan Gunung Merapi yang terus berdatangan ke Stadion Maguwoharjo Sleman.

Sebelumnya belasan ribu warga yang tinggal di Kecamatan Pakem, Turi, dan Cangkringan diungsikan ke tempat lebih aman setelah Gunung Merapi mengeluarkan suara gemuruh yang disusul hujan kerikil.

Aktivitas Gunung Merapi seperti itu membuat Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral menetapkan wilayah aman dari ancaman bahaya Gunung Merapi menjadi lebih dari 20 kilometer dari puncak gunung dari sebelumnya 15 kilometer.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMG) Badan Geologi Surono mengatakan sejak pukul 00.55 WIB wilayah aman dari ancaman bahaya Merapi menjadi lebih dari 20 kilometer.

Ribuan warga tersebut kini sedang menuruni lereng Merapi yang hujan abu serta jalan dipenuhi abu dan kerikil. Mereka mengenakan mobil, motor, dan kendaraan TNI. Relawan, TNI, polisi, dan petugas pemerintah setempat membantu mengevakuasi para pengungsi.

Para pengungsi ini akan dipindahkan ke Stadion Maguwoharjo di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Kondisi jalan turunan menuju lokasi relokasi pengungsian padat sehingga terpaksa berjalan pelan-pelan karena jarak pandang terbatas karena abu vulkanik.

Mobil yang membawa kalangan pengungsi harus bersabar karena pengungsi yang menggunakan kendaraan bermotor terburu-buru untuk menuju ke tempat aman. Pengungsi ada yang mengarah ke Uiversitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta dan Solo, Jawa Tengah.

14 korban tewas

Sebanyak 14 korban tewas akibat terkena awan panas Gunung Merapi masih berada di Rumah Sakit Dr Sardjito Yogyakarta, dan 50 korban lainnya mengalami luka bakar, Jumat.

Sementara itu, sebanyak 13 korban luka bakar awan panas Gunung Merapi warga Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, dirawat di Rumah Sakit Suradji Tirtonegoro Kabupaten Klaten, Jawa Tengah, Jumat.

Mereka yang umumnya mengalami luka bakar 20-30 persen itu, adalah warga Kecamatan Cangkringan dan Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY). Mereka dirawat di rumah sakit (RS) di Klaten, karena bangsal perawatan RS Dr Sardjito Yogyakarta tidak mampu lagi menampung para korban luka bakar tersebut.

Menurut salah seorang dokter di RS Suradji Tirtonegoro Klaten, jika ada pasien korban awan panas dengan luka bakar di atas 50 persen ke atas, harus dirujuk ke rumah sakit yang lebih besar dan memadai peralatan medisnya.

Jumlah korban luka bakar akibat erupsi Merapi dan karena kecelakaan di tengah kepanikan warga, hingga Jumat pukul 04.35 WIB, sebanyak 50 orang.

Salah seorang dokter rumah sakit setempat, Sigit Priyo Hutomo, di Yogyakarta, mengatakan, di antara korban sebanyak itu, lima anak balita. Sedangkan korban meninggal akibat terkena awan panas Merapi tercatat satu orang balita.

Tujuh rumah di Blonggang, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, terbakar karena diterjang awan panas Gunung Merapi, Jumat.

Menurut keterangan salah seorang anggota tim SAR Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang keberatan disebutkan namanya, masih puluhan warga yang sedang dievakuasi dari dusun itu, karena sudah jatuh korban satu orang tewas akibat terkena awan panas.

Korban tewas berjenis kelamin laki-laki itu, saat ini sedang dievakuasi dari wilayah bencana. Sedangkan 10 korban luka bakar akibat awan panas, sudah dibawa ke Rumah Sakit (RS) Dr Sardjito Yogyakarta untuk menjalani pengobatan dan perawatan. Mereka umumnya mengalami luka bakar sekitar 70 persen.

Di antara korban yang mengalami luka bakar, terdapat tiga orang yang masih berusia anak-anak, dengan kondisi yang memprihantinkan.

Blonggang, Kecamatan Cangkringan, jaraknya hanya sekitar delapan kilometer dari Gunung Merapi.

Terus disiagakan

Petugas sejumlah rumah sakit di Yogyakarta disiagakan, menyusul terjadinya letusan Merapi pada Jumat pukul 00.15 WIB, dan suara gemuruh yang terdengar sampai kota ini, sehingga menyebabkan kepanikan warga, dan kepadatan arus kendaraan di jalan raya.

Dari pantauan di Rumah Sakit Dr Sardjito, sejumlah mobil yang membawa pasien yang sebagian besar lanjut usia (lansis) yang mengalami sesak napas, tiba di rumah sakit ini.

Begitu pula di rumah sakit (RS) lainnya seperti RS Bethesda, RS Panti Rapih dan RS PKU Muhammadiyah, tampak kesibukan dengan kedatangan sejumlah pasien yang mengalami sesak napas akibat menghirup abu vulkanik Merapi.

Sedangkan sebagian pasien lain karena terluka akibat kecelakaan lalu lintas. Korban adalah pengendara kendaraan bermotor terutama roda dua yang matanya terkena abu maupun pasir vulkanik, sehingga tidak bisa melihat dengan jelas, dan akibatnya bertabrakan dengan kendaraan lain atau menabrak.

Kota Yogyakarta hingga pukul 02.15 WIB, Jumat, masih diguyur abu dan pasir dari Gunung Merapi, sementara gerimis di wilayah Kabupaten Sleman belum reda, sehingga menyebabkan benda yang terkena material vulkanik itu tampak kotor.

Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X meminta kepada warga masyarakat untuk mematuhi ketentuan jarak aman harus lebih dari 20 kilometer dari puncak Gunung Merapi.

"Patuhi ketentuan itu agar kita terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya di Yogyakartga, Jumat.

Sultan juga mengingatkan warga masyarakat untuk menggunakan masker jika berada di luar rumah, karena abu dan pasir vulkanik masih beterbangan di wilayah Yogyakarta, khususnya Kabupaten Sleman. "Masker sangat penting untuk dipakai warga jika berada di luar rumah, apalagi jika berkendaraan bermotor roda dua," katanya.

Ia meminta kepada masing-masing pemerintah kabupaten/kota di provinsi ini untuk mengusahakan pengadaan masker bagi warga masyarakat.

Mengenai aktivitas perkantoran, sekolah, perguruan tinggi, maupun perdagangan di Yogyakarta, Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat ini berharap tidak sampai terhenti, tetapi kemungkinan hanya terhambat.

Sementara itu, pasien lanjut usia atau berusia 60 tahun ke atas yang merupakan warga Kota Yogyakarta akan memperoleh keringanan biaya pemeriksaan dan pengobatan hingga 60 persen apabila berobat di Puskesmas di kota tersebut.

"Keringanan biaya pemeriksaan dan pengobatan untuk warga Kota Yogyakarta yang telah lanjut usia ini merupakan terobosan baru dari peraturan daerah yang ada," kata Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Dasar Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Tri Mardaya di Yogyakarta, Jumat.

Berdasarkan Peraturan Daerah (Perda) Nomor 3 Tahun 2010 tentang retribusi pelayanan kesehatan pada pusat kesehatan masyarakat yang menggantikan Perda Nomor 5 Tahun 2006, keringanan tarif pemeriksaan dan pengobatan untuk Lansia tersebut adalah klausul baru yang belum ada pada perda lama.

Selain itu, Lansia juga akan memperoleh keringanan sebesar 50 persen untuk tindakan lanjutan.

Penduduk Kota Yogyakarta juga akan memperoleh keringanan tarif 60 persen untuk pemeriksaan dan pengobatan serta 25 persen untuk tindakan lanjutan.

"Keringanan tarif untuk pemeriksaan dan pengobatan serta tindakan lanjutan ini sudah dihitung dengan baik, dan tidak akan ada pelayanan yang dikurangi dengan adanya keringanan biaya ini," katanya.

Namun demikian, Tri mengingatkan agar masyarakat Kota Yogyakarta yang ingin memperoleh keringanan biaya tersebut harus mematuhi persyaratan yang ditetapkan seperti membawa bukti identitas diri berupa kartu tanda penduduk (KTP) serta kartu pasien saat ingin memperoleh pelayanan kesehatan di puskesmas.

Berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 2010 tersebut, Puskesmas juga akan memperoleh pengembalian pendapatan sebesar 100 persen melalui mekanisme anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

"Pengembalian pendapatan tersebut lebih besar dibanding aturan dalam Perda Nomor 5 Tahun 2006, yaitu sebesar 67,5 persen," katanya.

Perkiraan total pendapatan dari 18 puskesmas di seluruh Kota Yogyakarta dalam satu tahun adalah sekitar Rp2,8 miliar.

Pengembalian pendapatan sebesar 100 persen tersebut kemudian akan digunakan untuk tiga kegiatan utama puskesmas yaitu 30 persen untuk usaha pemberdayaan masyarakat, 35 persen untuk operasional Puskesmas dan 35 persen untuk jasa layanan.

Kegiatan dalam usaha pemberdayaan masyarakat tersebut di antaranya adalah penyuluhan di wilayah tentang pola hidup bersih dan sehat.

Sementara itu, Kepala Puskesmas Mergangsan Titik Sumartiningsih mengatakan, perkiraan pengembalian pendapatan yang akan diterima puskesmas pada 2011 adalah sekitar Rp1,018 miliar.

"Dalam Perda telah diatur jelas pada 30 persen dari pengembalian pendapatan akan digunakan untuk kegiatan promotif dan preventif seperti penyuluhan-penyuluhan," katanya.

Berdasarkan Perda Nomor 3 Tahun 2010 tersebut, Puskesmas di Kota Yogyakarta juga memiliki enam jenis layanan baru yaitu, pelayanan psikologi, pelayanan perawatan rumah, pelayanan nebulizer, Naso Gastric Tube (NGT), laboratorium HIV/AIDS, dan peningkatan laboratorium klinis seperti pemeriksaan fungsi ginjal dan hati.